Ferry Maryadi Menangis Kenang Pertemuan Terakhir dengan Mendiang Ayah Mertua

Ferry Maryadi sempat diucapkan terimakasih oleh ayah mertuanya itu.

oleh M Altaf Jauhar diperbarui 19 Mei 2024, 20:00 WIB
Diterbitkan 19 Mei 2024, 20:00 WIB
Deswita Maharani dan Ferry Maryadi menghadiri pemakaman Yusuf Affendy di TPU Menteng Pulo, Jakarta Selatan.
Deswita Maharani dan Ferry Maryadi menghadiri pemakaman Yusuf Affendy di TPU Menteng Pulo, Jakarta Selatan.

Liputan6.com, Jakarta Ferry Maryadi kenang sosok mendiang ayah Deswita Maharani, yang dinilai tidak pernah ingin menyusahkan orang lain. Baginya, ayah Deswita Maharani itu adalah partner dan panutan dalam urusan beribadah. 

Ferry Maryadi pun menangis mengungkap momen terakhir pertemuannya dengan almarhum di rumah sakit. Kala itu mendiang menjabat tangan Ferry dan mengucapkan terimakasih, tanpa memberitahukan maksud dari ucapan tersebut.

"Bapak nggak pernah nyusahin. Terakhir itu ketemu di rumah sakit, tumben-tumbenan Atok yang salim sama saya, ini aneh," kata Ferry Maryadi di TPU Menteng Pulo, Jakarta Selatan, Sabtu (18/5/2024).

"Dia ngomong makasih ke saya, 'makasih apa?', Ya dia bilang makasih aja gitu, dan minta maaf," kenang Ferry Maryadi sambil menangis.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Tidak Mengeluh

Deswita Maharani dan Ferry Maryadi menghadiri pemakaman Yusuf Affendy di TPU Menteng Pulo, Jakarta Selatan.
Deswita Maharani dan Ferry Maryadi menghadiri pemakaman Yusuf Affendy di TPU Menteng Pulo, Jakarta Selatan.

Deswita melanjutkan, mendiang ayahnya pribadi yang jarang mengeluh. Meskipun ia menyadari, seiring bertambahnya usia, almarhum menjadi cerewet. 

"Dia nggak banyak ngeluh, kalau cerewet atau bawel ya lumrah lah ya namanya orang tua. Aku juga sadar semakin tua seseorang akan kembali seperti anak anak," tutur Deswita.

 


Keras Kepala

Ferry Maryadi
Ferry Maryadi di Kawasan Tendean, Jakarta Selatan, Senin (25/3/2024). (Dok. via M Altaf Jauhar)

Namun yang Deswita sesali, sikap keras kepala sang ayah yang selalu enggan setiap diajak ke rumah sakit. Padahal, almarhum sadar betul tentang kondisinya yang tidak baik-baik saja. 

"Dia itu orangnya keras kepala. Disuruh ke dokter aja nggak mau, padahal dia tau sakit dan perubahan badan  sudah kuning. Cuma dia nggak mau dibawa ke rumah sakit. Jadi dia berusaha nahan dan nggak ngeluh," jelas Deswita.

 


Diagnosis

Hingga akhirnya bersedia dibawa ke rumah sakit, tim dokter mendiagnosis almarhun sangat kesakitan jika melihat dari kondisi tubuhnya. Deswita tak habis pikir mendiang memilih menahan sakit 

"Pas dibawa ke rumah sakit masuk UGD, dokter udah bilang badannya sudah kuning dan ini badannya pasti sakit banget. Bisa-bisanya bapak bertahan sakit gini," ucap Deswita Maharani.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya