Liputan6.com, Blitar - Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar Cristine Indrawati menyatakan, sebanyak 18 orang anggota kelompok penyelenggara pemungutan suara (KPPS) harus mendapatkan perawatan oleh tim medis, karena kelelahan setelah bertugas dalam Pemilu 2024.
"Kalau kemarin ada 15 orang. Hari ini menjadi 18 orang yang mendapatkan perawatan. Ada yang rawat jalan dan rawat inap," katanya di Blitar, Jumat (16/2/2024).
Baca Juga
Ia menambahkan, sakit yang dialami para petugas tersebut beragam ada yang karena vertigo, sakit perut, asam lambung. Bahkan, ada yang mengalami keguguran.
Advertisement
"Ada satu petugas yang keguguran. Dia hamil muda, perkiraan tiga pekan. Keguguran dan masih opname sejak pagi tadi karena butuh tindakan kuret," ujar dia.
Ia mengungkapkan, sebenarnya ada tiga orang petugas yang dalam posisi hamil saat bertugas. Namun, satu petugas tersebut keguguran. Yang bersangkutan tidak mengetahui jika hamil muda. Saat bertugas, tiba-tiba mengalami pendarahan sehingga dirujuk ke rumah sakit.
"Saat ini kondisinya sudah baik. Kemarin tiba-tiba pendarahan dan dibawa ke puskesmas. Akhirnya dirujuk ke rumah sakit," kata dia.
Ia menambahkan, seluruh petugas KPPS juga sudah didaftarkan ke BPJS Kesehatan. Selama bertugas, mereka sudah tercover pembiayaannya, sehingga gratis saat perawatan.
Pihaknya juga sudah memberikan vitamin kepada petugas sebelum pemungutan suara dilakukan. Dengan pemberian vitamin, diharapkan petugas terjaga kesehatannya.
Jumlah daftar pemilih tetap (DPT) KPU Kabupaten Blitar adalah 956.873 orang dalam Pemilu 2024. Sedangkan jumlah tempat pemungutan suara (TPS) di Kabupaten Blitar sebanyak 4.553 TPS.
Â
Â
Dua Petugas TPS Dilarikan ke Rumah Sakit di Tulungagung
Di Tulungagung, dua petugas TPS di Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur harus dilarikan ke fasilitas kesehatan terdekat saat proses rekapitulasi masih berjalan hingga Kamis dini hari.Â
"Kebetulan ada (petugas) linmas yang demam, dan anggota KPPS kakinya keseleo," kata Ketua KPU Tulungagung, Susanah, Kamis 15 Februari 2024.
Secara umum dia memastikan pelaksanaan pemungutan hingga perhitungan atau rekapitulasi suara berjalan lancar. Namun Susanah mengakui proses perhitungan yang memakan waktu hingga Kamis dini hari/pagi menyedot energi besar para petugas TPS/KPPS.Â
Kendala lainnya saat proses pemungutan suara ada beberapa TPS (tempat pemungutan suara) yang kekurangan surat suara. Menurutnya rerata jumlahnya tidak banyak, hanya kekurangan 1-2 surat suara.Â
Tapi di salah satu TPS di Desa Bendosari Kecamatan Ngantru kekurangan surat suara mencapai sekitar 50 surat suara. Untuk mengatasi hal itu, pihaknya berkoordinasi dengan TPS di sekitar yang mempunyai sisa surat suara.Â
Surat suara sisa merupakan surat suara yang tidak dicoblos lantaran pemilihnya tidak datang untuk mencoblos. Surat suara lebih itu digeser ke TPS yang kekurangan surat suara. Tapi di salah satu TPS di Desa Bendosari Kecamatan Ngantru kekurangan surat suara mencapai sekitar 50 surat suara.
Untuk mengatasi hal itu, pihaknya berkoordinasi dengan TPS di sekitar yang mempunyai sisa surat suara. Surat suara sisa merupakan surat suara yang tidak dicoblos lantaran pemilihnya tidak datang untuk mencoblos. Surat suara lebih itu digeser ke TPS yang kekurangan surat suara.
"Langsung kita kirim ke TPS yang kekurangan surat suara," katanya.Â
Susanah memastikan di Tulungagung tidak ditemukan syarat suara yang sudah tercoblos sebelum diberikan pada pemilih. Selepas proses pungut dan hitung suara selesai, hasilnya akan dimasukan ke aplikasi Sirekap milik KPU RI.Â
Â
Advertisement