Jalan Tunjungan, Saksi Bisu Sejarah Surabaya

Kota Surabaya, Jawa Timur memiliki sejumlah jalan yang terkenal dan bersejarah. Salah satunya Jalan Tunjungan, Surabaya.

oleh Agustina Melani diperbarui 11 Jul 2019, 20:00 WIB
Diterbitkan 11 Jul 2019, 20:00 WIB
20150919-Peringatan Perobekan Bendera Belanda di Hotel Yamato Surabaya
Para partisipan peringatan 70 tahun perobekan bendera Belanda di depan Hotel Yamato yang kini bernama Hotel Majapahit di Jalan Tunjungan Surabaya, Sabtu (19/9/2015). (Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Liputan6.com, Surabaya - Kota Surabaya, Jawa Timur memiliki sejumlah jalan yang terkenal dan bersejarah. Salah satunya Jalan Tunjungan, Surabaya.  Belanda membangun jalan ini sejak awal abad ke-20. Hal itu membuat Jalan Tunjungan menjadi kawasan yang terkenal di Surabaya.

Jalan ini menjadi saksi atas berkembangnya Kota Surabaya. Waktu terus berjalan tidak membuat kenangan masa lalu hilang, seperti bangunan kolonial Belanda yang sebagian masih bertahan dan terawat. Pemerintah Kota Surabaya (Pemkot Surabaya) pun berupaya untuk menjaga lingkungan sekitar di Jalan Tunjungan. Tak hanya itu tetapi juga membuat kawasan ini nyaman dan menarik bagi masyarakat dan wisatawan yang berkunjung di Kota Surabaya.

Ingin lebih mengenal dan mengetahui Jalan Tunjungan, Surabaya, Liputan6.com merangkum sejumlah hal mengenai Jalan Tunjungan, yang dikutip dari berbagai sumber, Kamis (11/7/2019):

1. Kawasan Bisnis

Jalan Tunjungan merupakan jalan utama yang menghubungkan wilayah utara dan timur Surabaya dengan pusat kota ini.  Jalan ini sebagai penghubung area permukiman Sawahan, Ketabang, Darmo dan Gubeng dengan area perdagangan Jembatan Merah.

Pada masa Hindia Belanda, kawasan ini didesain untuk menjadi kawasan bisnis. Oleh karena itu, pada kawasan di Jalan Tunjungan terdapat kantor, toko dan hotel yang dibangun. Jalanan ini termasuk terbesar di Surabaya setelah Jalan Kembang Jepun di Surabaya Utara.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Jadi Inspirasi Lagu

(Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)
Desain pembangunan alun-alun Surabaya (Foto:Liputan6.com/Dian Kurniawan)

2. Bangunan Bersejarah

Di Jalan Tunjungan ini Anda masih dapat menemui bangunan-bangunan bersejarah sejak zaman Hindia Belanda. Ada sejumlah bangunan yang ditemui, salah satunya Gedung Siola. Gedung dibangun oleh Orang Inggris bernama Robert Laidlaw.

Gedung ini sebagai pusat grosir dan menjadi grosir terlengkap di bawah merek dagang grosir Whiteaway Laidlaw and Co. Bangunan ini sejak awal sudah menjadi pusat pertokoan yang terbesar di Hindia Belanja pada tahun 1900-an. Gedung ini pun sempat beberapa kali berganti nama hingga akhirnya bernama Siola pada 1960-an. Akan tetapi, pada 1998, pusat ritel ini ditutup. Selanjutnya gedung ini menjadi Tunjungan Center.

Selain Gedung Siola, terdapat Hotel Majapahit yang dahulu dikenal dengan nama Hotel Orange di zaman Belanda. Kemudian di zaman Jepang dikenal dengan nama Hotel Yamato. Hotel di Jalan Tunjungan nomor 65 ini menjadi saksi bersejarah yang dikenal sebagai peristiwa perobekan bendara yang terjadi pada 19 September 1945.

Selain itu, ada juga bangunan bersejarah yang dikenal dengan Monumen Pers. Gedung ini berada di belokan antara Jalan Tunjungan dan Embong Malang yang menyimpan sejarah kantor berita Antara.

3. Jadi Inspirasi Lagu

Jalan Tunjungan ini juga menginspirasi Alphonsius Is Haryanto atau Is Haryanto untuk menciptakan lagu Rek Ayo Rek. Ini terlihat dari lirik lagu "Rek ayo rek..mlaku-mlaku nang Tunjungan..." Lagu ini dipopulerkan oleh Mus Mulyadi pada 1970-an.

Ada 70 Bangunan

(Foto:Liputan6.com/Dian Kurniawan)
Desain pembangunan alun-alun Surabaya (Foto:Liputan6.com/Dian Kurniawan)

4. Ada 70 Bangunan di Jalan Tunjungan

Di jalan ini terdapat 70 bangunan. Sebagian bangunan itu di antaranya sudah ditetapkan sebagai bangunan cagar budaya.

5.Wisata gratis di Jalan Tunjungan

Jika Anda sedang berlibur di Surabaya, Anda bisa menikmati wisata gratis dengan menyusuri Jalan Tunjungan ini. Bahkan kawasan di Jalan Tunjungan dinilai menjadi kawasan yang wajib dikunjungi ketika berada di Surabaya.  Hal tersebut lantaran kawasan bersejarah dan kaya bangunan kolonial yang melintasi zaman.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya