Liputan6.com, Jakarta - Perjalanan dakwah atau rihlah ulama besar keturunan Rasulullah asal Yaman, Habib Umar bin Hafidz di Indonesia selalu dijubeli jemaah. Mereka berasal dari beragam kalangan, mulai warga biasa, gubernur hingga kalangan selebritas.
Dalam rentetan rihlah ke Jakarta, Jombang, Gresik, Surabaya, dan Palangka Raya, mulai 20Â hingga 23 Agustus 2023, pengunjung membeludak.
Tanggal 20 Agustus ia ke Masjid Istiqlal, Jakarta (Dars Fajr), lalu menghadiri Haul Sayyidina Syeikh Abubakar bin Salem di Cidodol, Jakarta, dan Jalsah para artis di Senayan.
Advertisement
Tanggal 21 Agustus rihlah ke Masjid Istiqlal, Jakarta (Dars Fajr), lalu menghadiri pembukaan Bangunan Muwasholah, menghadiri Ijtima' Fashli di Al-Fakhriyah Habib Jindan bin Novel bin Jindan, menghadiri Ijtima' dengan Majelis Syuro Alwafa', dan menghadiri Tabligh Akbar Majelis Rasulullah SAW di Monas.
Tanggal 22 Agustus ke Masjid Istiqlal, Jakarta lagi (Dars Fajr), lalu ada Jalsah Ulama' di Pesantren Tebuireng, Jombang, dan Tabligh Akbar di GOR Jokosamudro Gresik, Jawa Timur. Tanggal 23 Agustus ke Masjid Al Akbar Surabaya (Dars Fajr), dan peresmian Ponpes dan Tabligh Akbar di Palangkaraya, Kalimantan Tengah.
Banyaknya pengunjung rihlah Habib Umar bin Hafidz ke Indonesia tak lepas karena hubungan Habib Umar dengan beberapa tokoh di Indonesia sangat akrab, seperti saudara. Termasuk dari kalangan selebritas tanah air.
Misalnya, saat Tabligh Akbar di Masjid Istiqlal, Jakarta (20/8/2023), Habib Umar sempat mendapat pertanyaan dari vokalis Band Wali, yakni Faank Wali, lalu saat ke Surabaya juga sempat bersilaturahim ke pesantren asuhan Rais Aam PBNU KH Miftachul Akhyar di Kedungtarukan, Surabaya, setelah acara di Masjid Al Akbar Surabaya.
vokalis Band Wali, (Faank Wali), tanpa segan, menyinggung fenomena artis yang menjalani ibadah umrah/haji, karena bekerja di dunia entertainment itu rentan sekali dengan kemaksiatan.
Artis bernama asli, Farhan Zainal Muttaqin itu menyebut saat umrah/haji itu, iman seseorang sedang tinggi-tingginya, seperti yang dimiliki para malaikat, tetapi semua itu hanya bertahan selama beberapa pekan saja.
Ia mengaku merasa seperti malaikat dalam satu hingga dua pekan, tapi setelah itu hilang. Ia bertanya, bagaimana menjaga iman supaya, kalau pun berkurang, jangan terlalu berkurang.Â
Jawaban atas pertanyaan Faank Wali itu diulangi Habib Umar saat mengisi Tabligh Akbar di Stadion Gelora Joko Samudro Gresik (22/8/2023), apalagi bagi Habib Umar, masih ada alat musik yang tidak diharamkan dalam syariat, kemudian syair-syair yang dilantunkan juga bisa menggunakan syair yang membangkitkan kebaikan, seperti berbakti kepada orang tua, atau peduli sesama.
Â
Hubungan Khusus dengan Indonesia
Tidak hanya jalinan silaturahim dengan sejumlah tokoh di Indonesia yang cukup kuat, namun Habib Umar agaknya memang memiliki hubungan yang khusus dengan Indonesia, karena pendiri Pesantren "Dar-al Musthafa" di Yaman itu memiliki banyak murid/santri di Indonesia, khususnya murid dari kalangan habaib.
