Seniman John Martono Melukis di Piano Purwacaraka dalam Pergelaran Harmoni Ruang Rupa dan Suara

John Martono melukis bukan di kanvas tapi di piano putih polos milik Purwacaraka. Momen langka ini terjadi di pergelaran “Harmoni Ruang Rupa dan Suara.”

oleh Wayan Diananto diperbarui 18 Agu 2024, 20:23 WIB
Diterbitkan 18 Agu 2024, 19:30 WIB
John Martono dan Purwacaraka
John Martono melukis bukan di kanvas tapi di piano putih polos milik Purwacaraka. Momen langka ini terjadi di pergelaran “Harmoni Ruang Rupa dan Suara.” (Foto: Dok. Instagram @duniapcms)

Liputan6.com, Jakarta Di era kolaborasi, apapun bisa terjadi. Salah satunya kolaborasi perupa John Martono dengan musisi legendaris Purwacaraka. Kali ini, John Martono melukis bukan di atas kanvas tapi di piano putih polos milik Purwacaraka.

Momen langka ini terjadi di pergelaran seni “Harmoni Ruang Rupa dan Suara” di Pondok Indah Mall 3 Jakarta Selatan, Jumat (16/8/2024). Ada banyak perupa di Tanah Air, mengapa Purwacaraka memilih John Martono?

Kepada Showbiz Liputan6.com, Purwacaraka menjelaskan, beberapa waktu lalu membeli dua piano. Satu di antaranya telah dihiasi lukisan karya kolaborasi sejumlah anak. Satu yang tersisa masih putih polos.

“Yang satu sampai hari ini masih belum digambari apa-apa. Pilihan saya jatuh ke teman saya, yang baik hati ini karena kalau berkunjung selalu disuguhi makanan. Dia sebagai perupa juga hobi memasak,” kata Purwacaraka sambil melirik seniman John Martono.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Ternyata Satu Almamater

John Martono dan Purwacaraka
John Martono melukis bukan di kanvas tapi di piano putih polos milik Purwacaraka. Momen langka ini terjadi di pergelaran “Harmoni Ruang Rupa dan Suara.” (Foto: Dok. Instagram @duniapcms)

Ndilalah, Purwacaraka dan John Martono pernah kuliah di kampus yang sama, Institut Teknologi Bandung (ITB). Atas nama almamater dan kekaguman pada karya, Purwacaraka berharap John Martono berkenan melukis di pianonya.

“Kami satu almamater. Saya memilihnya karena keunikan. Beliau kiprahnya agak beda dengan pelukis lain. Saya lihat, mobilnya pun dilukis. Saya ingin semua orang melihat cara melukisnya dari pianonya putih bersih hingga akhirnya dilukis,” urainya.


Musik Bersemangat atau Melankolis

John Martono dan Purwacaraka
John Martono melukis bukan di kanvas tapi di piano putih polos milik Purwacaraka. Momen langka ini terjadi di pergelaran “Harmoni Ruang Rupa dan Suara.” (Foto: Dok. Instagram @duniapcms)

“Saya akan mengiringi Pak John kala dia melukis. Saya enggak tahu, dia meminta aura musik yang bersemangat atau melankolis, tergantung nanti suasana di atas panggung,” Purwacaraka menyambung.

Pergelaran “Harmoni Ruang Rupa dan Suara” adalah perayaan kreativitas yang merangkul dua cabang seni, musik dan lukis. John Martono menjadikan piano sebagai kanvas hidup untuk melahirkan karya yang memanjakan mata sekaligus menyatu dengan alunan musik.

John Martono adalah seniman kelahiran 31 Maret 1972 yang dikenal lewat beragam lukisan dan mural. Mural karya John Martono banyak ditemukan di sejumlah sudut kota Bandung, Jawa Barat. Bahkan, ia terlibat di sejumlah pameran seni luar negeri.


Menambahkan Dimensi Baru

John Martono dan Purwacaraka
John Martono melukis bukan di kanvas tapi di piano putih polos milik Purwacaraka. Momen langka ini terjadi di pergelaran “Harmoni Ruang Rupa dan Suara.”

Pada 1995, John Martono berkiprah di Asian Fiber Art Exhibition Korea Selatan. Setelahnya, ia ikut pameran seni di Singapura, Jepang, Australia, hingga AS. John Martono mengaku, melukis dengan iringan musik up-beat dengan mellow bisa menghasilkan karya berbeda.

“Ibaratnya begini, kalau kita melihat video klip yang slow pop dengan hard rock pasti beda visualisasinya. Pasti ada pengaruh. Itu akan membawa kita pada pengalaman melukis (yang berbeda lagi),” John Martono membeberkan.

Purwacarakan menambahkan, performa musiknya membentuk latar belakang yang harmonis bagi proses kreatif John Martono dalam berkarya. Musiknya menambahkan dimensi baru dalam setiap gerakan kuas sang seniman.

“Menggabungkan seni lukis dengan musik adalah langkah inovatif yang tak hanya memperluas batasan seni tapi juga menawarkan pengalaman memikat sekaligus mengesankan bagi mereka yang hadir,” Purwacaraka mengakhiri.

 

Ladies on Wall
Infografis jejak seni grafiti di Indonesia (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya