Anak Khofifah Mundur dari Demokrat, Pengamat: Pimpinan Demokrat Jatim Gagal Kelola Potensi Kader

Anak Khofifah Indar Parawansa Ali Mannagalli Parawansa menyatakan mundur dari partai Demokrat per 8 Maret 2023. Keputusan Ali diunggah di sosial media pribadinya.

oleh Yusron Fahmi diperbarui 11 Mar 2023, 18:00 WIB
Diterbitkan 11 Mar 2023, 18:00 WIB
Ali Mannagali Parawansa (kiri) dan Ali Affandi. (Istimewa)
Ali Mannagali Parawansa (kiri) dan Ali Affandi. (Istimewa)

Liputan6.com, Surabaya - Anak Khofifah Indar Parawansa Ali Mannagalli Parawansa menyatakan mundur dari partai Demokrat per 8 Maret 2023. Keputusan Ali diunggah di sosial media pribadinya.

Melalui video dan surat yang ditandatangani di atas materai, ia berterima kasih dan memohon maaf kepada pengurus jika selama menjadi kader dan pengurus terdapat salah sikap dan etika.

Pengamat politik Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya (UINSA) Andri Arianto menyatakan, mundurnya Ali Mannagalli Parawansa merupakan kegagalan pimpinan DPD Demokrat setempat mengelola potensi kadernya.

“Meski tergolong politikus muda, Ali memiliki potensi sebagai kader yang semestinya bisa dioptimalkan untuk memperbesar suara Demokrat,” ujarnya, Sabtu (11/3/2023).

Menurut dia, potensi Ali sebagai kader sungguh luar biasa, salah satunya adalah anak muda yang pada Pemilihan Umum 2024 memiliki pengaruh besar.

“Harusnya lebih dioptimalkan untuk masuk ke pasar pemilih pemula. Suara anak-anak muda ini yang luar biasa di Pemilu mendatang,” ucapnya.

Selain itu, posisi sebagai anak dari Gubernur Khofifah tentu tak dapat dipungkiri akan sangat menguntungkan bagi Demokrat Jatim.

“Jaringan Bu Khofifah sangat kuat, dan itu pasti bisa dikelola oleh Ali. Tapi justru hal ini tidak dimanfaatkan oleh Demokrat. Artinya memang pimpinan partai gagal mengelola atau melakukan manajemen kader yang baik, sampai-sampai seorang Ali pun mundur,” katanya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Pertarungan Popularitas

Andri menambahkan, dalam situasi politik elektoral yang membutuhkan pertarungan popularitas dan kekuatan jaringan lapangan, kehilangan Ali menjadi sangat tidak menguntungkan bagi Demokrat.

Padahal saat ini Demokrat Jatim butuh pengungkit, yang jumlah perolehan suara mereka di provinsi tersebut terus melorot.

Belum lagi tiga pucuk pimpinan Demokrat Jatim saat ini telah digeledah oleh KPK, yaitu Ketua Demokrat Emil Elestianto Dardak, Sekretaris Reno Zulkarnaen, dan Bendahara Agung Mulyono.

Infografis Geger Isu Dongkel AHY dari Kursi Ketum Demokrat. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Geger Isu Dongkel AHY dari Kursi Ketum Demokrat. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya