Liputan6.com, Jakarta - Bank Indonesia (BI) Provinsi Jawa Timur berupaya mendorong sektor rill (UMKM dan pesantren) melalui peningkatan kapasitas secara digital.
"Beberapa pelatihan terus dilakukan secara digital agar UMKM mampu bertahan selama pandemi COVID-19. Pelatihan itu mencakup kemampuan adaptasi produksi (shifting) usaha, hingga digital marketing untuk memperluas jangkauan penjualan produk UMKM," ujar Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur Difi Ahmad Johansyah, seperti dikutip dari Antara, Rabu (29/4/2020).
Selain itu, ia menuturkan, BI Provinsi Jawa Timur akan terus berkoordinasi dan bersinergi dengan Pemerintah Provinsi Jawa Timur dan otoritas terkait dalam menempuh langkah-langkah kolektif untuk memantau, asesmen dan mitigasi implikasi penyebaran COVID-19 terhadap stabilitas ekonomi di Jawa Timur.
Advertisement
Baca Juga
BI Jatim pun optimistis pemulihan atau recovery ekonomi wilayah setempat akan lebih cepat usai wabah COVID-19 karena ada hasil positif sejumlah bauran kebijakan yang ditempuh dalam penanganan wabah.
Difi menambahkan, pertumbuhan ekonomi dunia pada 2020 diperkirakan mengalami kontraksi akibat pandemik COVID-19, tetapi kembali tumbuh pada 2021, sejalan dengan beberapa kebijakan negara dalam mengatasi pandemi, termasuk Indonesia.
"Hal itu mendorong pula optimisme perekonomian Jawa Timur untuk bisa recovery lebih cepat serta dukungan masyarakat secara umum," kata Difi.
Selain itu, Pemprov Jatim juga terus menjaga stabilitas ekonomi di tengah wabah COVID-19, dengan memastikan ketersediaan pasokan pangan strategis dan harga yang stabil melalui program Lumbung Pangan.
"Dengan layanan yang sesuai protokol COVID-19, serta dapat diakses secara daring, Lumbung Pangan Jatim mampu mendukung pemenuhan kebutuhan pangan strategis masyarakat Jawa Timur," ujar dia.
Saksikan Video di Bawah Ini
Inflasi Bakal Stabil
Sementara itu, Kepala Grup Advisory dan Pengembangan Ekonomi, Harmanta, mengatakan optimisme juga didukung hasil asesmen IMF yang menunjukkan pertumbuhan ekonomi dunia pada 2020 akan mengalami kontraksi sebesar -3 persen (yoy), tetapi diperkirakan kembali tumbuh sebesar 5,8 persen pada 2021.
Pada sisi lain, kata dia, kondisi inflasi juga relatif stabil dan terjaga dalam rentang target inflasi nasional yakni 3 plus minus persen.
"Sejumlah upaya telah dilakukan Tim Pengendalian Inflasi Daerah, baik di level provinsi maupun kabupaten/kota dalam menjaga stabilitas harga, seperti ketersediaan pasokan serta kelancaran distribusi komoditas pangan strategis di tengah penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di sejumlah wilayah," kata Harmanta.
Advertisement