Jatim Diterjang 309 Bencana Sepanjang 2021, Erupsi Semeru dan Gempa Malang Terparah 

Dino Andalananto mengatakan, bencana di Jatim masih didominasi oleh bencana hidrometeorologi.

oleh Liputan6.com diperbarui 01 Jan 2022, 20:05 WIB
Diterbitkan 01 Jan 2022, 20:05 WIB
Keluhan Warga Soal Penanganan Pasca Bencana Gempa Di Malang
Bangunan rumah yang ambruk rata dengan tanah di Desa Majangtengah, Dampit, Kabupaten Malang, dampak gempa yang terjadi di Malang pada Sabtu, 10 April 2021 (Liputan6.com/Zainul Arifin)

Liputan6.com, Surabaya - Manajer Pusdalops BPBD Jawa Timur Dino Andalananto menyatakan, pihaknya mencatat ada 309 bencana di Jatim sepanjang Januari-Desember 2021.

Antara lain banjir 166 kejadian, 61 bencana angin kencang, 12 banjir bandang, 30 tanah longsor, 19 angin puting beliung, 6 gempa bumi dan 14 bencana lainnya (gerakan tanah, abrasi, banjir rob, gunung api serta karhutla). 

Dino Andalananto mengatakan, bencana di Jatim masih didominasi oleh bencana hidrometeorologi. 

"Banjir menempati urutan pertama diikuti angin kencang dan tanah longsor," jelasnya, Jumat (31/12/2021), dikutip dari TimesIndonesia.

Sedangkan bencana paling parah pada tahun ini adalah Awan Panas Guguran (APG) Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, banjir bandang Kota Batu dan gempa bumi Malang Selatan.

Gempa Malang terjadi pada 10 April 2021. Gempa magnitudo 6,7 terjadi di Kabupaten Malang, sekitar pukul 14.00 WIB. Gempa ini menimbulkan sejumlah kerusakan bangunan di sejumlah daerah. Kerusakan paling parah dilaporkan terjadi di kawasan sisi selatan Jawa Timur. Mulai dari Malang, Lumajang, Blitar, hingga Trenggalek.

BPBD Kabupaten Malang melaporkan 696 rumah rusak, 3 orang meninggal, 8 orang luka-luka, 14 fasilitas pendidikan rusak, 8 fasilitas kesehatan rusak, 26 tempat ibadah rusak dan 6 jembatan rusak imbas gempa di Malang.

Bencana terbesar kedua sepanjang 2021 adalah banjir bandang Kota Batu Malang. Hujan deras yang mengguyur Kota Batu, Kamis (4/11/2021) lalu mengakibatkan banjir besar di sejumlah desa di Wilayah Kecamatan Bumiaji.

Hujan deras bercampur angin membuat sebagian besar badan jalan sudah tertutup lumpur setinggi mata kaki orang dewasa.

Air bercampur dengan lumpur, potongan kayu serta sampah bergerak dengan kecepatan tinggi. Data dari Pusdalop BPBD Kota Batu menginformasikan banjir bandang bermula pada pukul 15.14 WIB.

Beberapa daerah terdampak banjir bandang antara lain Desa Sumberbrantas, Desa Bulukerto, Desa Tulungrejo, Desa Sumbergondo, Desa Pandanrejo dan Desa Sidomulyo.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan, korban meninggal dunia akibat banjir bandang yang menerjang wilayah Kota Batu, Jawa Timur, hingga Sabtu (6/11/2021) pukul 13:00 WIB sebanyak tujuh orang.

Plt Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari menjelaskan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Batu melaporkan hasil pencarian dan pertolongan korban banjir bandang Kota Batu.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Erupsi Semeru

Hari Kelima Pencarian Korban Gunung Semeru
Gunung Semeru menjulang di atas rumah-rumah yang rusak akibat letusannya pada Sabtu, di Lumajang, Jawa Timur, Rabu (8/12/2021). Berdasarkan laporan BNPB, jumlah korban meninggal hingga Rabu pukul 10.30 WIB hari ini berjumlah 41 orang dan 12 orang dalam proses pencarian. (AP Photo/Trisnadi)

Gunung Semeru mengalami erupsi pada Sabtu (4/12/2021). Saat itu beredar video yang memperlihatkan peningkatan aktivitas vulkanik. Masyarakat kalang kabut menyelamatkan diri. 

BPBD Jatim langsung bergerak bersama BPBD Kabupaten Lumajang, Tagana dan BPBD Jember. Dalam kondisi tersebut,  BPBD Jatim melakukan pengecekan infrastruktur jembatan penghubung Malang dan Lumajang. 

Guguran awan panas mengarah ke Besuk Kobokan, Desa Sapiturang, Kecamatan Pronojiwo pada Sabtu (4/12/2021) pukul 15.20 WIB.

Kronologi kejadian yang diamati dari Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA) Gunung Semeru di Pos Gunung Sawur, Dusun Poncosumo, Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, getaran banjir lahar atau guguran awan panas tercatat mulai pukul 14.47 WIB dengan amplitudo maksimal 20 milimeter.

Sebagai respon cepat dari adanya kejadian guguran awan panas tersebut, BPBD Kabupaten Lumajang telah mengeluarkan imbauan kepada masyarakat dan para penambang untuk tidak beraktivitas di sepajang Daerah Aliran Sungai (DAS) Mujur dan Curah Kobokan.

Anggota BPBD Kabupaten Lumajang bersama tim gabungan lainnya segera menuju lokasi kejadian di sektor Candipuro-Pronojiwo untuk melakukan pemantauan, kaji cepat, pendataan, evakuasi dan tindakan lainnya yang dianggap perlu dalam penanganan darurat.

Sementara pemutakhiran dari hasil pantauan Pusdalops-PB Jawa Timur pada kejadian APG Gunung Semeru pada Kamis, 30 Desember 2021 pukul 18.00 WIB menjelaskan lokasi terdampak meliputi Kabupaten Lumajang dan Kabupaten Malang. 

Untuk Kabupten Lumajang berada di Kecamatan Pronojiwo (Desa Pronojiwo, Desa Oro-oro Ombo, Desa Sumberurip, Dusun Curah Kobokan dan Desa Supiturang). Lalu, Kecamatan Candipuro (Dusun Kamarkajang, Desa Sumberwuluh, dan Desa Sumbermujur). 

Lokasi terdampak di Kabupaten Malang meliputi Kecamatan Ampelgading (Desa Argoyuwono). Kecamatan Wajak (Desa Bambang), Kecamatan Tirtoyudo (Desa Purwodadi dan Desa Gadungsari), Kecamatan Dampit (Kelurahan Dampit). 

Selanjutnya Kecamatan Turen (Desa Talok),  Kecamatan Pagelaran (Desa Clumprit), Kecamatan Bantur (Desa Bantur dan Desa Rejosari), Kecamatan Kepanjen (Desa Mojosari). 

Total keseluruhan pengungsi mencapai 8.781 jiwa (masih dalam pendataan) saat itu. Mereka tersebar di beberapa titik pengungsian hingga luar Kabupaten Lumajang. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya