Liputan6.com, Jakarta - Deputi Operasi Pencarian dan Pertolongan serta Kesiapsiagaan Basarnas, Mayor Jenderal TNI, Nugroho Budi Wiryanto mengatakan, batas pencarian korban kebakaran KM Santika Nusantara di laut sekitar perairan Masalembu, Jawa Timur dilakukan tujuh hari setelah kejadian.
"Sesuai prosedur, pencarian korban kami lakukan selama tujuh hari terhitung sejak awal kejadian," ujar dia kepada wartawan di Surabaya, usai melakukan penyisiran korban menggunakan pesawat CN 235 milik TNI AL, Senin sore (26/8/2019) seperti melansir Antara.
Nugroho menuturkan, hal itu dilakukan mengingat jumlah korban yang telah dievakuasi ternyata jauh lebih banyak dari data "person on board" KM Santika Nusantara, sehingga Basarnas bersama Tim SAR Gabungan masih terus mencari.
Advertisement
Baca Juga
Sedangkan posisi bangkai KM Santika Nusantara telah bergeser akibat terseret arus dan gelombang sejauh 145 mil laut ke arah barat dari posisi semula terbakar di perairan Masalembu.
"Tadi saya ikut melakukan penyisiran bersama Tim SAR Gabungan untuk mencari korban barangkali ada yang tersisa. Menurut pantauan kami sudah bersih atau tidak ada lagi korban yang berada di laut," ujar dia.
Khususnya di sekitar bangkai KM Santika Nusantara, Nugroho mengungkapkan, hanya terlihat asap yang masih mengepul.
"Terhadap bangkai KM Santika Nusantara, kami perintahkan kepada perusahaan pemilik kapal agar segera menyeret ke wilayah pantai menggunakan Tug Boat untuk segera dilakukan pendinginan," tutur dia.
Setelah dilakukan pendinginan, kata Nugroho, petugas Basarnas bersama Tim SAR Gabungan, akan menyusuri bangkai KM Santika Nusantara untuk memastikan apakah masih ada korban yang terjebak di dalamnya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
KM Santika Nusantara Terbakar di Perairan Masalembu
Sebelumnya, Kapal motor (KM) Santika Nusantara yang membawa 111 penumpang terbakar di Perairan Masalembu, Sumenep Jawa Timur pada Kamis, 22 Agustus 2019 sekitar pukul 20.49 WIB. Rute kapal tersebut berangkat dari Surabaya, Jawa Timur dengan tujuan Balikpapan, Kalimantan Timur.
Kabid Kerjasama, Penjagaan, Patroli, dan Penyidikan Kesyahbandaran Pertama Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, Rony Fahmi menuturkan, sesuai dengan manifest penumpang, ada 111 penumpang terdiri dari 100 orang dewasa, enam anak, lima bayi dan 44 kru kapal.
"Selain itu ada 92 kendaraan yang terparkir di dalam kapal,” ujar Rony kepada Radio Suara Surabaya, seperti melansir suarasurabaya.net, Jumat, 23 Agustus 2019.
Ia menuturkan, kapal tersebut berangkat dari Surabaya pukul 08.05 WIB dengan tujuan Balikpapan. “Tapi sampai sekarang belum bisa memastikan kebakaran dari bagian mana,” kata dia.
Rony menuturkan, sebanyak 53 penumpang sudah dievakuasi dengan lima unit kapal pada pukul 23.30 WIB. Selain itu juga ada sebagian penumpang yang lompat ke air juga telah diselamatkan.
"Kapal-kapal yang ada di seputaran Masalembu sudah diimbau untuk merapat menolong penumpang di antaranya KM Bintang Samudera dan perahu nelayan," ujar dia.
Rony menambahkan, saat ini proses evakuasi masih terus berlangsung. "Kami berharap tidak ada korban dan saat ini kondisi kapal masih tetap terapung," kata dia.
Advertisement