Liputan6.com, Malang - Kasus Covid-19 di Malang kota menunjukkan tren peningkatan signifikan. Salah satu indikasinya, selama November 2022 yang masih berjalan ini tercatat ada 15 pasien meninggal dimakamkan menggunakan protokol kesehatan (Prokes).
Kepala UPT Pemakaman Dinas Lingkungan Hidup Kota Malang, Subaedi, mengatakan pemakaman warga menggunakan prokes Covid-19 di Malang kota pada November ini termasuk tertinggi bila dibandingkan bulan sebelumnya.
"Seluruh pasien yang dimakamkan dengan proses itu meninggal di rumah sakit," kata Subaedi di Malang, Selasa, 22 November 2022.
Advertisement
Pasien meninggal di empat rumah sakit yakni di RS Saiful Anwar (RSSA), RS Lavalette, RS UMM dan RS Panti Waluya. Secara prosedur, usai pemulasaraan jenasah pihak rumah sakit menginformasikan ke Publik Safety Center (PSC) Dinas Kesehatan Kota Malang.
"Menginformasikan bila ada warga meninggal yang harus dimakamkan secara prokes," ucapnya.
Informasi lalu didistribusikan ke grup percakapan melibatkan tim dari unsur Dinkes, tim penyemprotan disinfektan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan relawan pemakaman UPT Pemakaman. Tim lalu bergerak memakamkan jenazah sesuai prokes.
"Kami koordinasi dengan PSC agar pelayanan tetap lebih baik terutama soal ketepatan waktu," ujarnya.
Data UPT Pemakaman, pemakaman warga secara prokes Covid-19 di Malang kota cenderung naik turun. Pada Juli silam tercatat ada 3 pemakaman, Agustus ada 20 pemakaman, September ada 13 pemakaman, Oktober ada 3 pemakaman dan periode 1-22 November sudah 15 pemakaman.
"Kami ada satu tim relawan pemakaman, itu masih cukup untuk bekerja. Semoga tak perlu ada penambahan tim," kata Subaedi.
Data Covid-19 Kota Malang
Mengutip laman resmi Info Covid-19 Jawa Timur, jumlah kasus konfirmasi baru di Kota Malang pada Selasa, 22 November 2022 tercatat ada 24 kasus dengan jumlah keseluruhan masih ada sebanyak 144 kasus aktif.
Kepala Dinkes Kota Malang, Husnul Muarif, pada awal pekan lalu tak memungkiri ada tren peningkatan kasus Covid-19 di kota ini. Salah satu pemicunya, berkurangnya kedisiplinan warga dalam menerapkan prokes.
"Juga disebabkan rendahnya vaksinasi dosis ketiga di masyarakat," kata Husnul.
Advertisement