Liputan6.com, Jakarta Nikita Mirzani bersama dokter Oky Pratama dan Doktif atau Dokter Detektif, menjalani pemeriksaan di Polda Metro Jaya Jakarta terkait perkara yang dilaporkan dokter Reza Gladys yakni dugaan pemerasan.
Sekitar 12 jam Nikita Mirzani, dokter Oky dan Doktif diperiksa. Mereka menjawab sekitar 58 pertanyaan yang diajukan penyidik. Ketiganya diperiksa sebagai saksi dugaan pemerasan secara bergantian.
Advertisement
Baca Juga
Nikita Mirzani membiarkan proses ini berjalan sesuai prosedur hukum. Meski begitu ia tegas akan melapor balik, jika tak terbukti melakukan dugaan pemerasan seperti yang dituduhkan.
Advertisement
"Biarin saja dulu proses ini berjalan. Biar nanti sampai ada pembuktian. Kalau ditanya ini tidak terbukti lapor balik, ya pastilah. Enggak usah ditanya itu," ujar Nikita Mirzani di Polda Metro Jaya, Jumat (7/2/2025) dini hari.
Diteriaki Maling
Nikita Mirzani justru mempertanyakan dugaan pemerasan yang dilaporkan Reza Gladys. Ia menganalogikan kasus yang dialaminya seperti memberi orang lain sejumlah uang lalu meneriakinya dengan sebutan maling.
"Kalau gue sih cuma mau bilang gini ya. Misalkan kalian dipanggil sama gue gitu. Eh sini-sini mau duit enggak? Habis lo ambil duitnya, terus lo diteriaki maling. Kurang lebih begitulah," jelasnya.
Advertisement
Siapa Yang Diperas?
Nikita Mirzani juga mempertanyakan apakah Reza Gladys membuat pernyataan sebagai korban pemerasan atas dirinya. Bahkan ia menantang pelapor untuk menyebut namanya secara gamblang sebagai pelaku pemerasan.
"Siapa yang diperas? Dia ngomong enggak kalau diperas? Ngomong enggak dari mulutnya diperas? Ya ngomong enggak? Coba suruh ngomong, 'Nikita Mirzani meras' gitu," tantang Nikita Mirzani.
Unsur dan Ancaman
Fahmi Bachmid selaku kuasa hukum Nikita Mirzani melanjutkan, tak ada unsur dugaan pemerasan dalam kejadian yang sebenarnya. Ia menyebut pelapor yang minta tolong, dan selama satu tahun mencari cara untuk bertemu Nikita Mirzani.
"Pemerasan itu ada unsurnya dan ada ancamannya. Bagaimana seseorang datang-datang tidak kenal menelepon seseorang minta tolong supaya ketemu," ucap Fahmi Bachmid.
Advertisement