Ibunda Thomas dan Sultan Djorghi, Wangi Joda meninggal dunia pada Sabtu (29/6/2013) dini hari di Rumah Sakit Pondok Indah, Jakarta. Wangi meninggal karena penyakit paru-paru dan jantung
Hal itu dijelaskan Thomas Djorghi yang ditemui di rumah duka di Villa Jati Bening, Bekasi, Sabtu (29/6/2013). Menurut Thomas paru-paru sang ibu sudah bermasalah sejak tiga bulan lalu dan sempat dirawat selama tiga minggu.
"Sempat dirawat di rumah sakit bulan Maret lalu, tiga minggu. Pulang dari rumah sakit tetap sakit, nggak ada peningkatan. Meski sudah ada pantangan tetap menurun," terang Thomas lirih.
Menurut Thomas, sang ibu sering merasakan keram di paru-parunya. "Paru-parunya ada flek dan air. Jantungnya ada bengkak, jadinya ada penyempitan," Thomas menambahkan.
Kondisi Wangi kemudian bertambah lemah dalam beberapa hari terakhir. Untuk jalan dalam jarak dekat pun, Wangi sudah tak mampu.
"Biasanya dia minum satu tablet obat buat menahan sakit, tapi ini sampai empat tablet sekali minum. Dia sudah nggak kuat lagi," lanjut Thomas.
Karena kondisinya itu, keluarga kemudian menyepakati Wangi untuk dirawat di rumah sakit. "Di mobil sudah meronta-ronta. Akhirnya dibawa ke RSPI. Sampai ruangan emergency ditangani dokter dan langsung berontak. Sekitar 20-30 menit lgsung drop," ujar Thomas.
Wangi akirnya mengembuskan napas terakhir pada Sabtu (29/6/2013) dini hari sekitar pukul 00.45 WIB. Jenazah akan dimakamkan Senin (1/7/2013). (Fei)
Hal itu dijelaskan Thomas Djorghi yang ditemui di rumah duka di Villa Jati Bening, Bekasi, Sabtu (29/6/2013). Menurut Thomas paru-paru sang ibu sudah bermasalah sejak tiga bulan lalu dan sempat dirawat selama tiga minggu.
"Sempat dirawat di rumah sakit bulan Maret lalu, tiga minggu. Pulang dari rumah sakit tetap sakit, nggak ada peningkatan. Meski sudah ada pantangan tetap menurun," terang Thomas lirih.
Menurut Thomas, sang ibu sering merasakan keram di paru-parunya. "Paru-parunya ada flek dan air. Jantungnya ada bengkak, jadinya ada penyempitan," Thomas menambahkan.
Kondisi Wangi kemudian bertambah lemah dalam beberapa hari terakhir. Untuk jalan dalam jarak dekat pun, Wangi sudah tak mampu.
"Biasanya dia minum satu tablet obat buat menahan sakit, tapi ini sampai empat tablet sekali minum. Dia sudah nggak kuat lagi," lanjut Thomas.
Karena kondisinya itu, keluarga kemudian menyepakati Wangi untuk dirawat di rumah sakit. "Di mobil sudah meronta-ronta. Akhirnya dibawa ke RSPI. Sampai ruangan emergency ditangani dokter dan langsung berontak. Sekitar 20-30 menit lgsung drop," ujar Thomas.
Wangi akirnya mengembuskan napas terakhir pada Sabtu (29/6/2013) dini hari sekitar pukul 00.45 WIB. Jenazah akan dimakamkan Senin (1/7/2013). (Fei)