Hujan Tak Kunjung Turun, MUI Banyuwangi Imbau Umat Islam Gelar Salat Istisqa Serentak

Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Banyuwangi, mengimbau kepada seluruh umat islam di daerahnya untuk menggelar salat Istisqa (Salat minta hujan) di tengah musim kemarau panjang saat ini

oleh Hermawan Arifianto diperbarui 01 Nov 2023, 20:04 WIB
Diterbitkan 01 Nov 2023, 20:04 WIB
Ilustrasi salat istisqa meminta turun hujan (Istimewa)
Ilustrasi salat istisqa meminta turun hujan (Istimewa)

Liputan6.com, Banyuwangi Majelis Ulama Indonesia (MUI) Banyuwangi mengimbau kepada seluruh umat Islam di daerahnya menggelar salat Istisqa (salat minta hujan), di tengah musim kemarau panjang saat ini.

Imbauan salat istisqa tersebut tertuang dalam surat edaran MUI Banyuwangi tanggal 30 Oktober 2023.

Salat Istisqa akan digelar secara serentak pada hari Kamis besok (2/11/2023) pukul 09.00 adapun tempatnya berada di ruang terbuka hijau (RTH) atau tanah lapang di 25 kecamatan se-Banyuwangi.

Adapun salat istisqa akan melibatkan para ulama, ASN, ormas Islam, pengasuh pondok pesantren, santri/siswa SAM/SMK/MA. Surat imbauan itu dilengkapi dengan panduan tata cara pelaksanaan salat istisqa.

“MUI mengimbau agar umat Islam di Banyuwangi dapat melaksanakan salat istisqa untuk meminta hujan karena kemarau sudah cukup lama,” ujar Ketua MUI Banyuwangi, KH Mohammad Yamien, Rabu (1/11/2023).

Untuk pelaksanaan salat tersebut untuk menyikapi kondisi cuaca panas yang menyengat akibat kemarau panjang. Dalam salat Istisqa, umat islam memohon kepada Allah supaya segera turun hujan.

“Surat ini juga kami kirimkan ke Bupati Banyuwangi dan kantor Kemenang Banyuwangi, agar bisa dilaksanakan serentak di seluruh Kecamatan di Banyuwangi,” tambahnya.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banyuwangi mengirim air bersih ke berbagai wilayah yang warganya mengalami kekurangan air selama musim kemarau ini.

BPBD bersama Perusahaan Umum Daerah Air Minum (PUDAM) setempat mendistribusikan air melalui mobil tangki ke desa-desa terdampak.

Bijak Menggunakan Air

Warga Andalkan Lubang Air Kali Cihoe
Seorang anak bersama ibunya mengambil air pada galian sumur di tengah aliran Sungai Cihoe, Kamis (28/9/2023). Warga Desa Sukagalih, Jonggol, Bogor, mengalami kesulitan air bersih di tengah fenomena El Nino yang menyebabkan musim kemarau berkepanjangan. (merdeka.com/Arie Basuki)

Kepala Pelaksana BPBD Banyuwangi Danang Hartanto menjelaskan, air bersih telah didistribusikan ke desa-desa di lima kecamatan, yakni Tegaldlimo, Bangorejo, Genteng, Glagah, dan Wongsorejo.

"Droping air bersih kami lakukan ke beberapa wilayah. Untuk hari ini suplai kami kirim ke wilayah Kecamatan Bangorejo dan Genteng," kata Danang

Ia menjelaskan, kemarau tahun ini menyebabkan beberapa sumber air di desa berkurang. Akibatnya, air yang tersedia tak cukup untuk kebutuhan mandi, minum, dan masak warga setempat.

"Untuk itu, kami dropping ke sejumlah daerah yang memang membutuhkan," imbuhnya. 

BPBD juga mengimbau agar masyarakat lebih bijak dalam menggunakan air selama musim kemarau. Mengingat hujan di wilayah Kabupaten Banyuwangi diprediksi baru akan terjadi dalam satu hingga dua bulan ke depan.

 

 

 

Infografis Siap-Siap Jakarta Ganti Nama Jadi DKJ Usai IKN Resmi Pindah. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Siap-Siap Jakarta Ganti Nama Jadi DKJ Usai IKN Resmi Pindah. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya