Seorang Perawat RSUD Dr Soetomo Surabaya Tutup Usia Akibat COVID-19

Perawat Winarsi Amd Kep bekerja di Unit Rawat Jalan (URJ) Anak Instalasi Rawat Jalan RSUD Dr Soetomo Surabaya. Ia meninggal karena COVID-19 pada usia 53 tahun.

oleh Agustina Melani diperbarui 22 Sep 2020, 14:48 WIB
Diterbitkan 22 Sep 2020, 14:48 WIB
(Foto: Dok PPNI Jawa Timur)
Perawat RSUD Dr Soetomo Surabaya tutup usia karena terinfeksi COVID-19. (Foto: Dok PPNI Jawa Timur)

Liputan6.com, Jakarta - Kabar duka kembali datang dari tenaga kesehatan. Seorang perawat  RSUD Dr Soetomo Surabaya Winarsih Amd Kep tutup usia karena COVID-19 pada Senin, 21 September 2020 pukul 23.50 WIB.

"Ada yang meninggal dari RSUD Dr Soetomo karena COVID-19. Beliau masuk rumah sakit sejak 3 September, dirawat 19 hari,” ujar Ketua DPW PPNI Jatim Prof Nursalam Mnur saat dihubungi Liputan6.com lewat pesan singkat, Selasa (22/9/2020).

Perawat Winarsi Amd Kep bekerja di Unit Rawat Jalan (URJ) Anak Instalasi Rawat Jalan RSUD Dr Soetomo Surabaya. Ia meninggal karena COVID-19 pada usia 53 tahun.

Perawat kelahiran 24 November 1967 ini sempat mengalami keluhan tidak enak badan, panas, dan anosmia atau kehilangan kemampuan indera penciuman sekitar satu minggu. Ia juga memiliki penyakit penyerta atau komorbid.

"Tanggal 27 Agustus periksa di IGD. Lalu diacarakan swab hasil positif. Tanggal 1 September masuk di ruang isolasi khusus (RIK) 3. Tanggal 3 diintunasi pindah RIK 1. Sempat ekstubasi karena sat02 turun dilakukan reintubasi,” ujar dia.

Kondisi perawat Winarsih mulai turun pada 15 September 2020. Kondisinya pun terus menurun hingga akhirnya tutup usia pada 21 September 2020 pukul 23.50 WIB.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Tenaga Medis Diimbau Pakai APD Level 3

Prof Nursalam menuturkan, perawat Winarsih tidak merawat pasien COVID-19. Oleh karena itu, ia menuturkan, semua pelayanan harus menggunakan alat pelindungi diri (APD) level 3 termasuk masker yang standar. Ini untuk antisipasi orang tanpa gejala (OTG).

"Tidak (tidak merawat pasien COVID-19, red) Yaitu malah yang risiko tinggi, OTG,” kata dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya