Jawa Timur di Posisi 3 untuk Tambahan Kasus COVID-19 Terbanyak pada 19 Juni 2020

Dari jumlah spesimen yang diperiksa itu, ditemukan kasus positif Corona COVID-19 sebanyak 1.041 orang sehingga total 43.803 kasus positif Corona COVID-19 di Indonesia.

oleh Liputan6.com diperbarui 19 Jun 2020, 17:00 WIB
Diterbitkan 19 Jun 2020, 17:00 WIB
Ilustrasi coronavirus, virus corona, koronavirus, Covid-19.
Ilustrasi coronavirus, virus corona, koronavirus, Covid-19. Kredit: Fernando Zhiminaicela via Pixabay

Liputan6.com, Jakarta - Jawa Timur, akhirnya tidak berada di posisi puncak untuk kasus baru terbanyak Corona COVID-19 pada Jumat, 19 Juni 2020. Jawa Timur mencatatkan tambahan kasus baru positif Corona COVID-19 sebanyak 140 orang.

Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 di Indonesia, Achmad Yurianto menuturkan, pihaknya telah memeriksa spesimen sebanyak 20.717 sehingga akumulasi spesimen yang diperiksa 601.239.

Dari jumlah spesimen yang diperiksa itu, ditemukan kasus positif Corona COVID-19 sebanyak 1.041 orang sehingga total 43.803 kasus positif Corona COVID-19 di Indonesia.

Jawa Timur berada di posisi ketiga untuk tambahan kasus baru terbanyak dari lima provinsi dengan sebaran kasus positif Corona COVID-19 pada 19 Juni 2020.

"Kalau kita lihat distribusi kasus positif yang kita laporkan Sulawesi Selatan melaporkan 207 kasus konfirmasi dan 43 kasus sembuh, DKI Jakarta laporkan 141 kasus baru dan 126 sembuh. Jawa Timur 140 kasus dan 103 sembuh, Sumatera Selatan 84 kasus baru dan 31 sembuh, Bali 81 kasus baru dan 13 sembuh," ujar Yurianto dalam konferensi pers, Jumat (19/6/2020).

Bila melihat data laporan media harian COVID-19 pada 19 Juni 2020 pukul 12.00 WIB, ada tambahan kasus positif Corona COVID-19 sebanyak 140 orang sehingga total menjadi 9.057 orang. Angka total kasus ini mendekati posisi DKI Jakarta. Di DKI Jakarta ada tambahan kasus positif 141 orang pada 19 Juni 2020 sehingga total menjadi 9.655 orang.

Sementara itu, untuk pasien sembuh dari Corona COVID-19 bertambah 103 orang sehingga total menjadi 2.562 di Jawa Timur pada 19 Juni 2020. Sisi lain, pasien meninggal bertambah sebanyak 13 orang sehingga total menjadi 678 orang di Jawa Timur.

"19 provinsi laporkan kasus di bawah 10, bahkan ada enam provinsi yang hari ini tidak laporkan kasus baru, tetapi kita lihat perbandingan antara kasus baru dan sembuh signifikan,” kata dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Imbau Patuh Protokol Kesehatan

Ilustrasi coronavirus, virus corona, koronavirus, Covid-19
Ilustrasi coronavirus, virus corona, koronavirus, Covid-19. Kredit: Fernando Zhiminaicela via Pixabay

Ia menambahkan, di NTB melaporkan ada 14 kasus baru dan 19 sembuh, Maluku ditemukan ada tujuh kasus positif terkonfirmasi positif dan 23 sembuh, Gorontalo ada enam kasus baru dan 35 sembuh.

Lalu Sumatera Barat mencatat kasus konfirmasi positif empat kasus dan 11 sembuh, Papua Barat tiga kasus dan delapan sembuh, Daerah Istimewa Yogyakarta satu kasus baru dan tujuh sembuh.

"Bangka Belitung tak ada penambahan kasus dan enam sembuh. Riau tak ada kasus baru dan lima sembuh. Kasus sembuh pada hari ini, 551 orang sehingga akumulasi 17.349 orang. Kasus meninggal sebanyak 34 orang sehingga total 2.373 orang," kata dia.

Ia mengatakan, ada 435 kabupaten/kota dan 34 provinsi yang sudah terdampak COVID-19. "Beberapa provinsi masih cukup tinggi kasus didapatkan. Kembali lagi protokol kesehatan untuk kurangi jumlah infeksi masyarakat,” kata dia.

Selanjutnya

Selain itu, ia mengatakan perlu ketat juga menelusuri tracing terutama kontak erat dengan kasus positif Corona COVID-19. Selanjutnya dilakukan pemeriksaan untuk menemukan kasus positif COVID-19 sehingga segera lakukan isolasi untuk cegah sumber penularan tidak di tengah masyarakat.

Ia mengatakan, agar masyarakat menjaga jarak, memakai masker di luar rumah, rajin cuci tangan untuk kepentingan bersama sehingga dapat mengendalikan COVID-19.

"Protokol kesehatan dimaknai sebagai upaya orang per orang untuk tidak tertular berpartisipasi kendalikan COVID-19 sehingga tak perlu kemudian harus diancam dengan sanksi. Tidak perlu dilakukan karena keterpaksaan ada yang mengawasi dan menegur tidak melakukan itu merasa tak ada yang awasi, jalankan ini dengan baik, setiap saat bisa ikuti perkembangan,” kata dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya