Liputan6.com, Jakarta Setelah Dante tewas di kolam renang umum lalu YA ditetapkan sebagai tersangka, hubungan musisi Angger Dimas dan mantan istrinya, artis Tamara Tyasmara memburuk. Ia bahkan tak sudi komunikasi lagi dengan Tamara Tyasmara.
Keputusan ini diambil bukan tanpa alasan. Kepada jurnalis, Angger Dimas menyebut mantan istri kala itu masih berinteraksi dengan keluarga YA alias Yudha Arfandi. Ini melukai hatinya.
Baca Juga
“Kecewa banget. Saya semenjak tahu masih ada... Kan saya juga sempat berbicara sama pihak sana, pas tahu dia masih main dengan keluarga terdakwa, (saya) marah,” kata Angger Dimas.
Advertisement
Melansir dari video klarifikasi di kanal YouTube Intens Investigasi, Rabu (17/7/2024), ayah kandung Dante mengakui sejak kejadian itu hubungan dengan Tamara Tyasmara memburuk. Mereka tak pernah mengobrol.
Habis Itu Tak Pernah Mengobrol
Angger Dimas mengakui hubungan dengan aktris film Ketika Tuhan Jatuh Cinta mengalami pasang surut. Sejak insiden itu, ayah Dante memblokir lagi nomor Tamara Tyasmara.
“Habis itu tidak pernah mengobrol. Yang mengobrol itu ayah. Jadi mungkin sudah menyampaikan. Cuma kalau dalam segi komunikasi kita sudah tidak saling blok. Akhirnya gue blok lagi,” ujar Angger Dimas.
Advertisement
Tiap Hari Tanya Kapan Sidang
Meski demikian, kubu Angger Dimas aktif mencari informasi jadwal dan agenda sidang kasus kematian Dante. Karenanya, ia syok berat saat tak dikabari bahwa sidang digelar tertutup dan sudah berlangsung beberapa kali.
“Tapi, kita setiap hari tanya kapan sidangnya, kakeknya almarhum juga sering ke Kejaksaan untuk bertanya kapan dimulainya? Apakah ada masa perpanjangan lagi? Ternyata memang ada,” paparnya panjang.
Tak Mau Berhubungan Lagi
Kondisi ini membuat kekecewaan Angger Dimas terhadap mantan istri makin dalam. Ia lantas mengungkit sejumlah hal sebelum kasus kematian Dante diselidiki polisi hingga jadi isu nasional.
“Di saat saya tahu hal itu saya sudah enggak mau berhubungan lagi sama keluarga dari korban satunya lagi,” ucap Angger Dimas seraya mengajak publik berpikir kritis sekaligus empiris.
“(Mari) kita urutkan. Siapa yang pertama kali teriak ini pembunuhan? Siapa yang hampir sebulan menyembunyikan nama, ngumpet-ngumpetin? Siapa?” Angger Dimas mengakhiri.
Advertisement