Kebakaran di Lereng Gunung Akibat Kemarau Capai Puncaknya, Pendaki Diimbau Waspada

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengimbau para pendaki gunung untuk mewaspadai bencana kebakaran hutan di lereng gunung selama musim kemarau saat ini.

oleh Yusron Fahmi diperbarui 06 Sep 2023, 14:02 WIB
Diterbitkan 06 Sep 2023, 14:02 WIB
Penyebab Puluhan Hektar Hutan di Gunung Bromo Terbakar
Petugas dan relawan berupaya memadamkan kebakaran di kawasan Gunung Bromo (BB TNBTS)

Liputan6.com, Jakarta - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengimbau para pendaki gunung untuk mewaspadai bencana kebakaran hutan di lereng gunung selama musim kemarau saat ini. 

"Musim kemarau paling enak untuk digunakan naik gunung karena tidak diganggu hujan. Namun, ada potensi bahaya lain yang harus diperhatikan, yaitu kebakaran," kata Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari di Jakarta, Selasa 4 September 2023, dikutip dari Antara.

Abdul Muhari mengungkapkan pernah ada pendaki yang dievakuasi akibat kebakaran hutan yang melanda Gunung Ciremai di Jawa Barat.

Menurutnya, bencana kebakaran juga berpotensi terjadi di gunung-gunung lain di Indonesia. Pendaki harus berhati-hati dengan api dan selalu memperhatikan peringatan maupun informasi cuaca yang diberikan oleh instansi setempat. 

"Sebanyak 99 persen kejadian kebakaran hutan dan lahan akibat faktor manusia yang tidak sengaja membuang puntung rokok, membuat api unggun yang tidak dijaga, dan faktor-faktor lainnya," kata Abdul Muhari. 

Ia mengatakan kondisi kering dan angin panas saat musim kemarau menjadi katalis dalam mempercepat penyebaran api yang membakar hutan.

Berdasarkan data BNPB, mayoritas kejadian bencana selama sepekan terakhir berupa hidrometeorologi kering dengan angka mencapai 70 persen. 

Dari total 46 kali kejadian bencana yang terjadi pada 28 Agustus hingga 3 September 2023, kebakaran hutan dan lahan terjadi sebanyak 32 kali. 

"Kita sudah ada pada puncak kemarau. Kita masih ada September yang diharapkan intensitas kemarau sudah turun dan Oktober nanti kita ada di transisi dari kemarau ke musim hujan," ucap Abdul Muhari.

Kebakaran Gunung Arjuno-Welirang

Pemadaman Kebakaran di Gunung Arjuno Butuh Water Bombing
Pemadaman kebakaran hutan di Gunung Arjuno butuh dukungan water bombing atau bom air dari udara (BPBD Kota Batu)

Pengelola Taman Hutan Rakyat Raden Soerjo (Tahura R Soerjo) memutuskan menutup semua akses sejumlah wisata alam sampai waktu yang tidak ditentukan karena dampak kebakaran hutan di Gunung Arjuno.

"Sebagai upaya mitigasi risiko bencana kebakaran hutan, semua akses wisata alam di wilayah Tahura R Soerjo ditutup sampai waktu yang tidak ditentukan," ujar Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Jatim Jumadi mengungkapkan, Selasa (5/9/2023).

 Jumadi menjelaskan, sejumlah tempat wisata alam yang dimaksud adalah pendakian Gunung Arjuno - Welirang, pendakian Gunung Pundak, pendakian bukit Watu Jengger, Bukit Semar, Bukit Cendono hingga komplek pemandian air panas Cangar.

"Kawasan Gunung Arjuno - Welirang adalah kawasan konservasi yang dikelola Dinas Kehutanan Provinsi Jatim melalui Unit Pelaksana Teknis (UPT) Tahura R Soerjo," ucapnya.

Jumadi menyampaikan, luas lahan yang terbakar di Gunung Arjuno terus meluas. Per Senin (4/9/2023) tercatat meluas hingga 3.315 hektare. Pada dua hari sebelumnya atau pada Sabtu (2/9/2023) masih tercatat 1.200 hektare.

"Luas lahan yang terbakar cepat meluas karena faktor angin kencang di atas Gunung Arjuno," ujarnya.

Kebakaran hutan di Gunung Arjuno terpantau sejak 26 Agustus 2023 lalu. Selain karena faktor alam berupa gesekan ranting saat musim kemarau, juga kerap disebabkan aktifitas perburuan liar. Pemburu membakar lahan agar target hewan liar yang diburu muncul untuk ditembak.

Infografis Letusan Gunung Bromo
Infografis Letusan Gunung Bromo (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya