Liputan6.com, Batu - Seribu bantengan bakal memenuhi jalan raya di pusat Kota Batu. Mereka akan berusaha saling seruduk diiringi gelegar suara petir di udara. Tak lupa, berbagai atraksi seni budaya turut serta disuguhkan oleh para seniman.
Suasana itu akan tampak saat karnaval seni budaya tradisi 1.000 bantengan dalam peringatan 14 tahun Bantengan Nuswantara yang digelar di Kota Batu pada Minggu, 7 Agustus 2022 ini. Karnaval bakal diikuti oleh seniman bantengan dari Malang Raya saja serta mancanegara.
Anggota Dewan Kesenian Kota Batu, Muhammad Anwar, mengatakan karnaval Bantengan Nuswantara ini diikuti 50 grup bantengan dari Malang Raya masing-masing grup terdiri dari 30 orang. Sehingga diperkirakan total 1.500 peserta terlibat dalam kegiatan tersebut.
Advertisement
“Selain seniman bantengan, ada juga penari dan musisi dari beberapa daerah serta luar yang akan ikut tampil,” kata Anwar, Sabtu, 6 Agustus 2022.
Peserta luar negeri berasal dari Malaysia, Australia, Jepang dan China. Sedangkan dari luar daerah ada dari Indramayu, Tuban hingga Jakarta. Kegiatan akan dimulai dengan doa bersama lebih dulu titik nol Kota Batu yakni depan masjid An Nur di Jalan Gajah Mada pada pukul 09.00.
Selanjutnya upacara kebangsaan diiringi musik etnik Sirkus Barock dan Bambamboe Ngaglik melibatkan tamu, penonton, dan peserta. Karnaval bantengan sendiri digelar sejak pagi sampai sore di sepanjang Jalan Panglima Sudirman Kota Batu.
Bantengan Nuswantara merupakan salah satu karnaval besar dengan kesenian utama yang pentas adalah bantengan. Sebuah kesenian rakyat yang populer di wilayah Malang Raya dan Mojokerto. Bantengan Nuswantara pertama kali digelar pada 2008 silam.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Gelaran Pertama Pasca Pandemi
Kegiatan rutin tahunan ini terakhir kali digelar pada 2018 silam. Terhenti selama pandemi Covid-19. Maka even yang digelar kali ini layaknya jadi ajang sambung silaturahmi kembali para seniman setelah cukup lama vakum.
“Tema kegiatan kali ini sambung roso sambung tresno. Maknanya, hajatan digelar oleh semua elemen masyarakat Batu yang peduli pemajuan kebudayaan,” ujar Anwar.
Kegiatan yang diinisiasi oleh Dewan Kesenian Kota Batu ini melibatkan banyak unsur lembaga masyarakat maupun komunitas seni di Malang Raya maupun daerah lain. Karena itu, gelaran kali ini akan berbeda dari ajang serupa yang pernah digelar dahulu.
Advertisement