Liputan6.com, Surabaya - Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kabupaten Jember belum merekomendasikan pembelajaran tatap muka di sekolah bagi anak-anak selama masa pandemi COVID-19 demi mencegah meningkatnya risiko penyebaran virus corona di wilayah setempat.
"Saya melihat positive rate di Jember masih di atas 5 persen, yakni jumlah kasus positif COVID-19 dibandingkan jumlah pemeriksaan swab," kata Ketua IDI Jember Alfi Yudisianto di Pendapa Wahyawibawagraha Jember, Rabu, 7 April 2021.
Menurutnya, jumlah kasus kematian pasien yang terpapar COVID-19 dibandingkan pasien positif yang menjalani perawatan juga masih tinggi, sehingga IDI belum memberikan lampu hijau bagi pembelajaran tatap muka di Kabupaten Jember, dilansir dari Antara.
Advertisement
Baca Juga
"Kalau dulu jumlah pasien positif mencapai ratusan dengan jumlah pasien yang meninggal 4-5 orang, namun kini kasus pasien positif tinggal puluhan orang dengan pasien yang meninggal 1-2 orang, sehingga tingkat fatality rate-nya masih tinggi," tuturnya.
Tidak hanya itu, kedisiplinan individu masyarakat untuk menggunakan masker masih diragukan. Apalagi banyak tokoh publik yang berbicara di depan umum tanpa menggunakan masker.
"Disiplin protokol kesehatan secara personal di Jember masih belum dilaksanakan sepenuhnya, sehingga kesimpulan kami belum bisa merekomendasikan adanya pembelajaran tatap muka," katanya.
Â
Saksikan Video Menarik Berikut Ini
Sejumlah Sekolah Telah Siap
Sementara anggota Komisi D DPRD Jember Ardi Pujo Prabowo dalam dialog publik tersebut mengatakan banyak warga yang mengeluhkan pembelajaran jarak jauh dan berharap segera dilakukan pembelajaran tatap muka di sekolah.
"Beberapa sekolah juga sudah menyatakan kesiapannya untuk menerapkan pembelajaran tatap muka dengan protokol kesehatan secara ketat, sehingga hal itu juga menjadi pertimbangan kami untuk mengusulkan agar pembelajaran tatap muka dilaksanakan," katanya.
Sebelumnya, Bupati Jember Hendy Siswanto mengatakan pihaknya akan melakukan uji coba pembelajaran tatap muka pada 25 sekolah sebagai percontohan yang diusulkan kepada Satgas COVID-19.
"Pelaksanaan belajar tatap muka harus melalui kajian dari Satgas COVID-19 karena menyangkut keselamatan para pelajar," tuturnya.
Berdasarkan data Dinas Pendidikan Jember, sebanyak 150 sekolah telah menyatakan kesiapan menggelar sekolah tatap muka, namun proyek percontohan pembelajaran tatap muka maksimal 20 sampai 25 sekolah.
Advertisement