Peringatan Konten!!

Artikel ini tidak disarankan untuk Anda yang masih berusia di bawah

18 Tahun

Verifikasi UmurStop di Sini

Bukan Cuma untuk Reproduksi dan Urinasi, Alat Kelamin Memiliki Fungsi Lain

Dokter spesialis kedokteran fisik dan rehabilitasi sekaligus konsultan neuromuskuler dan rehabilitasi seksual Herdiman B. Purba mengatakan bahwa alat kelamin memiliki fungsi kesenangan.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 23 Jul 2022, 21:00 WIB
Diterbitkan 23 Jul 2022, 21:00 WIB
Dokter Spesialis Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi sekaligus Konsultan Neuromuskuler dan Rehabilitasi Seksual Herdiman B. Purba
Dokter Spesialis Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi sekaligus Konsultan Neuromuskuler dan Rehabilitasi Seksual Herdiman B. Purba usai acara soft launching di Grand Hyatt di Kawasan Thamrin, Jakarta, Jumat (22/7/2022). (Foto: Liputan6.com/Ade Nasihudin).

Liputan6.com, Jakarta Dokter spesialis kedokteran fisik dan rehabilitasi sekaligus konsultan neuromuskuler dan rehabilitasi seksual Herdiman B. Purba mengatakan bahwa alat kelamin memiliki fungsi kesenangan.

Namun, membicarakan alat kelamin memang masih dianggap tabu. Bahkan, di fakultas kedokteran pembelajaran soal kemaluan sebagian besar mencakup dua hal saja.

“Pertama untuk reproduksi, kedua untuk urinasi. Pertama untuk menghasilkan keturunan, kedua untuk buang air kecil. Sementara ada fungsi lain, fungsi kesenangan terkait dengan organ genital dan ini tidak terlalu dibahas karena dianggap tidak penting atau tabu untuk dibicarakan,” ujar Herdiman dalam acara soft launching di Grand Hyatt di Kawasan Thamrin, Jakarta, Jumat (22/7/2022).

Ia juga membahas, riset-riset baru menemukan bahwa pria yang terinfeksi COVID-19 terancam mengalami gangguan disfungsi ereksi.

“Kalau kita lihat dari data itu, maka bukan tidak mungkin kejadian disfungsi ereksi itu menjadi lebih banyak. Tentunya jika itu terjadi harus ada fasilitas yang memang memfasilitasi kebutuhan itu.”

Disfungsi ereksi atau bahkan disfungsi seksual dapat ditangani dengan rehabilitasi seksual. Artinya, membawa kembali orang-orang yang bermasalah dalam hal seksual untuk kembali beraktivitas lagi dan menjadi manfaat bagi kedua belah pihak (suami dan istri).

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Sering Terjadi di Masyarakat

Dokter Spesialis Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi sekaligus Konsultan Neuromuskuler dan Rehabilitasi Seksual Herdiman B. Purba
Dokter Spesialis Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi sekaligus Konsultan Neuromuskuler dan Rehabilitasi Seksual Herdiman B. Purba dalam acara soft launching di Grand Hyatt di Kawasan Thamrin, Jakarta, Jumat (22/7/2022). (Foto: Liputan6.com/Ade Nasihudin).

Hal yang sering terjadi di masyarakat saat melakukan aktivitas seksual, wanita seolah-olah melakukan pelayanan terhadap pasangannya.

“Kalau kita bicara pelayanan maka ada yang melayani dan ada yang dilayani dan ketika situasinya seperti itu maka itu tidak pernah berimbang. Apakah begitu seharusnya? Tentu tidak.”

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan, salah satu kunci dari kualitas hidup yang baik adalah kualitas kehidupan seksual yang sehat.

“Kalau itu merupakan kunci kualitas hidup, bisa kita bayangkan ketika aktivitas itu kemudian tidak berimbang dalam konteks bahwa ada yang melayani dan dilayani, tentu ini merupakan suatu masalah yang perlu kita selesaikan.”

Rehabilitasi seksual dalam hal ini dapat mencakup berbagai upaya dan tindakan. Mulai dari diagnosis dengan menggunakan berbagai macam alat medis hingga melakukan pelayanan terapi.

“Mulai dari konseling, pemberian obat-obatan, atau menggunakan alat-alat yang sesuai standar.”

Guna menerapkan kesadaran bahwa kehidupan seksual adalah hal penting maka perlu ada pelayanan edukasi.

Edukasi Seksual

Dokter Spesialis Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi sekaligus Konsultan Neuromuskuler dan Rehabilitasi Seksual Herdiman B. Purba
Dokter Spesialis Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi sekaligus Konsultan Neuromuskuler dan Rehabilitasi Seksual Herdiman B. Purba menerima piagam dalam acara soft launching di Grand Hyatt di Kawasan Thamrin, Jakarta, Jumat (22/7/2022). (Foto: Liputan6.com/Ade Nasihudin).

Pelayanan edukasi seksual perlu diberikan kepada instansi atau pihak-pihak yang membutuhkan pelayanan terkait pendidikan seksual.

“Ini penting, harus digarisbawahi, karena sering kali kita mencari pengetahuan seksual itu dari tempat-tempat yang salah. Misalnya kita melihat film-film porno dan kita menganggap bahwa itu adalah ilmu pengetahuan yang benar.”

Sehingga, lanjut Herdiman, sering kali pada akhirnya masyarakat disesatkan bahwa pengetahuan dari film porno itu adalah pengetahuan yang benar.

“Nah di sini kita akan memberikan pelayanan dalam bentuk seminar terkait pendidikan seksual yang sudah kita rancang secara spesifik sesuai tingkatan umur dan juga kebutuhan-kebutuhan (audiens).”

Terkait dengan tatalaksana rehabilitasi seksual, Herdiman menjelaskan bahwa dalam melakukan aktivitas seksual setiap orang bisa melakukannya secara mandiri yang dikenal juga dengan istilah manstrubasi.

“Itu adalah aktivitas seksual mandiri, tapi yang kita bicarakan di sini lebih kepada aktivitas seksual berpasangan. Oleh karena itu, dalam tatalaksananya yang pasti kita minta untuk penderita membawa pasangannya.”

Bawa Pasangan Saat Rehabilitasi Seksual

soft launching di Grand Hyatt di Kawasan Thamrin, Jakarta, Jumat (22/7/2022). (Foto: Liputan6.com/Ade Nasihudin).
Soft launching di Grand Hyatt di Kawasan Thamrin, Jakarta, Jumat (22/7/2022). (Foto: Liputan6.com/Ade Nasihudin).

Pasien perlu membawa pasangannya saat melakukan rehabilitasi seksual lantaran sering kali laki-laki sangat bangga dengan kemampuan seksualnya. Padahal pada kenyataannya, disfungsi seksual perempuan sering kali disebabkan oleh disfungsi seksual laki-laki terlebih dahulu.

“Misalnya, banyak wanita yang mengalami gangguan orgasme, kepuasan, atau kenikmatan seksual karena pihak laki-lakinya mengalami misalnya disfungsi ereksi. Bisa dibayangkan, wanita ini harus melayani dan dia tidak menikmati aktivitas seksual, nah ini yang kemudian harus kita benahi.”

“Dalam terapi kita akan mengevaluasi, kita akan melakukan asesmen pada permasalahan yang ada baik pada penderita maupun pasangannya. Jangan sampai pasangan menjadi korban.”

Menurut Herdiman, laki-laki selalu bermasalah dengan egonya. Namun ada berbagai pendekatan yang bisa dilakukan agar membuat mereka sadar bahwa ada masalah di diri mereka terkait disfungsi seksual.

“Dalam proses tatalaksana, dalam proses konseling, kita akan mengajukan contoh sederhana terkait tahapan aktivitas seksual itu normalnya seperti apa. Kita lakukan wawancara atau anamnesis untuk bertanya tentang apa yang terjadi.”

“Ketika kita hadir, kita bisa menjadi jembatan untuk pasangan bisa mulai terbuka. Karena yang saya lihat dari pasien-pasien yang sudah pernah saya tangani, mereka sulit terbuka satu sama lain. Dengan adanya dokter sebagai mediasi, mereka bisa mulai terbuka,” pungkasnya.

Infografis Rahasia Sukses Memulai Hubungan Baru
Infografis Rahasia Sukses Memulai Hubungan Baru. (Liputan6.com/Lois Wilhelmina)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya