Liputan6.com, Surabaya - Akademi Desa Wisata (Demi Dewi) 2023 memasuki hari terakhir. Program pelatihan dan pengembangan keterampilan bagi pelaku dan pegiat desa wisata tersebut, fokus mendalami strategi pengembangan ekonomi kreatif untuk penguatan desa wisata.
Data analyst specialist Ainun Najib yang menjadi narasumber mengupas tentang manajemen analisis data untuk pengembangan desa wisata.
Baca Juga
Pemuda Gresik yang berkarir di Singapura dan sempat viral karena namanya disebut Jokowi itu menyatakan, manajemen data bagi desa wisata saat ini telah menjadi kebutuhan dalam rangka mengumpulkan dan menganalisis data sebagai cara untuk menawarkan dan mengembangkan produk wisata. Praktisi desa wisata juga harus selalu mengikuti tren permintaan wisata yang ada di masyarakat.
Advertisement
“Sebab itulah para praktisi harus mulai mempelajari cara mudah untuk menganalisis data-data yang dikumpulan dari pengunjung atau wisatawan," kata Ainun, di Hotel ARTOTEL TS Suites Surabaya, Sabtu, Sabtu (18/3/2023).
Secara sederhana, pengumpulan dan analisa data untuk pengembangan desa wisata bisa dilakukan dengan pencatatan manual. Pengelola desa wisata yang lebih maju pengelolaannya, juga bisa memanfaatkan teknologi.
“Bisa menggunakan QR Code, google docs, social media ataupun aplikasi yang sejenis untuk mengenali karakteristik pengunjung, pengalaman yang dirasakan saat berkunjung, kritik dan saran untuk pengembangan produk wisata," ucap Ainun.
Di akhir pemaparannya, Ia juga menekankan kepada para peserta Demi Dewi 2023 sebagai pengelola desa wisata tidak boleh patah semangat untuk terus berkreasi dari analisis data yang telah diperoleh untuk menjadikan desa wisatanya tangguh dan dapat membangun produk wisatanya secara berkelanjutan.
Manajemen Analisis Data Salah Satu Faktor Penting
Dwi Ariady Kusuma founder akademi desa wisata mengungkapkan bahwa materi tentang manajemen analisis data merupakan salah satu faktor penting dalam pengembangan desa wisata.
"Hasil kajian FGD Tim Ahli akademi desa wisata beberapa waktu lalu telah merumuskan bahwa manajemen analisa data adalah salah satu kebutuhan utama bagi pengelola desa wisata," ujar Ari.
Temuan dari tim ahli tersebut kemudian ditindak lanjuti oleh tim pelaksana Akademi Desa Wisata untuk dijadikan sebagai salah satu materi pokok dalam pelatihan tahun ini.
"Paparan mas Ainun sangat dinantikan oleh seluruh peserta, tak hanya pematerinya yang dianggap menarik karena sangat dikenal publik, tetapi para peserta juga antusias bertanya dan penasaran tentang pentingnya data sebagai instrumen pengembangan desa wisata," ungkap Ari, mantan stafsus Mensos RI era Khofifah Indar Parawansa.
Sebagai informasi tambahan bahwa Pelatihan Akademi Desa Wisata ini turut didukung oleh sejumlah institusi, diantaranya Fakultas Vokasi Universitas Airlangga, LPPM Unesa dan beberapa pihak swasta meliputi Sampoerna untuk Indonesia, PT Solusi Bangun Indonesia, Bank Jatim, Bank UMKM Jatim, Grab Indonesia dan PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia. Tak ketinggalan, Media Times Indonesia turut ambil bagian memberikan dukungan.
Advertisement