Liputan6.com, Surabaya - Bupati Probolinggo Puput Tantriana Sari mengaku kecewa berat dengan pembongkaran peti jenazah Covid-19 di Desa Tigasan Wetan, Leces, Kabupaten Probolinggo.
"Sejak awal pandemi hingga saat ini, saya berikan amanah pada rumah sakit. Harus sesuai dengan syariat agama, dipandu oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI). Itu sudah clear, tim benar-benar melaksanakan syariat itu, tapi kenapa masih terjadi? Saya berhak marah atas hal ini," terangnya, Senin (9/8/2021), dikutip dari TimesIndonesia.
Baca Juga
Insiden ini, kata dia, sangat berdampak dan bisa menimbulkan efek domino. Karena itu, dia meminta aparat penegak hukum untuk mengusut tuntas kasus tersebut.
Advertisement
Pihaknya dari awal pandemi tak main-main dengan aturan. Segala upaya penegakan disiplin semata-mata untuk membawa masyarakat Kabupaten Probolinggo bisa segera terbebas dari wabah mematikan ini. Salah satunya dengan patuh protokol kesehatan.
"Selain 5M, satu lagi yang harus diterapkan masyarakat. Jadi 6M. Satunya itu ‘Manuto’," tutup istri Hasan Aminudin itu.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Membahayakan
Kaporles Probolinggo, AKBP Teuku Arsya Khadafi menyebut, pihaknya juga mendengar insiden pembongkaran peti jenazah covid19 itu.
"Sangat kami sayangkan. Karenanya segera kami usut pihak-pihak yang melanggar undang-undang protokol kesehatan itu dan memprosesnya sesuai dengan hukum yang berlaku," tegas Arsya.
Sebelumnya, warga Tegasan Wetan, Leces, Kabupaten Probolinggo, nekat membongkar peti jenazah covid-19. Aksi tidak bertanggung jawab itu, kini masih diselidiki pihak berwajib. Lantaran sangat membahayakan keselamatan orang banyak. Hal itu pun memantik kemarahan Bupati Probolinggo, Puput Tantriana Sari.
Advertisement