Jawa Timur Kini No 1 Kasus Terbanyak COVID-19

Total pasien positif Corona COVID-19 di Jawa Timur sudah melebihi DKI Jakarta pada Jumat, 26 Juni 2020.

oleh Agustina Melani diperbarui 26 Jun 2020, 18:20 WIB
Diterbitkan 26 Jun 2020, 17:38 WIB
Ilustrasi coronavirus, virus corona, koronavirus, Covid-19.
Ilustrasi coronavirus, virus corona, koronavirus, Covid-19. Kredit: Fernando Zhiminaicela via Pixabay

Liputan6.com, Jakarta - Jawa Timur (Jatim) mencatatkan kasus baru Corona COVID-19 terbanyak di Indonesia mencapai 356 pasien terkonfirmasi positif pada Jumat, 26 Juni 2020. Dengan demikian, total pasien terkonfirmasi positif Corona COVID-19 di Jawa Timur mencapai 10.901 orang pada 26 Juni 2020.

Total pasien positif Corona COVID-19 itu sudah melebihi DKI Jakarta. Tercatat DKI Jakarta mencatatkan tambahan kasus baru terbanyak 205 pasien terkonfirmasi positif Corona COVID-19 pada 26 Juni 2020. Jadi total pasien konfirmasi positif Corona COVID-19 di DKI Jakarta mencapai 10.796 orang.

Berdasarkan laporan media harian covid-19 pada 26 Juni 2020 pukul 12.00 WIB, pasien sembuh dari Corona COVID-19 di Jawa Timur bertambah 193 orang sehingga menjadi 3.236 orang. Di satu sisi, pasien meninggal bertambah 32 orang menjadi 796 orang hingga 26 Juni 2020.

Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Jawa Timur dr Sutrisno menuturkan, tingginya angka kasus positif Corona COVID-19 karena penularan di masyarakat cukup tinggi. "Virus ini menyebar dengan penularan berlipat-lipat,” ujar Sutrisno saat dihubungi Liputan6.com, Jumat (26/6/2020).

Selain itu, menurut Sutrisno, screening atau tes berjalan di masyarakat semakin banyak sehingga akan dapat ditemukan banyak kasus positif. Sutrisno menilai, hal tersebut baik karena menemukan kasus terkonfirmasi positif Corona COVID-19. “Screening lebih banyak cerminkan situasi riil. Kalau screening banyak tapi mengharapkan tambahan kasus positif tidak banyak maka itu tidak tepat. Screening makin luas akan menemukan banyak kasus,”ujar dia.

Sutrisno juga menuturkan, kepatuhan masyarakat juga semakin berkurang dalam hal menerapkan protokol kesehatan seperti memakai masker, menjaga jarak, dan cuci tangan dengan air mengalir dan sabun.

Ia pun membenarkan, kalau disiplin masyarat dalam menggunakan masker dan menjaga jarak juga masih kurang. Hal ini ditunjukkan dari survei-survei yang dilakukan pihak kepolisian dan gugus tugas.

"Iya betul, di jalan raya, di keramaian, tidak disipin, tidak jaga jarak. Banyak survei, mulai tim gugus tugas, polres, sepakat kalau tingkat kepatuhan rendah,” ujar dia.

Ia menambahkan, ada episentrum baru seperti pasar terutama di Surabaya dan Malang juga berkontribusi dengan peningkatan kasus konfirmasi positif Corona COVID-19.”Potensi banyak orang itu maka kasus positif akan berlipat,” tutur dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Jokowi: 70 Persen Warga Surabaya Raya Tak Pakai Masker, Itu Angka yang Gede

Presiden Joko Widodo
Presiden Joko Widodo. (Sumber: Instagram/jokowi)

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan, masyarakat yang masih tidak menggunakan masker mencapai 70 persen merupakan angka besar.

Oleh karena itu, Jokowi meminta Menteri Kesehatan (Menkes) Terawan Agus Putranto atau Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo untuk segera mendistribusikan masker dalam jumlah yang banyak ke Surabaya Raya (Surabaya, Sidoarjo, Gresik) dan Jawa Timur (Jatim).

"Tadi yang disampaikan gubernur, 70 persen tidak menggunakan masker. Itu angka yang gede. Tolong Pak Menkes atau BNPB segera kirim masker ke Surabaya atau Jatim," tutur Jokowi di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Kamis (25/6/2020).

Sebelumnya Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa memaparkan tingkat kepatuhan masyarakat di Surabaya Raya masih sangat rendah.

Berdasarkan survei Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga (FKM Unair). Hanya 30 persen masyarakat yang mau memakai masker di tempat ibadah dan masih ada 70 persen yang tidak menggunakan masker. Kemudian mereka 84 persen tidak melakukan physical distancing atau jaga jarak.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya