Kontroversi Review Balut Tasyi Athasyia, Mengapa Jajanan Kaki Lima Ini Haram?

Tasyi Athasyia menyebut, satu telur balut itu dihargai Rp84 ribu.

oleh Asnida Riani Diperbarui 25 Apr 2025, 12:20 WIB
Diterbitkan 25 Apr 2025, 12:02 WIB
Tasyi Athasyia
Review balut Tasyi Athasyia jadi kontroversi karena jajanan kaki lima itu tidak halal. (dok. Instagram @tasyiiathasyia/https://www.instagram.com/reel/DIywn_2yWIr/)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Lagi, selebgram sekaligus YouTuber Tasyi Athasyia menuai kontroversi. Kali ini, ia disorot karena berbagi review balut, jajanan kaki lima yang populer asal Filipina. "Ada bulunya," sebut Tasyi seraya berteriak dalam video yang diunggah ke akun Instagram-nya, baru-baru ini.

Terlepas dari status balut sebagai makanan haram, perempuan berhijab itu tetap mengulasnya, tanpa memakannya. Namun, ada anggota dari timnya yang, menurut dia, mencicip hidangan telur yang sudah dibuahi dan dierami hingga jadi embrio yang hampir sempurna tersebut.

Ia berkali-kali mengaku takut saat hendak mengupas telur tersebut. "Ini tren TikTok terparah," katanya saat ujung cangkang telur balut mulai terbuka, menambahkan bahwa "sebutir" balut itu seharga Rp84 ribu.

Sebagai keterangan unggahan, Tasyi menulis, "REVIEW BALUT 😭 video ini untuk memberi Informasi buat yang MUSLIM takutnya mau ikutan Trend , BALUT HARAM YA, jadi jangan makan ya 💕 Jujur aku merinding 😭😭🤣🤣 yg bisa makan ini bener2 hebat sihhhh karena bentukanya bener2 ekstrim bgt di mata aku."

Mengapa balut haram? Melansir laman Halal Corner, sebuah organisasi non-profit, Jumat (25/4/2025), menurut Landasan Nash Syara, hukum konsumsi balut merujuk Q.S Al-Maidah ayat 3 yang berbunyi, "Diharamkan bagimu bangkai, darah, daging babi, yang disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang terpukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu menyembelihkan dan yang disembelih untuk berhala."

Berdasarkan ayat tersebut, ada fatwa dalam Al-Lajnah Ad-Da'iman: 22/305. Dikatakan bahwa balut adalah janin unggas kecil yang statusnya disamakan dengan bangkai sehingga tidak boleh dimakan umat Muslim. 

Haram dalam Hukum Islam

Balut Filipina (Instagram/@mklb89)
Balut Filipina (Instagram @mklb89)... Selengkapnya

Dijelaskan bahwa balut dimasak dengan cara merebus hidup-hidup embrio bebek yang telah berubah jadi unggas. Pada proses ini, unggas di dalam telur tidak melalui proses penyembelihan sesuai syariat Islam. Juga, terdapat darah di dalam telur yang tidak dibersihkan dan ikut termasak bersama. 

Maka itu, statusnya disamakan dengan bangkai yang dilarang untuk dikonsumsi. Majelis Ulama Indonesia (MUI) menegaskan bahwa hukum konsumsi balut dalam Islam adalah haram.

Kendati demikian, balut tetap bisa dihargai sebagai wujud kekayaan kuliner Filipina. Melansir Food Republic, balut merupakan salah satu sajian paling disukai untuk memakan telur di negara kepulauan itu. 

Peternakan bebek merupakan industri utama di Filipina, dan balut merupakan produk utamanya. Dinamai berdasarkan frasa Tagalog "balut sa puti," yang berarti "dibungkus putih," namanya memberi penghormatan pada visualnya. Masa inkubasi selama dua setengah minggu memungkinkan embrio bebek berkembang, yang berarti ada unggas yang terbentuk dalam kepompong lapisan putih di dalam telur.

Asal Mula Balut

Balut Filipina (Instagram/@manilatrekker)
Balut Filipina (Instagram/@manilatrekker)... Selengkapnya

Sementara balut merupakan makanan yang secara luas dikenal dari Filipina, sajian telur bebek yang dibuahi juga ada dalamvit lon panas dan phog tea khon di Vietnam dan Kamboja. Asal usul jenis makanan ini dari China.

Telur yang menetas dan dierami selama 10 hingga 12 hari tercatat dalam teks-teks China dari tahun 1830. Saat itu, telur-telur ini merupakan makanan lezat yang dinikmati orang-orang kaya di pesta-pesta mewah.

Beberapa sejarawan juga menemukan bahwa orang China biasa membuahi telur bebek mereka dalam suatu olahan yang dikenal sebagai maodan, yang berarti telur berbulu berkat jumbai rambut pada embrio yang berkembang, untuk memperpanjang masa simpan telur.

Balut bahkan dianggap sebagai sepupu jauh dari telur seabad Tiongkok dan telur asin, yang semakin memperkuat ikatan leluhurnya. Popularitas Balut di Filipina dimulai beberapa waktu setelah pedagang China  menetap di tepi Laguna de Bay, wilayah yang jadi rumah bagi bebek Mallard, yang menghadirkan peluang besar untuk produksi telur bebek dan, selanjutnya, balut. 

Tergantung Masa Inkubasi

Ilustrasi Telur Bebek
Ilustrasi telur bebek (dok. Pixabay.com/ivabalk)... Selengkapnya

Peternakan bebek berkembang pesat di daerah tersebut, sehingga satu pemukiman kemudian diberi nama Pateros, atau peternak bebek. Pernah dikenal sebagai ibu kota balut negara tersebut dan terkenal karena telurnya yang berkualitas tinggi, Pateros merupakan rumah bagi sekitar 400 ribu ekor bebek di masa jayanya.

Ada alasan balut diinkubasi selama 18 hari, karena saat itulah telur bebek yang dibuahi memiliki tekstur yang pas, menurut mereka. Balut mengandung empat elemen: kuning telur, putih telur, cairan, dan embrio. Tekstur elemen-elemen ini dapat bervariasi tergantung pada masa inkubasi.

Telur yang diinkubasi dalam waktu lebih singkat, misalnya sekitar 16 hari, akan memiliki embrio yang belum berkembang sepenuhnya, sehingga teksturnya jadi lebih lunak. Semakin lama telur diinkubasi, semakin berkembang embrionya, dengan paruh, bulu, dan tulang yang lebih jelas, hingga akhirnya menetas pada hari ke-28.

Telur ini memiliki tekstur lebih renyah dan putih telur yang kenyal, yang dikenal sebagai bato. Sebaliknya, telur yang sangat muda yang diinkubasi selama 14 hingga 16 hari disebut mamatong, dan sangat lunak sehingga embrio mengapung di dalam telur.

Infografis Diplomasi Lewat Jalur Kuliner
Diplomasi Lewat Jalur Kuliner (Liputan6.com/Abdillah)... Selengkapnya
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Produksi Liputan6.com

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya