6 Fakta Film Tuhan Izinkan Aku Berdosa: Hanung Bramantyo Baca Novelnya Sejak 2010, Raam Punjabi Turun Tangan

Film Tuhan Izinkan Aku Berdoa yang dibintangi Aghniny Haque tayang di bioskop mulai 22 Mei 2024. Sineas Hanung Bramantyo punya catatan khusus soal ini.

oleh Wayan Diananto diperbarui 22 Mei 2024, 10:26 WIB
Diterbitkan 22 Mei 2024, 10:00 WIB
Tuhan Izinkan Aku Berdosa
Film Tuhan Izinkan Aku Berdoa yang dibintangi Aghniny Haque tayang di bioskop mulai 22 Mei 2024. Sineas Hanung Bramantyo punya catatan khusus soal ini. (Foto: Dok. Instagram @aghninyhaque)

Liputan6.com, Jakarta Film Tuhan Izinkan Aku Berdosa yang diproduksi Dapur Film dan MVP Pictures akhirnya tayang di bioskop mulai 22 Mei 2024. Sutradaranya, Hanung Bramantyo, punya catatan khusus soal ini.

Tuhan Izinkan Aku Berdosa yang diproduseri Raam Punjabi, diadaptasi dari novel karya Muhidi M Dahlan, Tuhan Izinkan Aku Menjadi Pelacur. Novel ini dirilis pada 2003 dan memantik kontroversi.

Hanung Bramantyo membaca novel ini pada 2010 lalu jatuh hati pada kontennya. Tebersit di benaknya untuk memfilmkan Tuhan Izinkan Aku Menjadi Pelacur. Siapa sangka, 14 tahun kemudian mimpi itu terwujud.

Laporan khas Showbiz Liputan6.com kali ini merangkum 6 fakta film Tuhan Izinkan Aku Berdosa yang dibintangi Aghniny Haque dan Djenar Maesa Ayu. Bersiaplah untuk menyaksikannya di bioskop.

 

1. Hanung Syok Baca Novelnya

Hanung Bramantyo
Hanung Bramantyo melahirkan film terbaru, Tuhan Izinkan Aku Berdosa yang diadaptasi dari novel Tuhan Izinkan Aku Menjadi Pelacur karya Muhiddin M Dahlan. (Foto: Dok. Instagram @hanungbramantyo)

Kali pertama Hanung Bramantyo membaca novel Tuhan Izinkan Aku Menjadi Pelacur pada 2010. Masih segar dalam ingatan sutradara film Ayat-ayat Cinta dan Sang Pencerah, novel ini memicu perdebatan di kalangan umat Islam maupun komunitas Muslim.

“Saya baca novel ini tahun 2010-2011. Waktu itu, novel ini sangat heboh di kalangan umat Islam dan komunitas Muslim. Karena basic-nya dari kisah nyata, muncul dari sebuah lembaga pendidikan Islam, maka saya membaca karena tertarik. Ada perdebatan soal itu,” katanya.

“Sekali lagi ini kisah nyata, ada memoir yang ditulis untuk mengungkapkan perasaan dan pengakuan dari sang korban. Waktu itu saya membaca, sangat syok,” Hanung Bramantyo menyambung.

 

2. Untuk Memfilmkan, Belum Berani

Hanung Bramantyo
Hanung Bramantyo kembali ke genre horor setelah 17 tahun lewat Trinil: Kembalikan Tubuhku. Film ini dibintangi Carmela Van De Kruk hingga Wulan Guritno. (Foto: Dok. Koleksi Pribadi Hanung Bramantyo)

Setelah membaca materi emas, sineas peraih 2 Piala Citra ini belum berani memfilmkan. Pasalnya, wajah masyarakat Indonesia di tahun itu tak memungkinkannya berkreasi dengan bebas.

“Untuk memfilmkan, saya belum punya keberanian. Karena di era 2010 kelompok-kelompok radikal dan anti-demokrasi dan kebebasan berekspresi masih dibiarkan,” ungkap suami Zaskia Adya Mecca.

3. Baca Lagi di Era Covid-19

Hanung Bramantyo. (Foto: Dok. Instagram @hanungbramantyo)
Hanung Bramantyo. (Foto: Dok. Instagram @hanungbramantyo)

Tahun 2020, pandemi Covid-19 melanda dunia. Masyarakat diminta berkegiatan dari rumah termasuk beribadah. Melihat masjid, gereja, pura, hingga wihara tutup, Hanung Bramantyo terperenyak lalu merenungi apa yang sebenarnya terjadi dengan dunia ini.

“Semua tempat ibadah, tidak hanya Islam, tidak ada jemaahnya. Tidak boleh beribadah dulu. Padahal kita tahu, itu semua rumah Tuhan. Itu membuat saya berpikir tentang Tuhan, akidah, dan lain-lain. Itu betul-betul situasi yang mencekam. Menggedor iman saya,” akunya.

Saat berada di rumah saja, Hanung Bramantyo membaca sejumlah novel salah satunya Tuhan Izinkan Aku Menjadi Pelacur. Pikirannya kembali melayang di tengah wabah. “Novel Tuhan Izinkan Aku Menjadi Pelacur terasa pas untuk saya baca kembali,” ujar Hanung Bramantyo.

 

4. Sowan ke Muhidi M. Dahlan

Film Tuhan Izinkan Aku Berdosa
Film Tuhan Izinkan Aku Berdosa karya sineas Hanung Bramantyo menyorot fenomena orang-orang yang menjadikan agama sebagai kedok agar tampak alim. (Foto: Dok. Instagram @hanungbramantyo)

Di tengah wabah Covid-19, semangat Hanung Bramantyo untuk memproduksi film Tuhan Izinkan Aku Menjadi Pelacur malah menggelora. Ia mengontak Ifan Ismail lalu mengajaknya menulis naskah bareng. Tak hanya itu, Hanung Bramantyo sowan ke Muhidi M Dahlan.

“Lalu saya menemui Mas Muhidin M Dahlan selaku penulis novel ini. Dia kaget ketika mendengar inisiatif saya untuk membuat film ini kemudian bertanya: Apa enggak takut? Saya bilang: Bismillah, pokoknya kita lakukan ini dengan baik,” paparnya panjang.

 

5. Restu dari Raam Punjabi

Raam Punjabi. (Foto: Dok. MVP Pictures)
Raam Punjabi. (Foto: Dok. MVP Pictures)

Dapat ACC Muhidi M Dahlan tak serta merta menyelesaikan persoalan. Ada masalah lain yang tak kalah krusial, yakni mencari produser yang mau memproduksi Tuhan Izinkan Aku Menjadi Pelacur. Ini tak mudah sampai Hanung Bramantyo bertemu Raam Punjabi.

“Sampai saya menemukan orang yang saya hormati betul di dunia film Indonesia, Pak Raam Punjabi. Waktu itu saya nothing to lose. Pak Raam bertanya: Hanung punya film apa? Saya jawab: Saya punya film ini. Dia bilang: Wah, menarik!” beri tahu Hanung Bramantyo.

 

6. Aghniny Haque adalah Blessing

Aghniny Haque
Membintangi film Tuhan Izinkan Aku Berdosa, Aghniny Haque dan Andri Mashadi diminta sutradara Hanung Bramantyo ikut kajian selama beberapa minggu. (Foto: Dok. Instagram @aghninyhaque)

Dalam wawancara khusus dengan Showbiz Liputan6.com di Jakarta, baru-baru ini, Hanung Bramantyo menguak fakta susahnya cari pemain untuk menghidupkan film Tuhan Izinkan Aku Berdosa. Sejumlah bintang papan atas menolak dengan beragam alasan.

Titik terang yang dicari akhirnya muncul. “Akhirnya kami menemukan Aghniny Haque. Buat saya itu semacam blessing. Dia sedang berekspansi, tidak ingin hanya dikenal sebagai pemain laga. Allah memberikan jalan ke situ,” pungkasnya.

infografis perfilman indonesia
Jumlah produksi film Indonesia, berapa banyak? (Liputan6.com/Trie yas)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya