Pengertian

Disfungsi ereksi adalah keadaan ketika penis tidak mampu ereksi atau mempertahankan ereksinya. Sebenarnya, tidak ada patokan yang spesifik berapa lama ereksi yang dikatakan normal. Hal ini sangat tergantung pada tingkat kepuasan masing-masing pasangan.

Gangguan ini kerap dianggap sebagai hal yang tabu. Alhasil, banyak pria atau pasangan segan berkonsultasi dengan dokter jika mengalami hal ini. Padahal, disfungsi ereksi bisa saja berkaitan dengan gangguan seksual pria lainnya, seperti ejakulasi dini dan penurunan hasrat melakukan hubungan seksual.

Diagnosis

Untuk mendiagnosis disfungsi ereksi, dokter akan melakukan serangkaian wawancara medis, pemeriksaan fisik, serta pemeriksaan penunjang pada Anda.

Dalam wawancara, dokter akan menanyakan keluhan yang Anda alami. Dokter juga akan menanyakan secara detail bagaimana aktivitas seksual Anda, riwayat penyakit yang pernah dialami, kebiasaan yang dapat berkaitan dengan disfungsi ereksi, obat-obatan yang sedang diminum, dan beberapa pertanyaan lainnya.

Selanjutnya, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik yang meliputi pemeriksaan fisik secara umum, pemeriksaan sistem saraf, serta pemeriksaan pada organ intim. Bila dirasa perlu, dokter juga dapat melakukan pemeriksaan colok dubur untuk memeriksa keadaan prostat Anda.

Sementara itu, pemeriksaan penunjang yang akan dilakukan dapat berupa pemeriksaan laboratorium darah untuk melihat kadar hormon reproduksi dalam tubuh Anda, serta pemeriksaan gula darah dan kolesterol untuk mendeteksi ada tidaknya kelainan gula darah dan kolesterol. Selain itu, dokter juga dapat melakukan pemeriksaan air seni untuk mengetahui ada tidaknya infeksi pada saluran kemih Anda.

Pada rumah sakit dengan fasilitas yang lebih lengkap, dokter dapat melakukan ultrasonografi (USG) pada penis dan area sekitarnya untuk mengetaui ada tidaknya gangguan.

Sebagian dokter juga akan melakukan pemeriksaan dengan menyuntikkan obat tertentu ke dalam penis. Hal ini berguna untuk merangsang penis dan menilai kemampuan ereksi Anda. Namun, pemeriksaan ini tidak rutin dilakukan.

Disfungsi Ereksi

Gejala

Gejala-gejala disfungsi ereksi yang spesifik adalah sebagai berikut:

  • Penis sulit mengalami ereksi
  • Penis sulit masuk ke dalam vagina karena kurang keras
  • Penis tidak dapat mempertahankan ereksi hingga istri mencapai orgasme
  • Penis mengalami ejakulasi terlalu cepat atau justru tidak mengalami ejakulasi karena tidak dapat ereksi

Selain itu, ada beberapa keadaan yang dapat berkaitan dengan disfungsi ereksi, seperti gangguan psikologis (kecemasan dan depresi), bentuk penis yang tidak normal, ukuran penis yang kecil, dan tekanan darah tinggi. Akan tetapi, gejala ini belum tentu dialami oleh semua penderita disfungsi ereksi.

Pengobatan

Penanganan disfungsi ereksi bervariasi tergantung pada penyebabnya. Pertama, Anda boleh berkonsultasi dengan dokter umum. Dokter umum nanti akan merujuk Anda ke dokter spesialis urologi, andrologi, psikiatri, dan dokter penyakit dalam sesuai dengan kemungkinan penyebab disfungsi ereksi.

Secara garis besar, beberapa pilihan penanganan yang dapat dilakukan untuk disfungsi ereksi yakni:

  • Konseling seksual. Konseling seksual akan dilakukan pada pria yang mengalami disfungsi ereksi karena masalah psikologis.
  • Obat-obatan. Beberapa jenis obat-obatan dapat merangsang terjadinya ereksi atau meningkatkan kadar hormon reproduksi dalam tubuh Anda. Ada obat yang berbentuk obat minum, obat oles, maupun obat suntik. Pilihan jenis obat ini akan diberikan oleh dokter sesuai indikasi dan dalam pemantauan oleh dokter.
  • Alat vakum dan cincin penis. Pada sebagian kasus, dokter akan memberikan alat vakum untuk merangsang darah masuk ke dalam penis, sehingga terjadi ereksi. Sementara itu, pemakaian cincin di bagian pangkal penis dapat membantu penis untuk mempertahankan ereksi.
  • Operasi. Operasi dilakukan pada keadaan tertentu, seperti gangguan prostat, gangguan pembuluh darah pada penis, kelainan bentuk penis, atau untuk pemasangan implan agar penis dapat ereksi.

Diskusikan dengan dokter mengenai penanganan yang paling tepat untuk Anda. Selain itu, jika Anda mengalami penyakit lain yang berhubungan dengan disfungsi ereksi (seperti hipertensi, diabetes, dan penyakit jantung), Anda juga harus melakukan kontrol secara teratur untuk penyakit tersebut.

Penyebab

Disfungsi ereksi dapat disebabkan oleh berbagai faktor. Faktor-faktor yang paling sering menyebabkannya adalah faktor psikologis, kurangnya hormon reproduksi, gangguan pada penis dan organ reproduksi pria, serta penyakit lain yang berhubungan dengan disfungsi ereksi.

Faktor psikologis yang dapat memicu disfungsi ereksi adalah konflik dengan pasangan, tidak tertarik pasangan seksual, pengalaman traumatis saat berhubungan seksual, adanya stres psikologis, depresi, perasaan cemas, dan gangguan kejiwaan lainnya.

Ada juga beberapa penyakit yang berhubungan dengan disfungsi ereksi, seperti hipertensi, diabetes, penyakit jantung, penyakit prostat, depresi, dan riwayat operasi (terutama operasi di area penis).

Beberapa jenis obat- obatan juga dapat memicu disfungsi ereksi. Selain itu, kebiasaan merokok dan minum alkohol, kelebihan berat badan, dan kurang olahraga juga merupakan faktor risiko terjadinya disfungsi ereksi.