Belajar Bertahan Hidup dari Film

'Kalau kau menyerah sekarang, semuanya berakhir. Tapi kalau kau bertahan, akan ada waktu dimana kau bersyukur untuk itu."

Kalimat bijak tersebut terucap dari sebuah drama jepang bertajuk 'Kurosagi'. Meski tak ada hubungannya dengan tema kali ini, namun maknanya sangat kuat, terutama jika melihat perjuangan dari beberapa tokoh yang akan kita bahas sekarang. Nah penasaran? Simak ulasannya berikut ini:

Pernahkah anda menonton film '127 Hours' yang disutradarai oleh Danny Boyle? Mengangkat kisah nyata Aron Ralston sebagai tokoh utamanya, film ini sanggup mengambarkan betapa tidak mudahnya menyelamatkan diri sendiri saat tak ada orang di samping kita.

Selain itu, jika menyimak setengah perjalanan dari film '28 Days Later', akan terlihat kepanikan yang begitu nyata dari sang tokoh utama mengenai apa yang harus dilakukan dan kemana harus berlari. Sekali lagi walau temanya sangat berbeda, anda tetap bisa memakai cara berpikir pria tersebut sebagai panduan dalam menggambarkan nafsu untuk menyelamatkan diri.

Kembali ke tahun 1993, para penikmat film sempat dikejutkan oleh adaptasi kisah nyata mengenai para tim rugbi asal Uruguay yang mengalami kecelakaan pesawat. Malangnya, meski sebagian besar dari mereka selamat, mereka harus bertahan dari ganasnya cuaca di pegunungan Andes sambil menunggu bantuan yang tak kunjung datang. Bahkan demi bertahan hidup, mereka sampai memakan daging dari teman-temannya yang sudah terlebih dahulu meninggal.

Alhasil, dengan penggambaran yang sedetail itu, tak heran jika film ini sukses menjadi inspirasi tersendiri sebagai cara bertahan hidup di alam liar.



Memasuki tahun 2011, sebuah film dengan tema yang nyaris sama dibuat dengan memakai aktor Liam Neeson sebagai bintang utamanya. Berjudul 'The Grey', film yang disutradarai oleh Joe Carnahan ini juga mengungkap betapa mengerikannya cuaca di pegunungan Alaska. Apalagi, tak hanya harus bertahan hidup setelah jatuh dari pesawat, mereka juga harus melarikan diri dari kejaran para serigala yang memangsa mereka satu persatu.

Nah, jika anda menggemari tema keganasan gunung salju sebagai musuh utamanya, Anda bisa menyaksikan beberapa film lainnya seperti 'Vertical Limit' (2000), 'The Snow Walker' (2003), 'North Face' (2008), hingga 'Frozen' (2010) yang juga memiliki musuh sama seperti The Grey.

Di luar tema tersebut, sebuah ancaman di laut juga tak kalah menarik untuk diceritakan di layar lebar. Tak melulu bercerita mengenai teror Hiu-hiu monster ala Jaws, badai dan ganasnya air laut juga tak pelak menjadi kengerian tersendiri bagi semua yang menontonnya.

Simak saja film-film seperti 'Titanic' (1997), 'Perfect Storm' (2000), hingga 'Kon-Tiki' (2012).

Dan jika anda lebih tertarik pada para survivor yang berjuang seorang diri, jangan pernah lewatkan film-film seperti 'Castaway' (2000) dan 'Life of Pi' (2012) yang keduanya meraih penghargaan di ajang bergengsi Oscar.

Menginjak tahun 2013, beberapa film bertema survival pun kembali bermunculan, sebut saja 'Gravity' dan 'All Is Lost'. Hebatnya, meski Gravity sudah berhasil menerima banyak tepuk tangan lewat semua kesempurnaan yang ada di dalamnya, All Is Lost juga tidak bisa diremehkan begitu saja.

Diketahui, diarahkan oleh J.C. Chandor, All Is Lost mendapat cukup banyak pujian. Padahal, di dalam film ini, tidak ada bintang lain yang muncul selain Robert Redford sendiri. Bahkan, sebagian besar film hampir tidak ada dialog sama sekali.

Nah, dari film-film yang disebutkan tadi, mana pilihan Anda? Yang pasti, film-film tersebut mengajarkan kita untuk lebih siap dalam menghadapi bahaya yang bisa terjadi di hadapan kita.(Feb)