Risma Bikin Laboratorium untuk Tes Swab di Surabaya, Ini Alasannya

Wali Kota Surabaya Risma ingin laboratorium tes swab segera dioperasikan agar kehidupan warga kembali normal.

oleh Liputan6.com diperbarui 04 Jun 2020, 17:29 WIB
Diterbitkan 04 Jun 2020, 17:29 WIB
(Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini (Risma). (Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Kota Surabaya membuat laboratorium dan menempatkan alat polymerase chain reaction (PCR) sementara di Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BBTKLPP) Surabaya.

Laboratorium tersebut untuk melakukan tes swab bagi warga yang terinfeksi virus corona baru (Sars-CoV-2) yang menyebabkan COVID-19 dan mulai beroperasi.

"Saya memang ingin secepatnya laboratorium itu dioperasikan supaya kehidupan warga kembali normal," kata Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini di Balai Kota Surabaya, Kamis, (4/6/2020), seperti dikutip dari Antara.

Dia menuturkan, Pemerintah Kota Surabaya sudah mendapat bantuan dari Badan Intelijen Negara (BIN) berupa alat polymerase chain reaction (PCR) untuk keperluan membuat laboratorium sendiri.

Untuk sementara ini, kata dia, pemkot meminjam ruangan di Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BBTKLPP) Surabaya untuk menempatkan alat PCR itu dan membuat laboratorium.

"Kita pinjam ruangan dulu. Alhamdulillah laboratorium sudah bisa kita gunakan. Sambil menunggu Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) kita jadi," kata Risma.

Bahkan, lanjut dia, sejak Rabu, 3 Juni 2020, Pemkot Surabaya sudah mulai mengoperasikan laboratorium tersebut untuk melakukan tes swab. Sudah ada ratusan sampel yang dikirimkan ke BBTKLPP untuk dilakukan tes swab.

Risma mengatakan laboratorium tersebut diperlukan karena tidak selamanya menggunakan mobil PCR milik Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan BIN yang sudah beroperasi di Surabaya hampir sepekan ini.

Apalagi, mobil milik BNPB dan BIN tersebut tidak bisa selamanya berada di Surabaya untuk melakukan tes swab, melainkan harus keliling ke daerah lainnya di Jawa Timur atau di Indonesia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Uji Validasi

(Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)
Wakil Koordinator Hubungan Masyarakat Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Surabaya, M Fikser (Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Sementara itu, Wakil Koordinator Hubungan Masyarakat Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Surabaya M. Fikser mengatakan pihaknya sudah bertemu dan berkoordinasi dengan Kepala BBTKLPP Surabaya Rosidi Roslan.

"Saya sudah ketemu dengan Kepala BBPTLPP. Beliau mengatakan bahwa sehari bisa seribu sampel. Namun, karena ini masih baru, tidak bisa langsung segitu. Pelan-pelan lah ya sambil proses untuk mencapai itu," kata M Fikser.

Sebelum laboratorium PCR ini digunakan, Fikser memastikan terlebih dahulu melakukan uji validasi selama dua hari untuk memastikan hasil dari pemeriksaan ini benar-benar valid.

"Jadi, prosesnya memang harus melewati uji validasi supaya benar-benar valid dan dapat dipertanggungjawabkan,” ujarnya.

Kepala Diskominfo Surabaya ini menjelaskan mekanisme dan hasil pemeriksaan di laboratorium PCR yang baru dioperasikan itu tidak jauh berbeda dengan yang dilakukan mobil laboratorium PCR dari BIN, karena untuk hasil esktraksi membutuhkan waktu selama 45 menit dan hasil pemeriksaan PCR-nya membutuhkan waktu 2-4 jam setiap sampelnya.

"Baru setelah itu hasil keluar. Apakah pasien itu negatif atau positif," kata dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya