Khofifah: Bangga Pernah Jadi Bagian Kabinet Kerja Jokowi-JK

Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa pun mengenang saat menjadi bagian dari Kabinet Kerja pemerintahan Jokowi-JK.

oleh Agustina Melani diperbarui 19 Okt 2019, 22:00 WIB
Diterbitkan 19 Okt 2019, 22:00 WIB
Sah, Khofifah-Emil Jabat Gubernur dan Wakil Gubernur Jatim
Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa dan Emil Elestianto Dardak bersama Gubernur Jambi definitif, Fachrori Umar sebelum dilantik di Istana Negara, Jakarta, Rabu (13/2). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Pelantikan presiden dan wakil presiden periode 2019-2024 akan digelar pada Minggu, 20 Oktober 2019. Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa pun mengenang saat menjadi bagian dari Kabinet Kerja pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla (2014-2019).

Lewat akun instagram @khofifah.ip pada Sabtu (19/10/2019), Khofifah Indar Parawansa mengunggah foto saat menjadi menteri sosial dan para menteri lainnya yang tergabung dalam kabinet kerja Jokowi-JK.

Ia pun menulis kalau bangga pernah menjadi bagian dari kabinet kerja di pemerintahan Jokowi-JK. "Bangga pernah menjadi bagian dari perjalanan republik ini bersama putera-puteri terbaik bangsa dalam Kabinet Kerja Jokowi-JK (2014-2019),” tulis dia.

Ia mengucapkan syukur telah menjalankan tugas dengan baik. "Alhamdullilah tugas negara telah kami selesaikan dengan baik, meski masih jauh dari kata sempurna. Tentunya belum bisa memuaskan seluruh pihak, tapi percayalah apa yang diikhtiarkan untuk negeri ini adalah yang terbaik yang bisa kami lakukan,” tulis dia.

Khofifah mengharapkan, kabinet mendatang mampu bekerja lebih baik. “Semoga kabinet yang akan datang mampu bekerja lebih baik lagi,” tulis dia.

Unggahan Khofifah tersebut disukai oleh warganet mencapai 13.207. Unggahan itu juga direspons beragam oleh warganet dan mendapatkan 111 komentar hingga artikel ini dibuat.

Sebelumnya Khofifah Indar Parawansa pernah menjadi Menteri Sosial di Kabinet Kerja Jokowi-JK. Akan tetapi, Ia memutuskan mengikuti pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Timur. Khofifah Indar Parawansa dan Emil Dardak pun menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Timur periode 2019-2024. Khofifah Indar Parawansa dan Emil Dardak dilantik pada 13 Februari 2019.

 

 

*** Dapatkan pulsa gratis senilai jutaan rupiah dengan download aplikasi terbaru Liputan6.com mulai 11-31 Oktober 2019 di tautan ini untuk Android dan di sini untuk iOS

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Atasi Perlambatan Ekonomi Jadi PR Utama Jokowi-Ma'ruf Amin

Target Pertumbuhan Ekonomi
Suasana gedung-gedung bertingkat yang diselimuti asap polusi di Jakarta, Selasa (30/7/2019). Badan Anggaran (Banggar) DPR bersama dengan pemerintah menyetujui target pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di kisaran angka 5,2% pada 2019 atau melesat dari target awal 5,3%. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, Direktur Eksekutif Economic Action Indonesia (EconAct) Ronny P Sasmita memprediksi, bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III 2019 Ini akan tertahan pada kisaran maksimal sebesar 5,0 persen.

"Melihat perkembangan ekonomi beberapa bulan ke belakang, baik di ranah domestik apalagi di ranah global, nampaknya raihan pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal III tahun ini akan melambat. Saya perkirakan raihannya di kisaran 4,95-5,0 persen," ujar dia kepada Liputan6.com, Sabtu, 19 Oktober 2019.

Ronny mengutarakan, melambatnya pertumbuhan ekonomi ini lantaran adanya tekanan yang terjadi hampir pada semua kontributor. Utamanya dari sisi ekspor-impor, pertumbuhan konsumsi rumah tangga yang turut melemah, hingga investasi asing yang tertahan.

Dengan begitu, ia menyatakan, pertumbuhan ekonomi negara yang tertahan ini bakal menjadi pekerjaan rumah besar bagi pemerintah baru nanti. Dia mendesak agar kabinet baru Joko Widodo (Jokowi) dapat segera mencari jalan keluar atas permasalahan ini.

"Melihat kondisi yang ada, sangat jelas bahwa tugas pemerintahan yang baru benar-benar tak mudah. Stagnansi di level domestik harus dicarikan segera solusinya, baik jangka pendek, menengah, dan jangka panjang," imbuhnya.

"Begitu pula dengan tekanan eksternal. Strategi industri baru harus dirumuskan dan pasar-pasar baru harus diraih. Itu agar kapasitas ekspor nasional makin membesar," dia menandaskan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya