Liputan6.com, Jakarta Beberapa lukisan abstrak terpampang di dinding sudut Kampung Joglo yang terletak di Tanjung Lesung, Banten. Kampung Joglo tersebut merupakan milik desainer Migi Rihasalay dan suaminya Andrew James.
Lukisan abstrak tersebut dibuat oleh seniman asal Australia, Jake James. Salah satu tema lukisan abstraknya adalah berupa gambar Badak Bercula 1 yang merupakan endemik kawasan yang dekat daerah tersebut yakni Ujung Kulon.
"Ini Rhino (Badak). Saya membuatnya karena di sini memang tempat tinggal badak. Kalau saya di Australia mungkin saya akan gambar Kanguru," ujar Jake James kepada Liputan6.com, di Kampung Joglo, Tanjung Lesung, Banteng, baru-baru ini.
Advertisement
Menurut Jake, yang juga putra dari Andrew James ini, makna lukisan yang dibuatnya ini memiliki berbagai arti. Katanya, bagian tubuh badak yang digambar dengan berbagai warna merupakan wujud keberagaman masyarakat Indonesia.
"Kalau culanya, saya memaknai sebagai ilmu. Dari situ kita bisa mendapatkan banyak ilmu," ujar Jake James.
Pameran Lukisan di Banyak Negara
Jake James menceritakan dirinya sudah banyak membuat pameran lukisannya di beberapa negara. Beberapa di antaranya adalah Singapura, New York, Kanada, dan beberapa negara lainnya.
"Bulan Desember nanti saya akan membuat pameran di Tasmania. Saya sedang mempersiapkannya saat ini," ujar Jake James.
Advertisement
Event
Lukisan yang dibuat Jake James ini memang sengaja menceritakan kondisi yang ada di Indonesia. Hal ini sesuai dengan event yang sedang berlangsung di Kampung Joglo yakni Waz Wave, Sabtu (24/9/2023). Selain lukisan Jake, juga dihadirkan beberapa DJ terkenal dari Australia.
"Jadi acara malam ini adalah festival Waz Wave. Kita juga menghadirkan seniman dari Australia yakni Jake James, Keine, Mina, DJ dari Australia. Rencana kita menyatukan kulture Indonesia dan Australia. Ini merupakan proses sebagian rencana di Kampung Joglo," ujar Migi Rihasalay.
Menurut Migi, pertunjukkan yang dilangsungkan di Kampung Joglo ini merupakan salah satu bentuk pengenalan tempat yang baru dibangunnya ini.
"Ini memang tahap awal dari trial untuk menjadi lebih heboh lagi. Kita akan melakukan setiap bulan dan setiap tahun untuk acara yang besar," ujar Migi.
Ide Acara
Ditambahkan Andrew, ide acara ini bermula dari keinginan mendalamnya menggabungkan budaya Indonesia dan Australia. Ia ingin menciptakan ‘jembatan’ budaya antara kedua negara ini melalui seni dan musik.
“Saya memiliki mimpi memperkenalkan budaya Australia dan Indonesia lebih dalam. Saya ingin menciptakan ‘jembatan’ di antara keduanya,” beber Andrew.
Ia mengungkapkan, walau perjalanan untuk menggabungkan budaya ini tidak mudah, tetapi ia berkomitmen untuk terus melakukannya. Andrew pun berharap Festival Waz Wave dan acara seni dan budaya di Kampung Joglo akan menjadi titik awal yang baik untuk memahami dan menghargai budaya kedua negara ini.
Andrew juga menyoroti upaya bagaimana budaya Indonesia bisa lebih dikenal di Australia. Salah satu contohnya, masih kurangnya restoran Indonesia di Australia.
“Ke depannya, festival ini diharapkan bisa membantu memperkenalkan makanan Indonesia kepada lebih banyak orang di Australia, sehingga menciptakan pemahaman yang lebih baik tentang budaya Indonesia,” pungkas Andrew.
Advertisement