Liputan6.com, Jakarta - Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini (Risma) mengatakan, pembangunan ekonomi di Surabaya, Jawa Timur ditopang 98 persen sektor pedagang ekonomi mikro, kecil dan menengah (UMKM), sementara sisanya 2 persen dari perusahaan besar. Risma pun menggerakan UMKM.
Cara menggerakannya dengan melibatkan ibu-ibu rumah tangga, sebagai penopang ekonomi keluarga selain suami yang sudah punya pekerjaan tetapi tidak mencukupi. Di masa awal memimpin Surabaya pada 2010, hanya ada 89 kelompok UMKM di Surabaya dengan kondisi yang masih sederhana. Akan tetapi, sekarang sudah ada lebih dari 16.000 kelompok UMKM.
Hal ini ditegaskan Risma saat menjadi narasumber Webinar Nasional Ketiga Taruna Merah Putih (TMP), yang merupakan sayap pemuda PDI Perjuangan dengan tema "Penguatan UMKM di Tengah Pandemi Covid-19" pada Minggu malam, 26 Juli 2020.
Advertisement
Baca Juga
Risma menegaskan, hal penting dalam membina UMKM tidak hanya terkait dengan produk, tapi harus juga ada pendampingan terkait dengan pengelolaan keuangan. Hal kedua adalah pemberikan pemahaman atau literasi UMKM.
"Sehingga UMKM bisa go financial, go digital dan go global," ujar Risma, dalam Webinar Nasional yang dihadiri oleh 560 peserta dari berbagai daerah di Indonesia, seperti dikutip dari keterangan tertulis, Senin, (27/7/2020).
Risma menuturkan, Go Digital dipilih untuk memasarkan produk lewat teknologi. Sedangkan Go Global bekerjasama dengan desainer untuk membuat packaging dan branding.
"Kini, produk mereka sudah setara dengan produk yang ada di luar negeri. Kalau Anda beli sepatu di mall, mungkin salah satunya adalah sepatu buatan kawasan Doly yang sudah bisa berdaya,” ujar dia.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Pembelajaran Go Financial
Selain itu, ia menuturkan, ada pembelajaran go financial yang mengajarkan pelaku UKM mencari bentuk-bentuk modal. Sehingga mereka mampu meningkatkan kapasitasnya untuk lebih luas mencari jaringan melalui teknologi.
"Sekarang batik surabaya, fashion, handycraft dan lain-lain sudah kita ekspor ke luar negeri seperti Afrika dan Eropa," kata Risma.
Hal lain yang tak kalah penting, menurut Risma, adalah membangun terus menerus gotong royong dalam bentuk koperasi sehingga bisa bersaing dengan usaha besar. Sebab bila tak kolaborasi dan kerjasama, akan kalah terus.
"Kita bikin koperasi dengan basis kecamatan. Misalnya kita kumpulkan pejual kelontong," ujar Risma. Di tengah pandemi COVID-19, Risma turun langsung ke pasar tradisional untuk menyampaikan protokol kesehatan.
Hal ini dilakukan untuk menata pasar-pasar di Kota Pahlawan sehingga UMKM tetap bergerak dengan tetap secara disiplin menjalankan protokol kesehatan Penataan yang dilakukan adalah mengedepankan physical distancing atau jaga jarak.
Sebagian pedagang di dalam pasar di bawa ka area luar dengan ditandai dengan garis-garis sebagai petak atau stand untuk berjualan.
"Jadi, para pedagang yang ada di dalam pasar, beberapa kami minta untuk berjualan di luar atau di jalan, karena di dalam sudah penuh kalau ditata,” kata dia.
Selain Risma, hadir sebagai narasumber dalam Webinar Nasional ini adalah Menteri Koperasi dan UMKM Teten Masduki Ketua Umum BPP HIPMI Mardani Maming, Founder E Tani Davyn Sudirdjo serta petani dan peternak muda Rayndra Syahdan M.
Acara ini dipandu Sekjen DPP TMP Restu Haprasi dan dibuka oleh Sekjen DPP PDI Perjuangan. Hasto Kristiyanto, Dalam sambutannya, Ketua Umum TMP Maruarar Sirait mengatakan bahwa tema Penguatan UMKM di Tengah Pandemi ini diambil sebagai kesadaran bersama sebab PDI Perjuangan merupakan partai wong cilik yang mempunyai ideologi Pancasila.
Advertisement