Liputan6.com, Jakarta Hari Valentine, yang juga dikenal sebagai Hari Kasih Sayang, telah menjadi salah satu perayaan paling populer di berbagai belahan dunia. Setiap tanggal 14 Februari, banyak orang memanfaatkan momen ini untuk mengungkapkan cinta kepada pasangan, sahabat, atau bahkan keluarga. Bunga, cokelat, serta kartu ucapan menjadi simbol utama dari tradisi yang terus berkembang hingga saat ini.
Namun, di balik nuansa romantis yang identik dengan Hari Valentine, terdapat sejarah panjang yang tidak selalu berkaitan dengan cinta. Perayaan ini berakar dari kisah seorang martir dan berbagai ritual kuno yang berkembang seiring waktu. Sejarah mencatat bahwa Hari Valentine bukan sekadar tentang cinta dan hadiah, tetapi juga memiliki elemen politik dan keagamaan yang mempengaruhi bentuk perayaannya hingga kini.
Baca Juga
Di tahun 2025, Hari Valentine akan jatuh pada hari Jumat, menandai pertama kalinya sejak tahun 2020 perayaan ini kembali dirayakan di akhir pekan. Tetapi, sebelum Anda merencanakan kejutan untuk orang terkasih, ada baiknya memahami lebih dalam mengenai asal-usul Hari Valentine.
Advertisement
Asal-usul Hari Valentine: Dari Ritual Kuno ke Perayaan Modern
Sejarah Hari Valentine bisa ditelusuri hingga masa Romawi kuno. Beberapa ahli sejarah percaya bahwa perayaan ini berasal dari festival pagan bernama Lupercalia, yang berlangsung setiap tanggal 15 Februari. Festival ini merupakan ritual kesuburan yang melibatkan pengorbanan hewan dan upacara perjodohan, di mana pria dan wanita dipasangkan secara acak dengan menarik nama dari sebuah guci.
Seiring masuknya agama Kristen, ritual ini mulai ditinggalkan. Pada akhir abad ke-5, Paus Gelasius I diduga mengganti perayaan Lupercalia dengan Hari Santo Valentine. Meskipun tidak ada bukti konkret bahwa ini adalah awal mula Hari Valentine modern, banyak yang percaya bahwa perubahan ini merupakan upaya untuk menghilangkan tradisi pagan dan menggantikannya dengan perayaan yang lebih sesuai dengan ajaran Kristen.
Sementara itu, nama Valentine sendiri diyakini berasal dari seorang pendeta Kristen yang dihukum mati oleh Kaisar Claudius II pada abad ke-3 Masehi. Pendeta ini konon menikahkan pasangan secara diam-diam, melanggar aturan yang melarang pernikahan bagi prajurit. Kisahnya kemudian berkembang menjadi legenda yang berkontribusi pada munculnya Hari Valentine sebagai simbol cinta.
Advertisement
Bagaimana Hari Valentine Berubah Menjadi Perayaan Romantis?
Sebelum abad ke-14, Hari Valentine lebih berkaitan dengan penghormatan terhadap santo daripada perayaan cinta. Namun, perubahan mulai terjadi ketika Geoffrey Chaucer, seorang penyair Inggris abad pertengahan, menulis puisi berjudul The Parliament of Fowls (1382). Dalam puisi ini, Chaucer menggambarkan burung-burung yang berkumpul pada Hari Santo Valentine untuk memilih pasangannya.
Sejak saat itu, Hari Valentine semakin dikaitkan dengan romantisme. Pada abad ke-15, Duke Charles of Orleans menulis surat cinta kepada istrinya saat ia dipenjara di Menara London. Surat ini dianggap sebagai salah satu kartu Valentine tertua yang pernah ditemukan. Tradisi bertukar surat cinta pun mulai berkembang di Eropa, dan pada abad ke-17, masyarakat mulai merayakan Hari Valentine dengan mengirim kartu ucapan.
Pada abad ke-19, kartu Valentine mulai diproduksi secara massal, terutama di Inggris dan Amerika Serikat. Seiring dengan berkembangnya industri cokelat, perusahaan mulai memasarkan cokelat dalam kotak berbentuk hati sebagai hadiah Valentine. Hingga kini, cokelat dan kartu ucapan masih menjadi elemen utama dalam perayaan Hari Kasih Sayang.
Fakta Unik dan Sisi Kelam Hari Valentine
Meskipun Hari Valentine identik dengan nuansa romantis, ada pula sisi kelam dalam sejarahnya. Salah satu peristiwa paling terkenal adalah Valentine’s Day Massacre pada tahun 1929. Insiden ini terjadi di Chicago ketika tujuh anggota geng kriminal tewas dalam serangan brutal yang diduga dilakukan oleh kelompok Al Capone. Tragedi ini menjadi salah satu aksi kejahatan terorganisir paling terkenal dalam sejarah Amerika.
Selain itu, ada pula tradisi unik yang berkembang pada era Victoria di Inggris, yaitu Vinegar Valentine. Berbeda dari kartu ucapan romantis, Vinegar Valentine adalah kartu yang dikirimkan untuk menolak seseorang dengan kata-kata sindiran dan bahkan hinaan. Tradisi ini kini sudah tidak lagi populer, tetapi menunjukkan bahwa Hari Valentine tidak selalu dirayakan dengan cara yang manis.
Advertisement
Hari Valentine di Era Digital
Di era modern, perayaan Hari Valentine semakin berkembang dengan hadirnya teknologi. Jika dulu orang menulis surat dan kartu secara fisik, kini banyak pasangan yang mengirim ucapan melalui pesan singkat, media sosial, atau bahkan video khusus.
Selain itu, industri e-commerce juga berperan besar dalam perayaan ini. Dengan banyaknya pilihan hadiah yang bisa dibeli secara online, semakin banyak orang yang mengandalkan layanan pengiriman untuk mengirim bunga, cokelat, atau hadiah spesial lainnya. Tidak hanya itu, munculnya konsep Galentine’s Day—yang dirayakan pada 13 Februari—juga menjadi tren baru bagi mereka yang ingin merayakan persahabatan, bukan hanya hubungan romantis.
Bagi sebagian orang, Hari Valentine tetap menjadi momen spesial untuk mengekspresikan cinta. Namun, ada pula yang memilih tidak merayakannya, menganggapnya sebagai hari yang terlalu dikomersialkan. Apa pun pilihan Anda, Hari Valentine tetap memiliki makna yang beragam bagi setiap individu.
Â
Pertanyaan dan Jawaban Seputar Hari Valentine
1. Mengapa Hari Valentine jatuh pada tanggal 14 Februari?
Hari Valentine berkaitan dengan Santo Valentine, yang diyakini dihukum mati pada 14 Februari di abad ke-3 Masehi. Tanggal ini kemudian diadopsi sebagai perayaan kasih sayang.
2. Apakah Hari Valentine dirayakan di seluruh dunia?
Ya, tetapi dengan cara yang berbeda. Di beberapa negara seperti Jepang dan Korea Selatan, wanita yang memberikan hadiah lebih dulu, sementara pria membalasnya satu bulan kemudian pada White Day.
3. Apakah Hari Valentine hanya untuk pasangan?
Tidak. Saat ini, banyak orang merayakan Hari Valentine dengan teman, keluarga, atau bahkan diri sendiri sebagai bentuk self-love.
Advertisement
![Loading](https://cdn-production-assets-kly.akamaized.net/assets/images/articles/loadingbox-liputan6.gif)