Hari Malaria Sedunia 25 April, Apa Teknologi Wolbachia Bisa Turunkan Kasusnya?

Meski memiliki beberapa kemiripan dengan vektor demam berdarah dengue (DBD) yakni Aedes aegypti tapi pemberantasan Anopheles tidak sepenuhnya sama.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori Diperbarui 25 Apr 2025, 12:36 WIB
Diterbitkan 25 Apr 2025, 12:08 WIB
Hari Malaria Sedunia 25 April, Apa Teknologi Wolbachia Bisa Turunkan Kasusnya?
Hari Malaria Sedunia 25 April, Apa Teknologi Wolbachia Bisa Turunkan Kasusnya? Image by Oberholster Venita from Pixabay... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Hari Malaria Sedunia diperingati setiap 25 April atau tepat hari ini. Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh parasit plasmodium yang hidup dan berkembang biak dalam sel darah manusia.

Penyakit ini ditularkan oleh nyamuk malaria yakni Anopheles yang mulai menularkan pukul 6 sore hingga 6 pagi. Malaria bisa ditandai dengan sakit kepala, nyeri otot, dan demam, tapi ada pula kasus yang tak bergejala.

Direktur Penyakit Menular Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Ina Agustina Isturini, menjelaskan bahwa nyamuk Anopheles memiliki karakteristik tersendiri. Nyamuk ini senang berada di air yang berhubungan langsung dengan tanah, tenang, terkena cahaya, dan tidak tercemar.

“Seperti sawah, sumur, kubangan, rawa, tambak terbengkalai, genangan air, laguna, sungai, bekas tambang, cekungan pinggir laut dan danau, itu adalah tempat-tempat yang disenangi oleh nyamuk Anopheles,” jelas Ina dalam temu media secara daring, Jumat (25/4/2025).

Meski memiliki beberapa kemiripan dengan vektor demam berdarah dengue (DBD) yakni Aedes aegypti tapi pemberantasan Anopheles tidak sepenuhnya sama. Misalnya, nyamuk malaria tidak bisa dilawan dengan teknologi Wolbachia.

Wolbachia adalah bakteri yang dimasukkan ke dalam tubuh nyamuk Aedes aegypti. Nyamuk ber-Wolbachia disebarkan di tengah masyarakat agar lebih banyak nyamuk lain yang tertular bakteri Wolbachia.

Bakteri ini berperan dalam memblok replikasi virus dengue di dalam tubuh nyamuk. Dengan begitu, nyamuk yang mengandung Wolbachia, tidak mampu lagi untuk menularkan virus dengue saat mengisap darah manusia.

 

Wolbachia Tak Atasi Malaria

Nihilnya pengaruh Wolbachia untuk penanganan malaria dijelaskan oleh Ina.

“Nyamuk malaria beda dengan nyamuk DBD, apakah teknologi Wolbachia bisa menurunkan malaria? Tidak. Wolbachia ini memang untuk dengue, untuk DBD, jadi tidak untuk malaria, si virusnya juga berbeda,” kata Ina kepada Health Liputan6.com.

Sementara, untuk mencegah perkembangbiakan nyamuk malaria maka upaya yang dapat dilakukan yakni:

  • Bersihkan lingkungan agar tidak menjadi sarang nyamuk.
  • Lancarkan saluran air.
  • Keringkan air yang tergenang.
  • Kurangi populasi nyamuk dengan ikan pemakan jentik dan menebarkan larvasida.
  • Menanam tanaman pengusir nyamuk.
  • Memakai kelambu.
  • Memakai lotion anti nyamuk.
  • Pakai pakaian yang menutup badan ketika keluar di malam hari.

 

Mengapa Peringati Hari Malaria Sedunia?

Ina pun menyampaikan alasan pentingnya peringatan Hari Malaria Sedunia.

“Hari ini kita memperingati Hari Malaria Sedunia, kenapa? Karena kita ingin meningkatkan komitmen pemerintah daerah dan semua pemangku kepentingan untuk memperkuat dukungan peran aktif komponen masyarakat guna mewujudkan Indonesia bebas malaria tahun 2030.”

“Karena malaria ini tidak hanya bisa diselesaikan oleh sektor kesehatan saja. Malaria ini ada manusianya, ada nyamuknya, dan ada lingkungannya. Itu semua bergabung jadi satu, kalau salah satu tidak diselesaikan maka tidak akan selesai masalahnya,” jelas Ina.

Artinya konsep one health perlu diterapkan yakni menangani manusia, vektor, dan lingkungannya.

infografis beda DBD dan Malaria
Apa bedanya DBD dan Malaria?... Selengkapnya
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Produksi Liputan6.com

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya