Liputan6.com, Jakarta Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) meninjau lokasi jalan ambles di kawasan Batutulis, Kota Bogor, Rabu (5/3/2025).
Deputi Bidang Sistem dan Strategi BNPB, Raditya Jati mengatakan pihaknya telah melaksanakan operasi modifikasi cuaca untuk mengurangi curah hujan di wilayah Jabodetabek. Sehingga potensi longsor dan banjir dapat diminimalisir.
Baca Juga
"Modifikasi cuaca ini berlangsung dari 4 Maret hingga 8 Maret 2025, dengan harapan dapat menurunkan intensitas cuaca buruk di wilayah terdampak," ujar Raditya didampingi Komisi VIII DPR RI.
Advertisement
Khusus Kota Bogor, lanjut Raditya, BPNB menyalurkan bantuan berupa uang senilai Rp 150 juta dan beberapa barang seperti chainsaw sebanyak 3 unit, terpal 100 lembar, tenda 4x4 meter sebanyak 2 unit, selimut 100 paket, makanan siap saji 250 paket, lampu portabel 2 unit, perahu karet 2 unit, serta matras 100 paket.
Raditya mengatakan bantuan ini merupakan instruksi langsung dari Kepala BNPB untuk Kota Bogor. Tujuannya, untuk mengurangi beban pemda, termasuk dalam sosialisasi mitigasi bencana di daerah yang berpotensi terdampak.
"Bantuan ini menjadi bentuk komitmen kita dalam upaya pencegahan bencana. Kami siap membantu lagi jika diperlukan dukungan. Namun, kita juga harus meningkatkan kewaspadaan," tutup Raditya.
Wali Kota Bogor, Dedie A. Rachim mengatakan bantuan tersebut bisa langsung dipergunakan untuk keperluan penanganan bencana di Kota Bogor.
"Bogor ini setiap tahun mengalami sekitar 1.000 bencana, yang sebagian besar disebabkan oleh hujan. Kali ini hujan terjadi di hulu Sungai Ciliwung. Ada dua lokasi krusial, yaitu longsor yang menelan korban balita dan jalan ambles di kawasan Batutulis," jelas Dedie.
Dedie menerangkan Jalan Saleh Danasasmita, sambung Dedie, merupakan akses utama bagi warga di Kecamatan Bogor Selatan. Setelah jalan tersebut ambles, akses lalu lintas warga terganggu. Termasuk menuju Stasiun Batutulis.
"Untuk itu, kami mohon untuk segera diperbaiki. Sebab, kawasan Batutulis ini sebelumnya masuk dalam proyek strategis nasional dengan pembangunan double track," ungkapnya.
7 Jembatan di Cisarua Bogor Rusak Parah Akibat Banjir Bandang
Banjir bandang yang melanda Kabupaten Bogor, Jawa Barat, pada Minggu malam, (2/3/2025) merusak tujuh jembatan di Kecamatan Cisarua.
Kerusakan tersebut membuat akses jalan terputus, memengaruhi mobilitas warga, dan mengancam kelancaran arus mudik menjelang Lebaran Idul Fitri 1446 Hijriyah.
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Suharyanto, menargetkan menyelesaikan perbaikan jempatan tersebut sebelum Lebaran.
"BNPB tidak ingin masyarakat terlalu lama mengalami kesulitan dalam mobilisasi, terlebih beberapa minggu lagi hari raya Idul Fitri akan tiba," ujar Suharyanto dikutip dari Antara, Selasa, (4/3/2025).
Berdasarkan hasil rapat koordinasi BNPB dengan Pemerintah Kabupaten Bogor, diketahui bahwa tujuh jembatan di Kecamatan Cisarua rusak berat, bahkan ada yang hilang akibat hantaman arus deras banjir bandang.
BNPB pun meminta bantuan TNI untuk membangun jembatan rangka baja (bailey) sebagai solusi sementara agar jalan-jalan yang terputus bisa kembali dilalui masyarakat.
Suharyanto optimistis pembangunan jembatan bailey oleh personel TNI dapat selesai dalam waktu kurang dari tiga minggu, menjelang libur Lebaran.
"Kita pastikan nanti dalam waktu tidak terlalu lama, tiga minggu ini krusial, menjelang libur Idul Fitri dan libur nasional ini jangan sampai jembatan ini masih putus," kata Suharyanto, yang juga melakukan peninjauan langsung di salah satu lokasi jembatan putus di Desa Tugu Selatan, Cisarua.
Advertisement
1.399 Jiwa Terdampak Banjir Bandang
Banjir bandang yang melanda wilayah Cisarua dan sekitarnya dipicu oleh meluapnya aliran Sungai Cimanceri akibat hujan deras yang berlangsung lama.
Menurut data sementara BNPB, sebanyak 381 keluarga atau 1.399 orang terdampak oleh banjir ini. Dari jumlah tersebut, 346 orang di antaranya mengungsi, sementara satu warga dilaporkan hilang dan tengah dalam proses pencarian.
Hujan Deras di Puncak Bogor, Sungai Ciliwung Meluap
Hujan dengan intensitas tinggi mulai mengguyur kawasan Puncak, Kabupaten Bogor sejak Minggu sore, menyebabkan debit air di Sungai Ciliwung meningkat drastis hingga mencapai 514.659 liter per detik di Bendung Katulampa. Akibatnya, pada pukul 21.33 WIB, status Bendung Katulampa sempat menyentuh Siaga 1 dengan tinggi muka air 220 cm, sebelum akhirnya surut ke 160 cm pada 22.15 WIB.
Meskipun debit air sempat turun, dampak dari hujan yang berkepanjangan sudah terlanjur menyebabkan banjir bandang di berbagai titik, khususnya di Kecamatan Cisarua, Bogor. Air yang meluap dari sungai membawa material lumpur dan puing-puing, memperburuk situasi di permukiman warga yang berada di dataran rendah.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) memperingatkan bahwa banjir ini bisa berdampak ke daerah lain, termasuk Bogor dan Jakarta, karena arus air terus bergerak mengikuti aliran Sungai Ciliwung. Warga yang tinggal di sepanjang bantaran sungai diimbau untuk tetap waspada terhadap potensi banjir susulan.
Advertisement
