Kelola Kereta Komuter, MRT dan KAI Bentuk Perusahaan Patungan

Perusahaan baru ini akan fokus mengoperasikan sekaligus melakukan pengembangan bisnis di KCI dan Railink.

oleh Liputan6.com diperbarui 12 Des 2019, 11:30 WIB
Diterbitkan 12 Des 2019, 11:30 WIB
Mulai 1 Desember, Perjalanan KRL Ditambah
KRL saat melintas di Stasiun Juanda, Jakarta, Rabu (20/11/2019). Penambahan jumlah perjalanan KRL pada triwulan pertama pemberlakuan Gapeka 2019 ini sebanyak 86 rangkaian dan 906 perjalanan KRL dengan total sarana yang dioperasikan yaitu 1.100 unit kereta. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta - PT MRT Jakarta dan PT KAI membentuk anak usaha bersama dengan skema join venture. Perusahaan baru ini nantinya akan mengelola kereta komuter dan kereta bandara serta akan menjadi induk dari PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) yang mengelola kereta komuter dan PT Railink sebagai pengelola kereta bandara Soekarno-Hatta.

"Kebetulan sudah ditandatangani bahwa Railink (kereta bandara) dan KCI (kereta commuter) akan dibawah perusahaan baru yang di bawah kepemilikan MRT Jakarta dan PT KAI," ujar Direktur Operasional dan Maintenance MRT Jakarta, Muhammad Effendi dikutip dari Antara, Kamis (12/12/2019).

Dia mengatakan, hal tersebut sudah dilaksanakan dua hari lalu penandatanganannya, di mana Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta juga hadir.

"Perusahaan baru ini akan fokus mengembangkan atau mengoperasikan sekaligus melakukan pengembangan bisnis di KCI dan Railink," katanya.

 

Bentuknya seperti apa, lanjut dia, saat ini konsepnya sedang dikaji mengingat jajaran dewan direksinya juga sedang disiapkan.

Dalam waktu sebulan MRT Jakarta dan PT KAI diminta untuk menyiapkan dewan direksi perusahaan baru tersebut.

"InsyAllah baru di Januari 2020 akan terlihat, kemarin baru head off agreement yang ditandatangani," kata Muhammad Effendi.

Menurut dia, perusahaan baru ini akan mengoperasikan KCI dan Railink. Fokusnya nanti tidak cuma pelayanan, namun juga mencakup pengoperasian dan pengelolaan TOD.

PT Kereta Commuter Indonesia adalah salah satu anak perusahaan di lingkungan PT Kereta Api Indonesia (Persero) yang mengelola KA Commuter Jabodetabek dan sekitarnya.

Sedangkan PT Railink merupakan anak perusahaan dari PT Kereta Api Indonesia dan PT Angkasa Pura II yang menghadirkan sebuah layanan transportasi publik berbasis railway bernama Kereta Api Bandara.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Mulai 1 Desember 2019, KCI Berlakukan Jadwal KRL Baru

20151229-Commuter-Line-HEL
Rangkaian kereta commuter line saat melintas di dekat Stasiun Pasar Minggu, Jakarta, Selasa (29/12/2015). Untuk mengakomodasi penumpang pada malam pergantian tahun, KRL Commuter Line akan beroperasi 24 jam. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) memberlakukan jadwal baru perjalanan Kereta Rel Listrik (KRL) Commuter Line mulai 1 Desember 2019. Hal ini sesuai Grafik Perjalanan Kereta Api (Gapeka) 2019.

Direktur Utama PT KCI, Wiwik widayanti mengatakan, pemberlakuan jadwal baru ini sesuai keputus‎an Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan dan Keputusan Menteri Perhubungan No: KP.1781 Tahun 2019 Tentang Penetapan Grafik Perjalanan Kereta Api Tahun 2019.

"Gapeka 2019 ini akan menggantikan Gapeka tahun 2017 yang menjadi dasar penyusunan jadwal kereta, termasuk jadwal perjalanan KRL pada saat ini," kata Wiwik, di Gedung Jakarta Railways Center, Jakarta, Senin (18/11/2019).

Pada Gapeka 2019, PT KCI memprogramkan operasi perjalanan KRL sebanyak 90 Loop yang berjumlah1.057 perjalanan KRL per harinya. Jumlah tersebut bertambah dibanding dengan program pada Gapeka 2017 dengan operasi perjalanan KRL sebanyak 81 Loop yang berjumlah 945 perjalanan KRL per harinya.

Mulai 1 Desember 2019, PT KCI akan memberlakukan penambahan jumlah perjalanan KRL pada triwulan pertama pemberlakuan Gapeka 2019 ini sebanyak 86 Loop dengan 960 perjalanan KRL. Maka, jumlah total sarana KRL yang dioperasikan sebanyak 1.100 unit kereta.

"Penambahan ini akan terus dilaksanakan secara bertahap berdasarkan hasil evaluasi perjalanan KRL hingga mencapai jumlah sesuai dengan program Gapeka 2019,"‎ tuturnya.

Lintas Bogor

Siap Beroperasi Awal 2018, Pembangunan Stasiun Sudirman Baru Capai 96 Persen
Kereta Rel Listrik (KRL) Jabodetabek melintas di area pembangunan Stasiun Sudirman Baru di Kawasan Dukuh Atas, Jakarta Pusat, Rabu (22/11). (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Mulai 1 Desember nanti, Jumlah perjalanan KRL untuk lintas Bogor Line sebanyak 405 perjalanan KRL yangterdiri dari Center Line (Bogor/Depok – Jakarta Kota PP) terdapat 227 perjalanan dengan headway pada peak hour selama 5 menit, dan lintas Loop Line (Bogor/Depok – Jatinegara PP) terdapat 178 perjalanan dengan headway pada peak hour selama 5 menit.

Sedangkan Jumlah perjalanan KRL Bekasi Line (Cikarang/Bekasi – Jakarta Kota PP) sebanyak 174 perjalanan setiap harinya dengan headway pada peak hour selama 11 menit.

Untuk lintas Serpong Line (Rangkasbitung/Parung Panjang/Maja/Serpong – Tanah Abang PP) mulai 1 Desember 2019 terdapat 178 perjalanan KRL pada lintas tersebut dengan headway pada peak hour selama 10 menit. Sedangakan di lintas Tangerang Line (Tangerang – Duri PP) pada pemberlakukan Gapeka 2019 ini, terdapat perjalanan KRL sebanyak 98 perjalanan dengan headway pada peak hour selama 15 menit.

Sementara untuk lintas Tanjuk Priok Line (Tanjung Priok - Jakarta Kota PP) pada Triwulan pertama Gapeka 2019 ini terdapat total perjalanan KRL sebanyak 56 perjalanan dengan headway pada peak hour selama 30 menit.

Sedangkan untuk KRL Feeder (Kampung Bandan – Jakarta Kota PP) pada GAPEKA 2019 ini terdapat jumlah perjalan sebanyak 47 perjalanan dengan headway pada peak hour selama 38 menit.

“Penyusunan GAPEKA 2019 ini telah berlangsung cukup lama, dengan memerhatikan berbagai masukan, utamanya adalah saran dari para pelanggan, pembangunan infrastruktur perkeretaapian, dan Sarana KRL yang dimiliki KCI. Kami berharap dengan memberlakukan jadwal baru berdasarkan GAPEKA 2019, para pengguna KRL dapat lebih terakomodir kebutuhannya," paparnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya