Desain Unik Baju Mahasiswi UK Petra Surabaya Jadi Juara  

Dua mahasiswi Program Studi Desain Fashion dan Tekstil (DFT) UK Petra Surabaya, Tiffany dan Auke Kurnia Septianingrum Azalya menyabet juara di ajang "Surabaya Fashion Designer Award 2020".

oleh Liputan6.com diperbarui 05 Sep 2020, 10:17 WIB
Diterbitkan 04 Sep 2020, 21:00 WIB
Ilustrasi desain baju.
Ilustrasi desain baju. (iStockphoto)

Liputan6.com, Surabaya- Dua mahasiswi Program Studi Desain Fashion dan Tekstil (DFT) Universitas Kristen (UK) Petra Surabaya, Tiffany dan Auke Kurnia Septianingrum Azalya menyabet juara di ajang "Surabaya Fashion Designer Award 2020".

Perhelatan ini merupakan rangkaian agenda tahunan Surabaya Fashion Parade (SFP) yang penyelenggaraannya memasuki tahun ke-13.

Tiffany meraih juara 2 setelah mengubah limbah plastik menjadi ornamen busana dengan judul Awekening. Ia mengaku senang hasil karyanya bisa diapresiasi banyak orang.

“Butuh waktu sekitar satu bulan untuk mengerjakan desain ini,” ujarnya, seperti yang dikutip dari Antara, Jumat (4/9/2020).

Baju tersebut menggambarkan seorang putri kerajaan dengan kehidupan serba mewah tetapi secaara tiba-tiba harus menjadi pemimpin bagi rakyatnya. Pakaian ini ditujukan untuk wanita muda yang aktif beraktivitas dan dapat digunakan untuk acara spesial pada siang hingga sore hari.

“Penggunaan aplikasi recycle bunga dari plastik karena tetap ingin memperlihatkan sisi elegant, kreatif, keberanian dan kepintaran dari seorang putri," ucapnya.

Saat pembuatannya, Tiffany mengumpulkan botol plastik yang sudah tidak digunakan kemudian dipotong kecil-kecil. Setelah itu, ia bakar di atas api kemudian dijahit ke baju bersama dengan manik-manik.

"Saya ingin mengurangi pencemaran lingkungan sehingga muncul ide ini," kata Tiffany

Sementara, Auke Kurnia Septianingrum Azalya menjadi juara 5 setelah membuat desain baju bernuansa Indonesia Heritage dengan judul Sustainable Dysto-Tenun War. Ia mencoba pakaian dari game itu dipadupadankan engan kain tekstil tenun yang berasal dari NTT (Nusa Tenggara Timur).

Ia membutuhkan waktu dua minggu untuk menyelesaikan desainnya dan proses penjahitan memakan waktu satu bulan. Uniknya selain menggunakan teknik creative fabric atau anyaman, Auke juga menambahkan unsur sustainable.

"Syal yang saya pakai bekas, tak hanya itu kain tenunnya merupakan bekas taplak meja ditambah lagi outer kain hitam yang saya pakai merupakan baju yang dulu tidak jadi saya gunakan, sehingga saya bisa mengurangi sampah tekstil," ujar mahasiswi UK Petra Surabaya angkatan 2019 ini.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya