Liputan6.com, Jakarta - Bank Indonesia (BI) Jawa Timur memprediksi ekonomi Jawa Timur (Jatim) masih sangat stabil terkait isu virus corona atau COVID-19. Bahkan pertumbuhan ekonominya masih optimistis sesuai prediksi sekitar 5,3 persen-5,8 persen.
Deputi Kepala Perwakilan BI Jatim, Harmanta menuturkan, virus corona yang melanda berbagai negara membuka peluang peningkatan ekspor Jatim ke Singapura dan Jepang. Hal ini meski ekspor ke China turun.
"Akibat COVID-19, ekonomi Jatim masih cukup gesit, kami mencatat meski ke Tiongkok menurun tapi ke negara lain meningkat antara lain ke Jepang dan Singapura, sehingga masih terjaga dengan baik perdagangan luar negerinya," ujar Harmanta, seperti dikutip dari Antara, Rabu (11/3/2020).
Advertisement
Baca Juga
Harmanta mengatakan, kenaikan ekspor ke Jepang sekitar 15 persen, dan Singapura sekitar 200 persen untuk Desember 2019 ke Januari 2020 atau "month to month" (m to m).
"Jadi mudah-mudahan ini bisa mengkompensasi penurunan impor Jawa Timur ke Tiongkok pada Januari 2020 sebesar 16 persen," ujar Harmanta. Harmanta melihat, secara umum ekonomi Jatim masih sangat stabil terkait isu virus corona atau Covid-19. Pertumbuhan ekonomi akan di kisaran 5,3 persen-5,8 persen.
Meski sebelumnya, BI Kantor Wilayah Jawa Timur telah menurunkan target pertumbuhan ekonomi di wilayah setempat sebesar 0,1 persen, dari 5,3 persen hingga 5,8 persen menjadi 5,2 persen hingga 5,7 persen akibat corona.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
4 Sektor yang Terkendala
Ia menuturkan, ada empat sektor terkendala akibat virus corona atau Covid-19 di Jatim, yakni ekspor dan impor, pariwisata, remitansi TKI serta investasi Penanaman Modal Asing (PMA).
"Jatim memiliki ikatan erat dengan Tiongkok, khususnya Wuhan terkait manufakturnya. Sehingga jalur ekspor impor, perdagangan antarkedua belah pihak pasti akan terganggu," ujar dia.
Harmanta memprediksi, virus corona atau Covid-19 tidak akan berlarut dan akan kembali membaik pada kuartal II/2020 karena keseriusan pemerintah Tiongkok dalam menangani kasus tersebut. Bahkan saat ini, jumlah korban baru yang terjangkit virus korona sudah mulai menurun.
“Virus korona ini tidak seganas virus yang sebelumnya, Mers dan Sars yang tingkat fatalitasnya mencapai 30 persen hingga 40 persen. Virus korona ini tingkat kematiannya hanya sebesar 2 persen hingga 4 peren sehingga saya yakin ini akan mudah terlewati. Harapan selesai di kuartal I dan di kuartal II, III dan IV sudah mulai berlari,” tutur dia.
Advertisement