Selain jalinan silaturahim yang kuat dan banyaknya santri dari Indonesia, Habib Umar juga mengapresiasi Indonesia dengan nilai khusus karena para ulamanya dinilai memiliki jalan tasawuf ala Ahlussunnah waljamaah (Aswaja) dan salah satu dari empat mazhab yang benar (Imam Syafi'i), yang merupakan jalan mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Bagi Habib Umar, semua itu berlaku di Indonesia bukan baru kemarin, tetapi abad demi abad dari para sahabat dan Wali Songo hingga ke masa kita sekarang ini. Karena itu, dia mengajak jamaah memohon kepada Allah, semoga Allah menyempurnakan nikmat-Nya kepada kita, khususnya Indonesia.
Nilai yang sama dalam pesan damai, toleransi, dan cinta kasih, yang menjadi landasan ajaran Islam yang sejati itulah yang agaknya tidak jauh berbeda dengan dakwah Habib Umar selama ini, yang diharapkan dapat memberikan penguatan bagi perkembangan spiritual dan keberagaman di Indonesia.
Saat mengisi Tabligh Akbar di Masjid Al Akbar Kota Surabaya, Jawa Timur, Habib Umar bin Hafidz mengingatkan masyarakat agar selalu ikhlas dalam mengamalkan ilmu.
Pengamalan ilmu tersebut, lanjutnya, berlaku untuk ilmu dalam konteks duniawi maupun agama agar lebih bermanfaat bagi umat.
"Yang juga penting dalam mencari ilmu, selain ikhlas juga bukan untuk membanggakan diri," kata Habib Umar di Surabaya, dilansir dari Antara, Rabu (23/8/2023).
Menurutnya, keikhlasan seseorang dalam mengamalkan suatu ilmu kepada orang lain mampu menjadi jalan untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah.
Karenanya, Habib Umar menyebut seseorang yang berilmu harus menjauhi tiga hal, yakni tidak ikhlas, membanggakan diri secara berlebihan, dan tidak peduli pada bacaan zikir.
"Jangan mencari ilmu untuk riya', ujub, dan tidak memadukan ilmu dengan wirid atau bacaan zikir, agar ilmu itu manfaat dan berkah," ujarnya.
Tiga sifat dalam diri seseorang mampu membuat dirinya maupun orang lain celaka, terlebih jika ilmu yang dimilikinya diterapkan dengan cara tak sesuai dan ditambah haus akan pengakuan.
"Jangan mencari ilmu untuk tujuan mendebat orang bodoh, bersaing dengan ulama alim, mencari popularitas di kalangan manusia, mencari harta, mencari kekuasaan, dan caci maki, maka baginya akan dekat dengan kebodohan dan jauh dari aroma surga," ucapnya.
Padahal sikap ikhlas seseorang berilmu mampu membuat orang lain di sekitarnya merasa aman darinya.
"Orang beriman yang sejati adalah muslim yang menyelamatkan muslim dan orang lain dari gangguan mulut atau lisan dan tangannya, serta tidak menyombongkan diri," kata Habib Umar.
Â
Â
Â
Advertisement
Mualaf Akui Keilmuan Habib Umar
Bahkan, seorang non-Muslim yang menjadi muallaf dengan minta dibimbing langsung oleh Habib Umar juga mengakui bahwa keilmuan dan akhlak Habib Umar adalah sangat luar biasa.
Pria yang diberi nama Abu Bakar oleh Habib Umar itu mengaku merasa tersentuh dengan ceramah Habib Umar tentang kuasa Allah SWT beserta kedamaian dan keindahan Islam, sehingga saat acara selesai, dirinya langsung menemui Habib Umar untuk dibimbing masuk Islam.
Sang muallaf Abu bakar pun mengaku sangat bahagia telah memeluk Islam. Dirinya, bahkan mempercayai bahwa Islam adalah agama yang penuh dengan kedamaian dan kasih sayang, baik dari ajarannya yang terkandung dalam ayat-ayat Al-Qur’an maupun pesan-pesan yang disampaikan para ulamanya.
Agaknya, kisah singkat mualaf itu menjadi bukti bahwa Habib Umar telah mengenalkan Islam yang damai, sejalan dengan nilai-nilai yang disampaikan para ulama di negeri ini.Â
Â