Liputan6.com, Jakarta - Dua sekolah tingkat menengah atas (SMA) di Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, akhirnya menunda proses pembelajaran tatap muka dengan peserta didik lantaran ada sejumlah guru yang terkonfirmasi COVID-19.
"Tim epidemiologi dari Dinkes Tulungagung saat ini masih melakukan upaya tracing, penelusuran sumber penularan dan kontak erat yang mungkin ikut terpapar," kata Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kabupaten Tulungagung Galih Nusantoro dalam siaran persnya di Tulungagung, Senin, 21 September 2020.
Tidak disebutkan identitas sekolah yang menunda pembelajaran tatap muka itu. Galih sebatas menyampaikan jumlah guru atau pendidik yang terkonfirmasi positif COVID-19 saat ini ada lima orang dan semuanya mengajar di sekolah tingkat SMA, dilansir dari Antara.
Advertisement
Baca Juga
"Kelima guru atau pendidik itu saat ini sudah menjalani masa karantina, bersama pasien positif lainnya," katanya.
Temuan guru yang masih aktif mengajar terpapar COVID-19 ini bermula ketika dilakukan pemeriksaan terhadap para pendidik di sekolah yang akan menggelar program pembelajaran tatap muka di sekolah.
Ketentuan ini memang menjadi persyaratan bagi sekolah yang ingin menggelar pembelajaran luring (tatap muka) di sekolah.
"Dari hasil tes cepat teridentifikasi ada lima guru yang reaktif. Lalu dilanjutkan dengan tes usap dan ternyata hasilnya konfirmasi positif COVID-19," ujar dia.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini
Belajar Tatap Muka Ditunda
Dengan temuan guru yang terpapar COVID-19 ini, maka program pembelajaran tatap muka atau luring di dua sekolah tempat mengajar mereka terpaksa ditunda.
Kata Galih, tim dari Gugus Tugas COVID-19 Tulungagung masih ingin memastikan sumber penularan dan sebaran kasusnya, demi mengantisipasi penularan lebih lanjut ke guru lain maupun siswa.
"Hingga saat ini terdapat 30 sekolah tingkat SMA dan sederajat yang menggelar pembelajaran tatap muka," katanya.
Jumlah akumulatif pasien COVID-19 di Kabupaten Tulungagung saat ini mencapai 361 orang. Dari jumlah itu, 311 orang sudah sembuh, tiga orang meninggal dunia, dan sisanya masih menjalani karantina dan perawatan.
Advertisement