Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Kota Surabaya telah mempersiapkan sejumlah langkah-langkah untuk mengantisipasi merebaknya virus corona aau disebut juga covid-19.
Selain membangun tempat mencuci tangan, Pemkot Surabaya sudah menimbun masker kesehatan. Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini (Risma) mengungkapkan penimbunan masker kesehatan tersebut saat bertemu dengan para professor di Tropical Disease (Lembaga Penyakit Tropik) Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (Unair) Surabaya.
Risma menuturkan, sejak merebaknya virus corona di Wuhan, pihaknya sudah menyetok kebutuhan masker. Selain itu juga sebelum ada kejadian ditemukannya dua orang positif virus corona di Depok.
Advertisement
"Sebetulnya ada, saya sudah punya (masker). Kita nimbun sejak awal. Begitu ada kejadian di Wuhan, saya stok. Dinas Kesehatan sudah punya,ā tutur dia, Selasa, 3 Maret 2020, seperti dikutip dari Merdeka.
Ia menuturkan, pihaknya memang tidak ngomong ke publik terkait dengan penimbunan masker tersebut. Ia beralasan, tidak mau menimbulkan kepanikan di masyarakat. Namun, ia memastikan, jika pada saatnya nanti dibutuhkan, ia akan mengeluarkan untuk warga Surabaya.
āNanti kalau harus dikeluarkan kita keluarkan. Saya tidak ngomong supaya warga tidak panik. Nanti kalau saya ngomong, warga panik,ā ujar dia.
Sebelumnya, untuk mengantisipasi penyebaran virus corona di Surabaya, Risma akan membangun fasilitas pencuci tangan atau hand sanitizer di area sekolah dan publik di Surabaya.
Ā
Reporter: Erwin Yohanes
Sumber: Merdeka.com
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Pemakaian Masker
Sementara itu, Ketua Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, dr Agus Dwi Susanto, Sp.P (K) mengatakan, untuk pemakaian masker ada yang perlu diperhatikan. Pertama, memakai masker saat sakit, batuk, pilek dan flu. Kedua, memakai masker saat berada di area infeksius seperti rumah sakit.
Selain itu saat di keramaian yang padat dan berdesak-desakan. "Orang yang batuk, pilek, flu perlu pakai masker bertujuan untuk melindungi orang, dan ini bukan hanya untuk corona saja,ā kata dia saat dihubungi Liputan6.com, Rabu (4/3/2020).
Agus memberikan catatan, bila memang kualitas udara buruk saat Jakarta mengalami kualitas udara kurang baik memang sebaiknya memakai masker. "Kalau kualitas udara lagi bagus dan jalan-jalan tidak perlu pakai," tutur dia.
Dalam infografis kedokteran paru dan respirologi terkait virus corona covid-19, masyarakat diimbau untuk tidak panik. Kemudian waspadai bila muncul gejala batuk, pilek, sakit, tenggorokan, demam disertai kesulitan bernafas, dan segera berobat ke fasilitas pelayanan terdekat.
Selain itu, jalani hidup sehat antara lain dengan rajin cuci tangan dengan air dan sabun antiseptic atau sabun antiseptic cair minimal 20 detik. Terutama memegang barang-barang di fasilitas umum sebelum makan dan minum.
Lalu hindari memegang muka, mulut, hdung atau mata apa bila belum cuci tangan. Gunakan masker saat batuk, pilek, flu dan saat berada di area infeksius seperti rumah sakit dan saat di keramaian yang padat. Selanjutnya menutup mulut dan hidung dengan tissue ketika bersin dan batuk.
Kemudian makan dan minum teratur yang bergizi, istirahat cukup, hindari konsumsi yang menurunkan imunitas seperti minum alcohol, merokok dan lain-lain. Kemudian berolahraga. Lalu hindari kontak dengan pasien yang diduga terinfeksi covid-19.
Advertisement