Perang Ukraina-Rusia Telah Diprediksi Kitab Kuno Banyuwangi?

Kitab itu adalah Syair Ulan Handadari. Kitab tersebut ditulis oleh KH Muhammad Zubairi dari Pasar Gempal Muncar.

oleh Hermawan Arifianto diperbarui 11 Mar 2022, 05:04 WIB
Diterbitkan 11 Mar 2022, 05:04 WIB
Barurrahim alias Ayung (Kiri) mendampingi Bupati Banyuwangi Puk Fiestiandani (Kanan) meninjau persiapan Fetsival Kitab Kuning di Gedung Juang 1945 Banyuwangi. (Istimewa)
Barurrahim alias Ayung (Kiri) mendampingi Bupati Banyuwangi Puk Fiestiandani (Kanan) meninjau persiapan Fetsival Kitab Kuning di Gedung Juang 1945 Banyuwangi. (Istimewa)

Liputan6.com, Banyuwangi - Ketua Komunitas Pegon Banyuwangi Barurrohim mengatakan, perang antara Ukraina-Rusia dipercaya sudah diprediksi dalam kitab yang diterbitkan oleh ulama di Banyuwangi.

Kitab itu adalah Syair Ulan Handadari. Kitab tersebut ditulis oleh KH Muhammad Zubairi dari Pasar Gempal Muncar.

“Kiyai Zubairi telah merampungkan naskah kitab tersebut pada 21 Rajab 1399 atau 16 Juni 1979 lalu diterbitkan oleh Maktabah Salim Nabhan Surabaya,”ujar Ayung, sampan akrab  Barurrahim, Kamis (10/3/2022).

Kitab syair ini kata Ayung, memotret fenomena zaman akhir. Salah satu penanda akhir zaman itu, adalah datangnya beragam malapetaka. Dalam bahasa Jawa, oleh Kiai Zubairi, diistilahkan dengan judul "temurune warna warna belahi".

“Ragam dari malapetaka yang menjadi penanda akhir zaman itu, salah satunya, adalah peperangan. Ini diungkapkan oleh Kiai Zubairi dalam dua bait syair

“Negara kang gede pada perlombaan # adu senjata rakyat kang dadi korban” dan “Akeh negara kang timbul peperangan # nanging semboyane ngajak perdamaian,” tambah ayung.

Menurut Ayung, Apa yang ditulis oleh Kiai Zubairi ini, adalah sesuatu yang aktual jika diamati fenemona beberapa tahun ke belakang. Peperangan tidak semata seperti era perang dunia pertama dan kedua yang berebut kekuasaan. Namun, juga dipicu konflik-konflik yang memang sengaja dikreasi oleh para juragan senjata.

“Apa gunanya senjata dibuat jika tak ada peperangan? Tentu, bisnis ini tak akan berkembang. Maka, diciptakanlah beragam konflik bersenjata di berbagai belahan dunia. Meskipun faktornya tak sesederhana itu juga,” papar Ayung.

 

Panaskan Perseteruan

Kata Ayung, yang tidak kalah menariknya adalah mengamati pesan dari syair kedua. Yaitu timbulnya peperangan dibuat oleh para pihak yang kemana-mana mengkampanyekan nilai-nilai perdamaian.

“Pesan Kiai Zubairi ini, mengingatkan kita pada bait-bait lagu Perdamaian yang dipopulerkan oleh Nasida Ria pada 1982.Banyak yang cinta damai, tapi perang semakin ramai,” cetus Ayung

Namun, jika melihat titi mangsanya, sepertinya lagu yang diciptakan oleh KH Ahmad Buchori Masruri itu, tampaknya terinspirasi dari syair Kiai Zubairi.

“Walhasil  pesan para kiai kita  itu senantiasa relevan. Tak sedikit para pihak yang menyerukan perdamaian, justru di balik layar menjadi kompor yang memanaskan perseteruan,”pungkas Ayung.

 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya