:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/1388472/original/027463800_1477655001-Biyan_Wanaatmadja__Dari_Google_.jpg)
Lahir dan besar dari pasangan Surya Wanaatmadja dan Elizabeth Jonathan, Biyan Wanaatmadja muda menghabiskan masa kecilnya di kota Surabaya sebelum mengejar pendidikannya di dunia fesyen ke Jerman dan lulus dari universitas Mueller & Sohn Privat Mode Schule. Lima tahun berselang, ia juga lulus dari London College of Fashion.Kariernya di dunia fesyen terjadi pada tahun 1983 setelah ia bekerja untuk Enrico Coveri yang berbasis di Firenze, Italia. Setelah menimba pengalaman selama 15 tahun di Eropa, keluarga Biyan meminta dirinya untuk pulang ke Indonesia dan membuat merek fesyen sendiri. Hal ini ia wujudkan di kota kelahirannya dengan merintis sebuah merek baju kecil.Perlahan tapi pasti, ia mulai mengukuhkan namanya sebagai salah satu desainer terkemuka di Indonesia. Hingga kini, ia telah memegang tiga merek baju, yaitu Biyan yang ia rintis pada tahun 1984, Studio 133 setahun setelahnya dan (X) S.M.L sejak tahun 1999.
Tanggapan tentang Busana Nasional
Sudah lebih dari 30 tahun, Biyan berkarya di industri fesyen Indonesia. Ia pun semakin kokoh dengan karakter karyanya. Mengangkat komposisi berbagai budaya dalam busana yang ia rancang, secara konsisten Biyan mempertahankan dan melestarikan budaya Indonesia. Ia bahkan membawa harum nama Indonesia ke kancah fesyen Internasional dengan melakukan show dan kolaborasi dengan desainer luar negri. Lantas seperti apa makna busana Nasional di mata seorang Biyan?Busana nasional dimata Biyan, merupakan suatu tradisi budaya yang menjadi ciri dan identitas sebuah bangsa, seperti Indonesia memiliki kebaya sebagai busana nasional, Jepang dengan Kimononya, dan negara lainnya. Kini, rancangan busana Nasional sudah mengikuti perkembangan zaman, dan dituntut untuk semakin wearable. Tujuannya agar dapat digunakan oleh berbagai jenjang usia dan busana Nasional tetap dilestarikan sebagai sebuah warisan.
Seruni Sebagai Perayaan 31 Tahun Berkarya
Tema Spring/Summer 2015 dari Biyan adalah Seruni. Meski sudah jelas bahwa desainer lulusan London College of Fashion ini mengangkat tema floral, shownya kali ini memberi kejutan sedari awal tamu memasuki tempat show. Grand Ballroom yang lazimnya benderang dengan kilauan chandelier, saat itu menjadi gelap, langit-langitnya ditutup tirai hitam. Menengok ke ujung catwalk, backdrop hutan bambu terhampar dengan semburat lampu berwarna hijau. Suara kicauan burung pun terdengar.Acara pagelaran busana ini diawali dengan pemberian karangan bunga bagi pihak-pihak terkait acara, yakni label skincare asal Paris, Ioma, yang mendukung terselenggaranya acara, dan 2 organisasi kemanusiaan yang disupport Biyan melalui sebagian hasil dari fashion show tersebut.

Berita Terbaru
Kawasan Bontang Lestari Disiapkan Jadi Magnet Baru Investasi di Kaltim
Inilah Dosa yang Dianggap Remeh dan Azab Kubur dalam Kisah Rasulullah
BPKH Distribusikan Rp647 Miliar untuk Living Cost Jemaah Haji 2025
8 Manfaat Minum Cuka Apel Saat Perut Kosong, Salah Satunya Bikin Melek Tanpa Kafein
Bolehkah Minum sambil Berdiri, Bagaimana Hukumnya? Ini Kata Syekh Muhammad Jaber
Pecat 2 Anggota, Kapolres Sikka Minta Maaf kepada Keluarga Korban
Kelola Sampah di TPA Cipayung, Pemkot Depok Gandeng China dan Korea Selatan
Mengenal Posi Na Tanae Soppeng, Titik Tengah Indonesia di Tanah Sulawesi
Teleskop Hubble Ungkap Misteri Uranus yang Rumit
Jadwal Sholat DKI Jakarta, Jawa dan Seluruh Indonesia Hari Ini Rabu 16 April 2025
Kapal Ikan Asal Filipina Terciduk Curi Ikan di Perairan Talaud Sulut
Rahasia Makeup Katy Perry Tahan di Luar Angkasa, Pakai Produk Seharga Rp115 Ribu