ITS Siap Bantu Kembangkan Jaringan Informasi Geospasial Nasional

Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya siap membantu mengembangkan Jaringan Informasi Geospasial Nasional (JIGN) melalui peran segenap sivitas akademikanya.

oleh Dian Kurniawan diperbarui 08 Agu 2019, 00:00 WIB
Diterbitkan 08 Agu 2019, 00:00 WIB
(Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)
Rapat Koordinasi (Rakor) dan Bimbingan Teknis (Bimtek) Penguatan JIGN di Surabaya, Rabu (7/8/2019). (Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Liputan6.com, Surabaya - Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya siap membantu mengembangkan Jaringan Informasi Geospasial Nasional (JIGN) melalui peran segenap sivitas akademikanya.

Rektor ITS, Mochamad Ashari menyampaikan hal itu dalam Rapat Koordinasi (Rakor) dan Bimbingan Teknis (Bimtek) Penguatan JIGN di Hotel Santika Premier, Surabaya, Rabu (7/8/2019). 

Menurut rektor yang biasa disapa Ashari ini, ITS memiliki beberapa peran dalam pengembangan JIGN. Ashari menyampaikan, ITS memiliki tenaga ahli dari kalangan dosen di Departemen Teknik Geomatika dan Teknik Geofisika yang juga bergerak di Pusat Pengembangan Infratrukstur Data Spasial ITS. 

"Pusat pengembangan ini merupakan bagian dari Badan Informasi Geospasial (BIG) yang menggelar acara ini," ujar guru besar Teknik Elektro ITS ini.

Ashari memaparkan, saat ini Pemprov Jawa Timur memerlukan data simpul jaringan geospasial dalam jumlah banyak. Saat ini, sebagian besar data tersebut sudah dikumpulkan oleh BIG. Namun, menurut Ashari, data dari BIG yang melibatkan peran 20 perguruan tinggi di seluruh Indonesia masih perlu diselaraskan agar dapat dianalisa dan digunakan demi kepentingan bersama.

Dalam waktu dekat ini, Ashari mengaku masih banyak pekerjaan yang harus diselesaikan. Pusat data geospasial ini perlu melakukan koordinasi dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) RI sebagai penanggungjawab infrastruktur data, dan BIG sebagai pemilik data. 

Pada akhirnya data tersebut akan dimanfaatkan oleh banyak pihak. “Kawan - kawan ini (dosen ITS, red) yang mengelola (data tersebut), jadi PR kami masih sangat banyak,” ungkap Ashari sambil tertawa.

Sementara itu, menurut salah satu dosen yang juga ahli geospasial dari Teknik Geomatika ITS Surabaya Eko Yuli Handoko mengatakan, saat ini masih ada beberapa kendala terkait jumlah sumber daya manusia (SDM)-nya. 

Menurut Eko, tenaga ahli yang memahami perpetaan jumlahnya masih terbatas dan SDM masih belum didukung penuh. "Tentunya nanti akan ada andil mahasiswa, khususnya yang dipercaya oleh dosen yang terlibat," ujar dia.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Perkuat Kerja Sama

(Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)
Rapat Koordinasi (Rakor) dan Bimbingan Teknis (Bimtek) Penguatan JIGN di Surabaya, Rabu (7/8/2019). (Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Ketua Pusat Studi Kebumian, Bencana dan Perubahan Iklim (PSKBPI) ITS Lalu M Jaelani mengungkapkan, ITS masih memerlukan tambahan SDM yang mumpuni. Infrastruktur data dirasa dosen yang biasa disapa Lalu ini masih mudah untuk dikejar, tetapi SDM juga masih perlu waktu lebih lantaran harus dilatih dulu sebaik mungkin. 

"Meskipun saat ini beberapa alumnus ITS sebenarnya sudah diincar oleh beberapa Badan Penelitian dan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bapedda) di Indonesia,” ujar dia.

Dalam acara ini, BIG dan ITS juga berkesempatan untuk memerkuat hubungan kerja sama keduanya. Kali ini, ITS kembali mendapatkan hibah dari BIG berupa peralatan uji kompetensi geospasial. 

Ashari mengatakan, total sejak tahun 2011 BIG telah memberikan hibah senilai kurang lebih Rp 1 miliar kepada ITS. Di antaranya ialah beberapa alat server, eco-sounder dan alat pencatat dan penunjang uji data lainnya, termasuk yang dapat dioperasikan di bawah laut.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya