Pengamat ITS: Terlambat Bangun MRT dan LRT Bakal Timbul Macet Tak Teratasi

Pakar Transportasi ITS Hera Widyastuti menuturkan, bila hanya membangun jalan saja tidak cukup mengantisipasi kemacetan.

oleh Agustina Melani diperbarui 15 Jan 2020, 14:00 WIB
Diterbitkan 15 Jan 2020, 14:00 WIB
Ilustrasi
Ilustrasi bagian dalam MRT. (dok. pixabay.com/@cegoh)

Liputan6.com, Jakarta - Pembangunan transportasi massal seperti mass rapid transit (MRT) dan light rail transit (LRT) dinilai perlu dilakukan segera untuk mengantisipasi kemacetan di Jawa Timur (Jatim).

Lewat akun media sosial instagram @khofifah.ip, Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa mengunggah video menunjukkan transportasi publik di Jawa Timur pada masa mendatang. Video tersebut menunjukkan transportasi umum berupa LRT yang menghubungkan wilayah di Jawa Timur.

"Kalau kemarin ada yang nanya kapan Jawa Timur punya LRT dan MRT, maka beginilah kira-kira penampakan desain transportasi publik Jawa Timur yang akan datang,” tulis dia yang dikutip dari akun instagram @khofifah.ip.

Ia menambahkan, moda transportasi ini akan sambung menyambung antardaerah, kawasan ekonomi dan industri.

Pakar Transportasi ITS Hera Widyastuti menuturkan, Jawa Timur perlu segera membangun angkutan umum yang handal untuk mengantisipasi kemacetan. Bila hanya membangun jalan saja tidak cukup untuk mengatasi kemacetan. Ini karena kendaraan pribadi akan terus bertambah.

"Kalau tidak segera dibangun angkutan umum massal yang handal nanti akan timbul kemacetan yang tidak teratasi hanya dengan bangun jalan saja," tutur Hera saat dihubungi Liputan6.com, Selasa, 14 Januari 2020.

Hera menambahkan, dengan membangun transportasi umum yang handal dapat mendorong masyarakat tidak harus menggunakan motor dan mobil.

“Kalau tidak mulai bergerak sekarang nanti kuatir akan terlambat jadi sebaiknya disiapkan. Lihat saja Frontage Road Ahmad Yani MERR di Surabaya barus tiga tahun sudah padat,” ujar Hera.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Memudahkan Pergerakan Manusia

Ilustrasi
Ilustrasi bagian dalam MRT. (dok. pixabay.com/@quinntheislander)

Hera menambahkan, dengan membangun transportasi umum yang handal juga memudahkan pergerakan manusia apalagi lahan juga terbatas. Memudahkan pergerakan sehingga membuat waktu aktivitas lebih efisien dan efektif. Hal ini dapat meningkatkan ekonomi.

"Kalau di jalan bergerak kendaraan misalkan mobil hanya dua orang dan motor dua orang. Kalau transportasi umum yang handal bisa angkut banyak orang,” tutur dia.

Untuk mendorong masyarakat beralih menggunakan transportasi umum yang handal, menurut Hera juga perlu membuat aturan. Hal itu dengan menerapkan electronic road pricing (ERP), pembatasan kendaraan, dan biaya parkir. Selain itu juga membuat sistem transportasi terintegrasi mulai dari permukiman penduduk.

"Kalau ada jalan berbayar dan parkir susah, orang akan mikir pakai kendaraan pribadi sehingga memakai angkutan umum yang sudah handal. Jadi masyarakat pindah ,” ujar Hera.

Hera menuturkan, pembangunan transportasi umum yang handal membutuhkan biaya besar. Oleh karena itu, diharapkan ada kemudahan untuk pendanaan. “Itu pendanaan apakah murni pemerintah provinsi, atau pusat. Regulasi juga harus ditata misalkan dari pusat seperti apa, daerah seperti apa,” kata dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya