Jadi Miliarder Usai Jual Lahan ke Pertamina, Priyanto Tetap Jualan Kopi

Priyanto, penjual kopi di Desa Sumurgeneng, Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban, merupakan salah satu warga jadi seorang miliarder mendadak setelah menjual lahannya ke PT Pertamina.

oleh Ahmad Adirin diperbarui 21 Feb 2021, 12:10 WIB
Diterbitkan 21 Feb 2021, 12:10 WIB
Priyanto (kiri) tetap berjualan warung kopi meski sudah menjadi miliarder. (Ahmad Adirin/Liputan6.com)
Priyanto (kiri) tetap berjualan warung kopi meski sudah menjadi miliarder. (Ahmad Adirin/Liputan6.com)

Liputan6.com, Tuban - Priyanto (30), penjual kopi di Desa Sumurgeneng, Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban, merupakan salah satu warga  jadi seorang miliarder mendadak setelah menjual lahannya ke PT Pertamina.

Dahulu, sebelum dirinya dikenal sebagai seorang penjual kopi adalah seorang penjual pentol alias cilok. Kini, nasibnya ibarat kata, mujur tak buntung dan berubah total setelah terima uang Rp 4,5 miliar.

“Sekarang masih jualan kopi dan nasi goreng juga,” kata Priyanto di Tuban, Minggu (21/2/2021).

Sebelum jadi miliarder, orangtua Priyanto membeli sebidang lahan seharga Rp 20 juta pada tahun 2004 silam. Lahan tersebut sebagai mata pencaharian dengan ditanami jagung dan kacang.

Namun, saat ini dirinya tak menyangka jika lahan milik orangtuanya telah dibeli Rp 4,5 miliar oleh PT Pertamina untuk kepentingan proyek nasional. Ia mengaku senang dan berharap keberadaan kilang memberi manfaat buat masyarakat luas.

"Senang mas, tanah dibeli kilang minyak, moga bermanfaat nantinya," jelas Priyanto ketika ditemui di warung kopi miliknya yang berada di tepi jalan desa setempat.

Kegembiraan keluarga Priyanto yang telah menjadi miliarder diekspresikan dengan membeli sejumlah barang mewah. Diantaranya beli mobil baru, tanah, di simpan di bank dan lainnya.

"Uang digunakan beli tanah, satu mobil dan sisanya ditabung. Kalau luas tanah yang dibeli saya lupa," terang Priyanto sambil minta maaf untuk melayani pembeli warung.

Pada kampung miliarder itu, pihak desa setempat mencatat sudah ada 176 mobil baru yang dibeli warga sejak mereka menerima uang ganti rugi lahan kilang minyak hingga saat ini. Bahkan, satu warga ada yang membeli 2 sampai 3 mobil mewah seharga ratusan juta.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

280 Warga

Desa Sumurgeneng ini ada sekitar 280 warga atau pemilik lahan yang terdampak proyek pembangunan kilang minyak. Semua warga telah setuju lahannya di jual untuk pembangunan proyek nasional tersebut.

"Semua warga Sumurgeneng telah setuju lahannya dijual untuk pembangunan kilang minyak," jelas Gihanto Kades Sumurgeneng yang juga habis beli mobil baru Avanza warna putih.

Harga ganti rugi lahan milik warga dibanderol dengan rata-rata berkisar Rp 600.000 – Rp 800.000 per meter persegi.

"Paling banyak sekitar Rp 28 miliar, itu orang Surabaya yang sudah lama memiliki lahan disini," jelas Kades Sumurgeneng.

Lebih lanjut, proyek pembangunan kilang minyak yang berada di Kecamatan Jenu itu menelan dana USD 15 miliar hingga USD 16 miliar atau sekitar Rp 225 triliun (asumsi kurs Rp 14.084, red). Proyek ini menempati area seluas kurang lebih 900 hektar.

Dari luas lahan tersebut, jumlah lahan warga terdampak untuk proyek kilang minyak ini ada 529 bidang berada di tiga desa di Kecamatan Jenu, Tuban. Tiga Desa itu adalah Wadung, Kaliuntu, dan Sumurgeneng.

Lalu Kilang Tuban ini juga merupakan salah satu kilang tercanggih di dunia yang memiliki kapasitas pengolahan sebesar 300 ribu barel per hari yang akan menghasilkan 30 juta liter BBM per hari untuk jenis gasoline dan diesel.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya