Masker Scuba Disebut Tak Efektif Lawan COVID-19, Pedagang Hanya Bisa Pasrah

Pedagang menuturkan pengumuman pemerintah terkait keefektifan masker scuba dalam mencegah Covid-19 ini terlambat.

oleh Liputan6.com diperbarui 22 Sep 2020, 11:49 WIB
Diterbitkan 22 Sep 2020, 11:49 WIB
Petugas gabungan menggelar razia masker scuba dan buff terhadap penumpang KRL di Stasiun Bekasi.
Petugas gabungan menggelar razia masker scuba dan buff terhadap penumpang KRL di Stasiun Bekasi. (Foto: Liputan6.com/Bam Sinulingga)

Liputan6.com, Jakarta - Sejumlah pedagang masker di Kota Madiun, Jawa Timur mengeluh omzet jualan menurun drastis. Hal ini setelah pemerintah mengumumkan pemakaian masker scuba tak efektif untuk mencegah penularan COVID-19.

Pemerintah beralasan karena masker scuba ini menggunakan kain elastis dan berpori-pori besar. Para pedagang masker pun mempertanyakan kenapa baru sekarang pemerintah mengumumkan terkait keefektifan masker scuba dalam mencegah penularan COVID-19.

Penjual masker, Broto (60) yang berjualan di pinggir JL.MT Haryono menuturkan, sudah mengetahui pemerintah telah menyampaikan, masker scuba tidak efektif dalam mencegah penyebaran COVID-19. Sejak pengumuman itu, secara perlahan omzet penjualannya. Terutama untuk penjualan masker scuba.

Dia menuturkan pengumuman pemerintah terkait keefektifan masker scuba dalam mencegah Covid-19 ini terlambat. Karena masyarakat sudah terlampau banyak yang menggunakan masker jenis ini. Selain itu, para pedagang masker juga sudah banyak yang berjualan masker scuba.

"Kok baru sekarang diumumkan. Padahal awal-awal corona, pemerintah mengatakan bisa menggunakan masker apapun. Sedangkan masker medis hanya untuk yang sakit. Tapi sekarang kok berbeda informasinya. Padahal masyarakat sudah suka dengan masker ini," ujar dia, seperti dikutip dari Solopos.com, ditulis Selasa (22/9/2020).

Warga Kelurahan Mojorejo, Kecamatan Taman, ini hanya bisa pasrah atas kondisi tersebut. Sejak ada informasi terkait scuba tak efektif cegah COVID-19, secara otomatis penjualannya menurun. Kalau biasanya ia bisa menjual 20 masker scuba per hari, saat ini hanya bisa menjual tidak lebih dari lima masker scuba per hari.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Habiskan Stok

Pria yang telah diberhentikan dari pekerjannya sejak awal pandemi COVID-19 ini masih menjual masker scuba. Itu menjadi stok terakhir barang dagangannya. "Saya sebagai pedagang kecil ya hanya bisa pasrah saja. Ya menghabiskan stok masker scuba," katanya.

Pedagang masker di Alun-alun Kota Madiun, Watik Rahayu, 47, mengatakan belum mengetahui adanya informasi masker scuba tenyata tak efektif menghambat persebaran virus corona. Ia mengaku baru kulakan masker scuba senilai Rp250.000.

"Saya baru kulakan masker scuba. Masak ini harus saya buang. Kan tidak mungkin. Ya tetap saya jual. Entah ada yang beli atau tidak nanti," ujar dia.

Dibandingkan masker kain yang lain, kata Watik, masyarakat memang cenderung lebih suka dengan masker scuba. Itu terlihat dari banyaknya permintaan masker scuba.

"Kalau di tempat saya yang paling laku ya scuba. Karena lebih nyaman. Makanya ini saya kulakan masker scuba semua," ujar janda berusia 47 tahun ini.

Pedagang Pertanyakan Kenapa Informasi Baru Diumumkan

Dia juga mempertanyakan informasi terkait masker scuba ini baru disampaikan sekarang. Padahal sebelumnya pemerintah tidak memberikan informasi itu.

"Saat ini saya ya menghabiskan stok ini dahulu. Kalau habis. Nanti akan kulakan masker jenis kain yang dianjurkan pemerintah," kata warga Kelurahan Kartoharjo, Kecamatan Kartoharjo ini.

 

Saksikan berita menarik Solopos di sini 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya