Aktivis Desak Polisi Tangkap Maling-Maling Pohon Sonokeling

Di Indonesia tanaman sonokeling termasuk tanaman Cites Apendik 2,yang penebangan dan peredarannya harus se-izin Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA).

oleh Liputan Enam diperbarui 08 Okt 2019, 12:00 WIB
Diterbitkan 08 Okt 2019, 12:00 WIB
Ilustrasi pohon (iStock)
Ilustrasi pohon (iStock)

Liputan6.com, Jakarta - Jaringan Pemantau Independen Kehutanan (JPIK) mengapresiasi langkah Kepolisian Resort Tulungagung, Jawa Timur dalam mengusut jaringan maling di balik kasus pembalakan puluhan kayu sonokeling di sepanjang ruang milik jalan nasional (Rumija) Tulungagung-Blitar dan Tulungagung-Trenggalek.

"Kami tentu mengapresiasi langkah itu, meski kalau boleh dibilang sangat terlambat. Tapi setidaknya, di bawah kepemimpinan Kapolres yang baru, ada komitmen untuk menindaklanjuti dibanding pendahulu sebelumnya (yang pasif)," kata Dinamisator JPIK, Moch. Ichwan Mustofa, Senin 7 Oktober 2019, dilansir Antara.

Menurut dia, kasus maling sonokeling di kawasan Rumija Tulungagung-Blitar maupun Tulungagung-Trenggalek sudah terang benderang. Semua alat bukti ataupun bukti petunjuk ada.

Bukti tunggak jejak pembalakan sampai saat ini masih ada, foto-foto aktivitas penebangan juga ada. Demikian juga dengan para terduga pelaku, bukti petunjuk surat-surat kayu yang dipalsukan, maupun saksi-saksi yang bisa dimintai keterangan.

Apalagi, lanjut Ichwan, sebagian besar barang bukti, tersangka dan lainnya saat ini ada dan disimpan aparat Kepolisian Resort Trenggalek karena para pelaku dijerat kasus yang sama untuk "locus delicty" di wilayah hukum Trenggalek.

"Kasus ini sebenarnya sangat terang-benderang. Tinggal bagaimana komitmen aparat kepolisian dalam menindaklanjuti kasus ini hingga ke akar-akarnya," kata Ichwan.

Ia berharap pengusutan kasus tersebut tak perlu berlama-lama. Lantaran, menurut Ichwan, polisi tinggal melakukan gelar perkara dan berkoordinasi dengan jajaran Polres Trenggalek. Hal ini diperlukan guna membongkar sindikasi pembalakan sonokeling di wilayah hukum Tulungagung yang diduga juga melibatkan oknum ASN aktif di UPT Dinas Binamarga Jawa Timur di Kediri berinisial A.N.

"JPIK akan terus suport polisi untuk mengusut tuntas kasus ini. Sebab kami juga punya data pengiriman ratusan batang kayu sonokeling dari Tulungagung, atas nama pengusaha Blitar, ke wilayah Pasuruan dan Surabaya untuk selanjutnya dikirim ke luar negeri untuk memenuhi kebutuhan ekspor," kata dia.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Pohon Sonokeling

Pohon
Ilustrasi Foto Pohon (iStockphoto)

Sonokeling merupakan tumbuhan penghasil kayu keras dari suku Fabaceae. Pohonnya berukuran sedang hingga besar dengan tinggi 20-40 meter. IUCN menetapkan statusnya Rentan (Vulnerable/VU) sejak 1999.

Di Indonesia tanaman sonokeling termasuk tanaman Cites Apendik 2, yang penebangan dan peredarannya harus se-izin Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA).

Kasus maling sonokeling di wilayah eks-karesidenan Mataraman, khususnya di Tulungagung dan Trenggalek mencuat setelah 89 batang pohon sonokeling di dalam kawasan Rumija Tulungagung diidentifikasi telah dibalak secara ilegal oleh jaringan oknum yang diduga melibatkan orang dalam.

Hasil investigasi JPIK Jawa Timur, modus pelaku dengan melakukan pengeprasan pohon di ruas jalan dengan hanya menebang pohon jenis bernilai jual tinggi semacam sonokeling, selanjutnya dicuci dokumennya, seolah dari hutan hak atau tanah milik.

Kemudian kayu dikirim ke sejumlah industri bersertifikat legalitas kayu (S-LK) di Kab Pasuruan, Kota Mojokerto dan Kabupaten Boyolali, selanjutnya diekspor.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya