Penumpang MRT Tembus 100 Ribu Orang Per Hari 

Minat masyarakat yang menggunakan MRT sejauh ini sudah cukup tinggi

oleh Liputan6.com diperbarui 05 Des 2019, 15:20 WIB
Diterbitkan 05 Des 2019, 15:20 WIB
Bulan Depan Masyarakat Bisa Ikut Uji Coba MRT
Dua kereta MRT berada di stasiun Lebak bulus Jakarta, Senin (25/2). Pada 5 Maret nanti pihak Kereta MRT akan membuka pendaftaran uji coba umum. Dengan begitu, masyarakat bisa mengikuti progres pembangunan. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Direktur Jenderal Perkeretaapian Kemenhub, Zulfikri, mengatakan bahwa minat masyarakat yang menggunakan Moda Raya Transportasi (MRT) sejauh ini sudah cukup tinggi. Hal ini terbukti sejak diorpasikan pada Maret lalu, jumlah penumpang MRT tembus mecapai 100.000 orang per hari.

"Kurang dari 8 bulan penumpang cukup banyak sudah 100 ribu penumpang perhari di hari-hari tertentu," katanya saat ditemui di Kantornya, Jakarta, Kamis (5/12).

Untuk fase pertama, MRT beroprasi melayani penumpang dari Stasiun Lebak Bulus menuju Bunderan Hotel Indonesia dan sebaliknya. Kereta modern ini mampu mengantar penumpang dalam waktu 30 menit. Adapun sekali angkut, MRT dapat menampung 1.200 hingga 1.800 orang.

Dia mengaku optimis, pertumbuhan penumpang pada MRT bisa meningkat dua kali lipat apabila fase dua beroprasi. Adapun fase dua ini merupakan perpanjangan dari Stasiu Bunderan Hotel Indonesia menuju Stasiun Kota.

"Tentu ini akan lebih tinggi kalau kita perpanjang ke kota. Kita harapkan jumlah penumpang bisa tinggi di atass 200 ribu penumpang per hari," tandasnya.

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Kemenhub Cari Dana Perpanjang Jalur MRT ke Tangerang Selatan

Banner Infografis MRT Era Baru Warga Jakarta
Banner Infografis MRT Era Baru Warga Jakarta. (Liputan6.com/Triyasni)

Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi menyambut baik usulan Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) Kementerian Perhubungan (Kemenhub) untuk memperpanjang jalur MRT Bundaran HI-Lebak Bulus menuju Tangerang Selatan (Tangsel).

Namun, ia masih mempermasalahkan pendanaan untuk bisa melanjutkan proyek tersebut. Sebab, dalam pembangunan MRT Jakarta, pemerintah pusat harus patungan dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta secara pendanaan.

"Ya sangat mungkin. Tapi tinggal pendanaannya saja kan. Kalau yang di Jakarta kan kita sharing dengan Pemda DKI kan 50:50. Jadi kalau sampai Tangsel ya ada kemungkinan pemerintah pusat," ujar dia di Jakarta, Selasa (3/12/2019).

Dia pun membuka pintu kepada Pemerintah Kota (Pemkot) Tangsel untuk berpartisipasi dalam proyek MRT Tangsel, meski secara anggaran tidak sebesar DKI.

"Ya kalau dia (Pemkot Tangsel) ada dana ya boleh. Kalau Pemda DKI kan APBD-nya gede. Kalau itu (Pemkot Tangsel) kan APBD-nya enggak terlalu besar," sebut dia.

Dimulai 2022

MRT Jakarta
Penumpang membeli tiket MRT (Moda Raya Terpadu) di Stasiun Dukuh Atas, Jakarta, Senin (29/7/2019). Hingga Juli 2019, penumpang per hari Ratangga (nama kereta MRT) mencapai angka rata-rata tertinggi sebanyak 94.824 penumpang atau naik sebesar 15,9 persen dibanding Juni. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Secara proyeksi, ia berharap konstruksi jalur MRT Tangsel bisa dimulai paling lambat pada 2022, sehingga dapat rampung pada 2026.

Kendati begitu, Menhub Budi menyampaikan, pengembangan MRT Jakarta tetap menjadi fokus utama lantaran proyek tersebut telah berjalan.

"Kita karena partner-nya sudah ada yang di DKI, ya sudah yang DKI, yang di Jakarta dulu. Baru itu (MRT Tangsel) yang berikutnya," tukas dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya