Liputan6.com, Jakarta - Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jember Heru Widagdo meminta masyarakat yang berada di bantaran sungai meningkatkan kewaspadaan bencana alam di tengah wabah COVID-19
"Saya mengimbau masyarakat yang berada di bantaran sungai juga meningkatkan kewaspadaan bencana alam di tengah wabah COVID-19 di Jember," ujar dia, seperti dikutip dari Antara, Senin, 6 April 2020.
Hujan deras yang mengguyur Kabupaten Jember, Jawa Timur mengakibatkan banjir di tujuh titik yang tersebar di tiga kecamatan pada Senin pekan ini hingga menyebabkan belasan rumah warga terendam dan terjadi kemacetan kendaraan di sejumlah ruas jalan akibat genangan air.
Advertisement
Baca Juga
"Total rumah warga yang terdampak banjir genangan dan luapan sungai sebanyak 18 rumah dan satu asrama yang berpenghuni sebanyak 23 orang juga terendam banjir," ujar dia.
Dia menuturkan, hujan deras yang mengguyur Jember menyebabkan sejumlah ruas jalan banjir dan sungai meluap hingga menggenangi permukiman warga di beberapa lokasi, seperti di Kelurahan Mangli dan Sempursari di Kecamatan Kaliwates, Desa Ajung di Kecamatan Kalisat, dan Kelurahan/Kecamatan Sumbersari.
"Ketinggian air yang masuk rumah warga dan Asrama Baitul Ilmi bervariasi dari 10 cm hingga 70 cm, namun tidak ada korban jiwa dalam bencana banjir ini," kata dia.
**Ayo berdonasi untuk perlengkapan medis tenaga kesehatan melawan Virus Corona COVID-19 dengan klik tautan ini.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Waspadai Hujan Sedang hingga Lebat
Selain tujuh titik yang tergenang banjir, Pusdalops Jember mendapatkan informasi banjir juga menerjang lokasi IAIN dan Tawang Alun Jember, sehingga tim reaksi cepat (TRC) Penanggulangan Bencana masih memantau di lokasi banjir tersebut.
Ia menuturkan, beberapa rekomendasi, di antaranya mengimbau kepada masyarakat untuk mewaspadai hujan sedang dan lebat yang disertai angin kencang.
Menurut dia, perlu penanganan gorong-gorong dan saluran air yang mengalami penyempitan dan penyumbatan, kemudian di lingkungan Karang Mluwo, Kaliwates, untuk Asrama Baitul Ilmi, diperlukan pintu buka tutup untuk saluran di belakang asrama, agar air tidak masuk ke asrama tersebut.
"Kami juga merekomendasikan perlunya normalisasi sungai di Lingkungan Mrapa, Kecamatan Kaliwates," kata dia.
Advertisement