Cerita Aremania Probolinggo Saksikan Temannya Tewas, Terjatuh dan Terinjak-injak di Kanjuruhan

Tiga ramaja asal Probolinggo ikut menjadi korban meninggal pada tragedi kerusuhan supporter pasca pertandingan Arema FC versus Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruan Malang pada Sabtu (1/10/2022).

oleh Hermawan Arifianto diperbarui 03 Okt 2022, 17:12 WIB
Diterbitkan 03 Okt 2022, 17:12 WIB
Prosesi pemakaman salah satu korban tragedi Kanjuruhan malang asal Probolinggo. (Istimewa)
Prosesi pemakaman salah satu korban tragedi Kanjuruhan malang asal Probolinggo. (Istimewa)

Liputan6.com, Probolinggo - Tiga remaja asal Probolinggo ikut menjadi korban meninggal pada tragedi kerusuhan supporter pasca pertandingan Arema FC versus Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruan Malang pada Sabtu (1/10/2022).

Tiga korban adalah Rifki Dwi Yulianto (19), warga Dusun Krajan Maron. Hasiq Rifai alias Bian (18), warga Kraksan dan M Kindi Arumi Purnama (16), warga Desa Besuk Kidul.

Jenazah ketiga remaja asal probolinggo itu tiba di rumah duka pada Minggu (2/10/2022) pagi diantar ambulanns dari rumah sakit Wava Husada, Kepanjen, Malang.

Bian sendiri berangkat ke Stadion Kanjuruan Malang dari kontrakannya di Malang bersama delapan temannya sekitar pukul 18.00. Ketiganya tercatat tengah kuliah di Malang. Bian baru kuliah satu bulan di Unisma Malang.

"Sekitar pukul 8 malam sudah sampai. Di tribun saya ada di gate 10 dekat dengan Bian," ujar M Syafi I Hamdani (18), teman korban, Senin (3/10/2022)

Awalnya kondisi di tribun baik-baik saja. Sampai akhirnya kericuhan terjadi usai pertandingan.

“Saya tidak ikut-ikutan sama Bian, Saya berada di tribun bawah. Saat petugas diserang, petugas nyerang balik, lempar gas air mata ke tribun," paparnya.

Mereka terpisah saat mendekati pintu keluar tribun. Dani saat itu terjatuh dan kakinya tertindih supporter lain. Sementara Bian juga terjatuh dan terinjak-injak.

“Awalnya saya masih bisa lihat dia. Wajahnya sudah pucat, kayaknya sesak nafas. Tapi, akhirnya posisi Bian di tengah. Saat saya  mau keluar, saya  lihat Bian sudah ga ada, saya kira Bian sudah di luar," paparnya.

Saat menyadari Bian tidak ada, Dani pun langsung mencari temanya itu di seputar Stadion. Dia juga mencari Bian ke tiga rumah sakit terdekat mulai pukul 02.00 Minggu (2/10/2022). Dani akhirnya  menemukan Bian dievakuasi ke RS Wava Husada.

“Saya mencari Bian di tiga rumah sakit di Malang dan saya temukan di RS Wava Husada,”ujarnya.

Jadi Aremania Sejak SMP

Kakak Pertama Bian Andri Rubianto (32) mengetahui adiknya menjadi korban kerusuhan suporter di Kanjuruan Malang sekitar Minggu (2/10/2022) pagi. Andri langsung berangkat ke RS Wava Husada.

"Langsung berangkat, sampai di sana benar dan keluarga meminta untuk jenazah dipulangkan," terangnya.

Menurutnya. Bian memang sangat suka sepak bola dan menjadi suporter Arema. Jika Arema bertanding pasti akan menonton.

“Dia sejak SMP suka sepak bola dan menjadi suporter Arema. Sehingga setiap kali tanding pasti nonton dia," pungkas Andri.

 

 

 

Infografis Kasus Kekerasan terhadap Perempuan di Indonesia. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Kasus Kekerasan terhadap Perempuan di Indonesia. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya