Liputan6.com, Jakarta Sineas Danial Rifki yang dikenal publik lewat film Tanah Surga Katanya dan Haji Backpaker bulan ini merilis serial 6 episode, Rencana Besar. Diproduksi Falcon Pictures untuk Prime, Rencana Besar diangkat dari novel terkenal karya Tsugaeda.
Serial ini diperkuat sejumlah bintang dengan jam terbang enggak kaleng-kaleng yakni Adipati Dolken, Chicco Kurniawan, Dwi Sasono, Prisia Nasution, Hanggini, Khiva Iskak, hingga aktor senior Arswendy Bening Swara.
Menggarap Rencana Besar menghadirkan tantangan baru bagi Danial Rifki yang selama ini aktif di film. Tak hanya menyutrudarai, sineas peraih Piala Citra ini terlibat dalam pemilihan pemain dan mengawal naskah hingga hasil akhirnya sebagus sekarang.
Advertisement
Laporan khas Showbiz Liputan6.com menghimpun 6 fakta dari balik layar serial Rencana Besar. Tayang mulai 5 Oktober 2023, Danial Rifki optimistis Rencana Besar memberi warna baru dalam dunia serial platform streaming yang makin bergairah. Cek, yuk!
1. Digarap Sejak Pertengahan 2022
Dalam sesi wawancara via telepon, Sabtu (7/10/2023), Danial Rifki menjelaskan skenario Rencana Besar digodok sejak pertengahan 2022. Danial Rifki duduk bareng pihak Falcon Pictures membahas formula skrip mengingat serial ini nantinya bergenre kompleks.
“Naskah serial ini dibahas sejak pertengahan 2022. Saya dan pihak Falcon Pictures duduk bareng membahas bagaimana mengerjakannya karena Rencana Besar punya banyak genre dari heist, social issue, political thriller hingga drama. Ini terbilang baru,” katanya.
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Advertisement
2. Adipati Dolken Pertama Direkrut
Konfigurasi pemain didiskusikan Danial Rifki dengan produser dan produser eksekutif. Calon pemain menjalani tes kamera. Mereka juga dicek dari aspek rekam jejak, pencapaian, jam terbang, dan terpenting kecocokan dengan karakter yang akan diperankan.
“Pemain pertama yang langsung didapat Adipati Dolken. Kali pertama ketemu Adipati di kantor Falcon Pictures kami merasa dia lovable, keren, dan ganteng. Di sisi lain, terasa sekali aura rebel dan nyolotnya,” urai Danial Rifki. Adati dipercaya memerankan Rifad.
3. Prisia Nasution Yang Terakhir
Masih segar dalam ingatan Danial Rifki repotnya mencari pemain. Tokoh Ayumi misalnya, butuh aktris yang cerdas dari “sononya” dan punya aura dingin. “Untuk menemukan Prisia Nasution lumayan lama. Karakter Ayumi butuh cewek beraura dingin dan cerdas,” paparnya.
Jadi, tak hanya dilihat dari fisik tapi juga “tongkrongannya.” Prisia Nasution memenuhi unsur ini. Sementara itu, Dwi Sasono memerankan Makarim. Hanggini sebagai Amanda. Chicco Kurniawan menjadi Reza. Khiva Iskak memainkan Agung dan Surya dihidupkan Arswendy.
Advertisement
4. Syuting 2 Bulan di Jakarta dan Sekitarnya
“Lokasi syuting utama di Museum Bank Mandiri, Kota Tua Jakarta dan sejumlah tempat di sekitar Jakarta alias Bodetabek. Total syuting dua bulanan, namun syuting days sekitar 40 hari,” Danial Rifki memaparkan. Sejak awal, ia sadar serial OTT beda dengan film bioskop.
Menonton di OTT ada banyak faktor eksternal yang berpotensi medistraksi fokus penonton. Tak seperti saat menonton di bioskop dengan ruang tertutup dan gelap. Karenanya, memasuki tahap editing, ritme cerita Rencana Besar dibuat cepat agar penonton tak bisa meleng sedikit.
5. Adegan Demonstrasi Bareng 700 Figuran
Memiliki pemain dan tim eksekutor dengan jam terbang tinggi memudahkan Danial Rifki selama syuting Rencana Besar. Namun semudah-mudahnya syuting, ada saja adegan yang menguras energi dan butuh persiapan ekstra. Dalam Rencana Besar, adegan demonstrasi.
“Ada adegan yang persiapannya luar biasa detail yakni demonstrasi. Melibatkan sekitar 700 figuran yang jika ditambah polisi dan kru total mencapai 1.000-an orang. Makanya untuk syuting adegan demonstrasi, kami butuh waktu 2 hari sendiri,” ia menerangkan.
Advertisement
6. Esensi Sama, Hanya Dimutakhirkan
Danial Rifki membantah isu yang menyebut Rencana Besar sebenarnya disiapkan sebagai film layar lebar namun banting setir jadi serial. Menurutnya, sejak awal Rencana Besar diformat sebagai serial. Risetnya lama karena didasari novel yang dirilis 10 tahun lalu.
“Maka kami berupaya menginikan perkembangan teknologi karena sekarang serbadigital. Sepuluh tahun lalu misalnya, BlackBerry Messenger simbol kecanggihan. Sekarang, semua mudah diakses dari medsos. Jadi, esensinya cerita sama, kemasannya dimutakhirkan,” tutup Danial Rifki.